Yudha membukakan pintu mobil untukku dan langsung aku sambut uluran tangannya. Seperti yang dikatakan Yudha tadi siang kalau dia ingin mengajakku untuk menghitung puntungan rokok di Cafe Kenangan.
Dan saat ini ia benar-benar mengajakku ke Cafe Kenangan, apakah dia memang akan mengajakku untuk menghitung puntungan rokok di sana?.
"Kita mau ngitung puntungan rokok ya?" Tanyaku dengan polos.
"Iya" Jawab Yudha singkat.
"Kamu serius?"
"Iya serius"
"Yaudah, aku mau pulang aja" Putusku kemudian.
Namun aksiku itu urung terjadi saat Yudha menarik tanganku dan membuat tubuhku berhenti tepat di depannya, aku angkat wajahku agar dapat bersitatap dengan sosok tinggi itu.
"Kamu jangan pergi, tetap di sini, temanin aku. Cukup mama sosok wanita yang pergi, kamu jangan" Ucap Yudha lirih.
"Hey, kok bilangnya gitu?" Ku lingkarkan tanganku di pinggang Yudha untuk memeluk cowok itu.
"Kita masuk yok, aku punya sesuatu yang pengen ditunjukin ke kamu" Yudha merangkulku dan mengajak aku untuk memasuki Cafe Kenangan.
Dan baru saja aku melangkahkan kaki, tiba-tiba aku terjatuh akibat heels yang memang dari rumah sudah menjadi masalah untukku.
Melihat aku terjatuh, Yudha langsung membantuku untuk berdiri. Rasanya aku ingin menghilang saja dari bumi karena tidak kuat menahan malu.
"Kamu gak apa-apa?, ada yang sakit?" Tanya Yudha panik.
"Gak apa-apa kok, cuma sakit dikit" Ucapku dengan berusaha menyengir untuk menyembunyikan rasa malu.
"Makanya kalo jalan tuh pelan-pelan" Yudha mengusap puncak kepalaku dengan lembut.
***
Sangat jauh dari pemikiranku sebelumnya, Yudha mengajakku ke Cafe Kenangan bukan untuk menghitung puntungan rokok, hal lain, bahkan lebih dari sekedar makan malam.
Ternyata Yudha sudah membooking Cafe Kenangan untuk kami berdua, bukan sebuah meja, tapi satu cafe itu. Aku berjalan di area Cafe Kenangan tanpa ada satu pun pengunjung lain selain kami berdua.
Langkah kami akhirnya berhenti di satu meja yang terletak di tengah-tengah cafe, di atas meja itu penuh dengan taburan kelopak bunga mawar dan terdapat sebuah buket bunga mawar yang berukuran besar di atasnya. Yudha mengambil buket itu dan memberikannya kepadaku.
"Untuk yang lebih cantik dari mawar ini" Ucap Yudha dengan senyum tulus di bibirnya.
Ku ambil buket itu dengan perasaan yang campur aduk, ada senang, bahagia, bahkan terharu karena sudah diperlakukan seperti itu. Diperlakukan spesial, sebuah pengalaman pertama untukku.
Yudha menarik kursi dan mempersilahkan aku untuk duduk, selanjutnya alunan musik romantis pun memenuhi sudut demi sudut Cafe Kenangan. Dan seorang pelayan pun datang sambil membawakan dua piring spaghetti dan dua gelas minuman untuk kami.
"Aku gak nyangka kamu bakal kepikiran hal kek gini Yud" Ku tatap wajah cowok yang sukses membuatku bahagia itu.
"Kamu suka gak?" Tanya Yudha kemudian.
"Aku gila sih kalo bilang gak suka, cewek mana yang gak seneng diginiin coba?"
"Kan kali aja"
"Eh bentar, aku punya menu spesial nih buat kamu" Lanjut Yudha sambil memberi kode kepada seorang pelayan untuk membawakan apa yang ia maksud barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
Teen FictionRumah yang berdekatan dan orang tua yang akrab membuat persahabatan aku dan Nabil semakin erat. Hingga menginjak usia remaja, sosok baru datang di antara kami dan membuat persahabatan kami renggang. Namun tak cukup sampai di situ, Nabil yang terny...