Kakiku bergetar hebat dan tubuhku seakan tidak mempunyai tulang untuk menyangganya agar dapat berdiri tegak seperti manusia pada umumnya.
"Oh tuhan, ada apa denganku?" Tanyaku dalam hati, apa semua ini?, kenapa Nabil?, dan kenapa aku?. Deretan pertanyaan berserakan di kepalaku.
Terus saja aku rapikan kembali tupperware yang berserakan tanpa suara sedikit pun. Dan Nabil, sepertinya ia tengah berdiri di sekitarku, tapi aku tidak menghiraukannya.
Tanpa sadar setetes keringat jatuh dari keningku. Apa-apaan ini?, aku sampai berkeringat bagai baru saja selesai mengikuti lomba lari.
Setelah tumpukan tupperware kebanggaan mama sudah aku rapikan kembali, aku beralih mengambil gelas dan menyusunnya di atas nampan. Tak lupa juga aku ambil beberapa toples kue kering dari lemari.
"Lo bawain kuenya aja" Ucapku singkat pada Nabil tanpa menatap matanya.
Dengan cepat aku langsung membawa nampan minuman dan berjalan mendahului Nabil menuju ruang tamu, tempat bunda berada.
***
"Kok lama banget sayang buat minumnya?" Tanya bunda kepada ku saat menyadari aku yang baru saja kembali dari dapur dengan minuman dingin di tanganku.
"Lama gegara yariin gelas bun" Jawabku dengan senyum tipis dan langsung meletakkan minuman yang aku bawa di atas meja.
"Yaampun non, bibik lupa ngasih tau sama non Nabila kalo gelas di dapur udah bibik pindahin ke lemari bawah" Ucap bik Iyem merasa bersalah.
"Gak apa-apa bik, udah ketemu tadi Nabila cari"
Tak lama, dalam hitungan detik Nabil datang dengan toples-toples kue kering yang ia bawa. Cowok itu langsung meletakkan kue-kue itu di atas meja tanpa suara. Setelahnya ia langsung duduk di sofa tepat di samping bunda.
Ku lirik mama yang duduk tanpa sedikit pun ekspresi di wajahnya. Wajahnya datar dengan lingkaran hitam di kelopak bawah matanya, bibirnya pucat tanpa lipstik, tidak seperti biasanya pikirku.
"Eh, kita sampai di mana tadi?" Tanya bunda ke mama untuk melanjutkan perbincangan mereka yang sebelumnya terputus karena kedatangan aku dan Nabil.
"Ya begitulah, aku masih memikirkan bagaimana kedepannya" Ucap mama lirih dengan nada sangat pelan, hampir seperti berbisik.
Pagi itu semua pertanyaan yang memenuhi kepalaku selama ini akhirnya terjawab. Kenapa mama dan papa ribut?, apa penyebab papa menampar mama?, siapa wanita asing itu?, aku tahu semuanya.
Ternyata kecurigaan aku selama ini benar, papa yang selama ini selalu sibuk dengan dirinya sendiri, papa yang selalu lembur dan pulang pagi, papa yang akhir-akhir ini tidak dapat menjemput aku pulang. Semua itu hanya satu penyebabnya, papa selingkuh di belakang mama.
***
"Wih, pasti enak banget nasgornya" Ucapku antusias saat bergabung di meja makan. Ya walaupun aku tidak suka sarapan nasi goreng, tapi demi menghibur mama.
Langsung aku ambil piring tanpa di suruh lagi dan mengisinya dengan beberapa centong nasi goreng dengan toping ayam suir dan sosis, tanpa aba-aba lagi langsung aku sumpal mulutku dengan nasgor itu dan mengunyahnya seakan-akan sangat amat menikmati sarapan pagi itu.
"Uhukkk... Uhukkk...." Aku tersedak akibat suapan yang besar dan terburu-buru, tenggorokanku terasa panas, terasa seperti butiran nasi goreng berjalan sampai ingin keluar dari hidungku.
"Hati-hati dek makannya" Ucap mama khawatir dan langsung menyodorkan segelas air putih kepada ku.
"Mama makan juga dong" Pintaku pada mama dengan pura-pura memasang wajah cemberut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
Teen FictionRumah yang berdekatan dan orang tua yang akrab membuat persahabatan aku dan Nabil semakin erat. Hingga menginjak usia remaja, sosok baru datang di antara kami dan membuat persahabatan kami renggang. Namun tak cukup sampai di situ, Nabil yang terny...