Yudha, ia dengan kuda besinya berada di sana. Tangannya terulur memberikan helm bogo berwarna hitam polos kepadaku.
Aku yang masih bergeming di pijakanku belum juga menerima uluran helm itu, lalu tanpa perintah lagi cowok itu memasangkan helm itu di kepalaku.
Seperti memang dibeli untukku, helm kecil itu sangat pas dikepalaku.
"Mau ngajak gue telat nih ceritanya?" Yudha menyilangkan lengannya di depan dada, menunggu reaksiku selanjutnya.
Dengan berpegangan dibahu Yudha, aku menaiki motor ninja dengan warna hitam itu.
"Siap nona?" Yudha melirikku dari kaca spion dan aku menjawab tatapan itu dengan anggukan kecil.
***
Selama perjalanan aku masih bertanya-tanya mengapa Nabil meninggalkanku pagi ini. Tidak seperti biasanya dia begitu, Nabil biasanya tetap menungguku walau aku sering ngaret dan bangun kesiangan.
Lagi pula aku pagi ini tidak ngaret sedikit pun, aku bangun sekitar lima belas menit lebih awal dari biasanya. Jadi tidak ada alasan yang bisa dipakai untuk meninggalkanku.
"Mampus, telat kita" Tiga kata itu membuatku tersadar dari lamunan panjang.
Kami sudah berada di depan gerbang SMA Bina Bangsa, dan pemandangan yang aku lihat sekarang adalah gerbang SMA Bina Bangsa yang sudah tertutup rapat tanpa cela.
Buru-buru aku menghambur menghampiri pagar itu dengan helm yang masih setia di kepalaku.
Dari luar gerbang aku melihat para siswa yang sudah mulai berbaris membentuk barisan senam pagi, dan aku?, aku berdiri di luar gerbang dengan ekspresi kesal dan marah yang bercampur aduk.
"Pak Anton!, buka gerbangnya Pak!" Aku berteriak sembari menggedor-gedor pagar tanpa menemukan sosok Pak Anton di pos satpam.
"Percuma lo teriak-teriak, kagak bakal kedengeran. Pak Anton juga udah ngopi di kantin belakang palingan" Yudha yang masih bergeming di atas motornya menatap ku prihatin.
Aku berjalan mendekatinya dan memasang wajah cemberutku yang jelek.
"Gue mau nungguin Pak Anton biar dibukain gerbang"
"Lo yakin? "
"Iya"
"Lo kagak pernah telat apa? "
"Ya kagak lah, gue aja ke sekolah bareng Nabil mulu. Dia pergi sekolahnya pagi, kagak bakal telat gue mah"
"Terus ini?"
"Ini kan bareng lo"
"Maksud gue si Nabil kemana? "
"Gatau"
"Hmmm. Oke, sekarang cabut yok" Yudha sudah siap dengan mesin motor yang sudah dihidupkan.
"Kemana? "
"Ya pergi dari sini lah, kalo lo tetep ngotot mau masuk tar juga lo bakal di suruh cabutin semua rumput di Bina Bangsa.Emang lo mau? "
KAMU SEDANG MEMBACA
Pulang
Teen FictionRumah yang berdekatan dan orang tua yang akrab membuat persahabatan aku dan Nabil semakin erat. Hingga menginjak usia remaja, sosok baru datang di antara kami dan membuat persahabatan kami renggang. Namun tak cukup sampai di situ, Nabil yang terny...