33. HILANGNYA UNYIL

34.6K 2.1K 110
                                    

 

Sudah sekitar seminggu, setelah Diksa memberi tahu Kynara tentang rumah yang di cicilnya dengan gajinya sendiri dan sudah lima hari pula Kynara dan Diksa menempati rumah barunya. Walaupun tidak sebesar rumah orang tuanya, namun rumah tersebut sangat nyaman.

"Mama apa kabar ya?" Kynara menatap Jendela luar rumah dengan mata yang seketika berkaca-kaca, ia sangat merindukan ibu kandungnya. Bahkan setelah dulu ia diusir ia belum pernah bertemu ibunya kembali.

Tak ingin larut dengan kesedihan Kynara menghapus air matanya dan mencoba mengerjakan pekerjaan rumah agar menghilangkan rasa sedihnya. Kata ibunya dulu orang hamil tidak boleh bermalas-malasan, tapi juga tidak boleh kecapean. Maka dari itu Kynara akan menyapu lantai dan juga memasak untuk suaminya.

****

"Eh kalau kita udah lulus, kita masih bisa bareng-bareng kaya gini nggak ya?" Tanya Binar menatap teman-temannya. Kini mereka sedang duduk di tangga sebelum bel masuk kedua berbunyi.

"Tumben tanya-tanya, kesambet lo?" Jawab Panji menimpali.

"Ya ngga gitu juga mazzeh, gue cuma mau bikin kenangan yang banyak di SMA karna semuanya ngga bakalan dateng dua kali kan?"

"Hm, kalaupun kita udah lulus. Kita masih bisa sama-sama, pintu rumah gue selalu kebuka lebar buat kalian." Diksa menjawab seraya mengotak-ngatik rubik ditangannya. Ia juga pasti akan merindukan masa-masa sekolah SMA seperti sekarang ini.

"Rumah gue, juga kok!." Serobot Binar cepat.

Panji menatap Binar yang kerap menjadi rival-nya dalam adu mulut, tidak ada yang mau mengalah jika sudah berdebat. Pasti setelah lulus ia akan merindukan moment berdebat dengan Binar "Gara-gara Binar gue jadi sedih gini," kata Panji mengelap matanya yang tiba-tiba berair.

Dito berdecak "Lebay!"

"Jahat banget!, semoga hari lo Senin terus!"

Firman tertawa lepas melihat wajah memelas Panji yang mengumpati Dito. "Ya ngga gitu juga Nji"

Panji menjawabnya dengan cengengesan.

"Anjay,,, si Diksa udah berpawang ni ye," goda Binar ketika melihat gelang hitam yang bertengger manis di pergelangan tangannya.

Diksa yang semula memainkan rubik langsung menatap Binar bertannya "Apanya?"

"Itu gelang hitam," kata Binar seraya menunjuk gelang yang dipakai Diksa, "katanya ni ye kalau cowok pake gelang hitam itu artinya dia udah punya pawang."

"Hooh katanya si gitu" Panji ikut menimbrung diantara mereka.

"Ini kado dari Kynara" jelas Diksa seraya menunjukan gelangnya.

Binar langsung menatap Diksa takjub, "Anjay, Kynara diem-diem posesife amat ya sama lo Dik, dia kasih lo gelang hitam biar semua orang tau kalau lo udah punya pawang yaitu Kynara."

Diksa diam setelah mendengar penuturan Binar, Astaga jadi Kynara memberikannya gelang agar Diksa tidak lagi menjadi inceran kaum-kaum hawa disekolah?, memikirkan itu membuat Diksa ingin cepat-cepat pulang sekolah dan segera bertemu istrinya.

"Shit!"

******

Setelah pulang sekolah, berganti pakaian, serta makan, Diksa langsung pergi ke markas. Seperti sekarang ini Diksa sudah sampai didepan markas. Namun baru saja akan melangkahkan masuk kedalam markas, teriakan nyaring membuat Diksa menghentikan langkah kakinya.

DIKSA ADYTAMA  [SUDAH TERBIT DAN LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang