DIKSA ADYTAMA [SUDAH TERBIT DAN LENGKAP]

41. LAHIRNYA CALON LEADER

Assalamualaikum teman-teman❤❤❤

Aku kembali nihh, Seneng kan?😎🤭

Untuk Patt ini jangan lupa vote dan komen juga ya🙏

Happy Reading
___________________

Hari ini adalah genap 1 bulan ketika Diksa dinyatakan lulus, bahkan kandungan Kynara juga sudah memasuki minggu lahiran, dan selama beberapa minggu belakangan ini Diksa sebagai seorang papa yang baik selalu berada di samping Kynara.

Kynara mengeliat pelan dalam tidurnya, perempuan itu merasa perutnya terasa sakit yang luar biasa, ia mengambil hp yang ada disampingnnya untuk mengecek jam berapa ini, ternyata jam menunjukan pukul 04:00 pagi.

Shhhh....

Kynara terus meringis menahan sakit yang kian tak tertahankan, ia menoleh pada suaminya yang nampak masih anteng-anteng dan belom terusik.

"Kakhhh.., sakitt shhh" ringis Kynara, mencoba menggoyangkan bahu suaminya agar terbangun.

Diksa berguman pelan, ia mulai terusik ia menoleh pada Kynara yang masih meringis memegangi perutnya. Ia langsung terduduk dan memegang bahu Kynara pelan.

"Kayanya lo bakalan melahirkan sekarang Ra, ayo gue gendong." Titah Diksa.
Baru saja akan menggendong Kynara, dirinya melihat ada air yang mengalir dari paha dalam Kynara.

"Ketuban..?"

"Shhh sakit kak," Kynara kian menggelengkan kepalanya, untuk menghalau rasa sakit yang kian melanda dirinya.

Tanpa basa-basi Diksa langsung menggendong Kynara menuju mobilnya, untuk menuju ke rumah sakit.

*****

Diksa turun dari mobilnya tergesa-gesa, ia terus menggendong Kynara yang terus meringgkuk dalam gendongannya akibat menahan rasa sakit di perutnya.

"Dokter!, Dokter! tolong istri saya mau melahirkan," teriak Diksa kala sampai di depan UGD.

Suster-suster yang bertugas di sift malam, langsung terpenjat kaget kala mendengar triakan Diksa. Mereka langsung berlari mengahampiri cowok itu dan membawakan brankar berjalan untuk Kynara yang masih dalam gendongan Diksa.

"Ayo Mas, mbaknya di letakan di brankar saja," perintah Suster tersebut, seraya menunjuk brankar yang di bawanya dengan telapak tangannya.

Tanpa basa-basi Diksa meletakan Kynara di Brankar, setelah itu ia menjauhkan tubuhnya. Namun dengan segera Kynara menahannya, perempuan itu kini memejamkan matanya dengan air mata yang mengalir di pipinya.

"Ja-ngan per-gi kak, a-ku ta-kut," bisik Kynara pelan, seraya meremas kemeja Diksa.

Diksa mengelus puncuk kepala Kynara mencoba menenangkan, "Jangan takut ya sayang, aku di sini." Kata Cowok itu mengecup dahi istrinya yang mulai berkeringat.

Kynara mengangguk pelan, kini gadis itu sedikit melonggarkan remasannya pada Kemeja Diksa. Laki-laki itu yang melihat Kynara mulai tenang kembali langsung menoleh pada suster disampingnya.