Happy reading
"Gue berangkat dulu," Pamit Diksa, seraya membenarkan tas yang tersampir dibahunya.
"Iya kak, hati-hati." Kynara mengangguk, lalu menyalimi tangan kanan Diksa.
"Nanti setelah gue pulang, kita cek kandungan ya?, gue mau liat anak gue"
"Oke kak," jawab Kynara seraya menunjukan simbol ok pada laki-laki itu.
Diksa tersenyum lalu mengelus kepala Kynara dan turun mengelus perut Kynara yang kian membuncit, setelah itu ia berjalan menuju garasi untuk mengeluarkan motornya dan mengendarainnya menuju sekolahnnya.
******
"Yang pake tas ungu, jangan sampe lolos"
Binar bernanyi ketika segerombolan adik kelas melintas didepan kelasnnya, ya memang kelas 10 dan 11 pulang lebih awal di banding kelas 12 seperti dirinya.
Adik kelas yang merasa bertas ungu tersebut langsung tersipu malu, ia menundukan kepalanya lalu mempercepat berjalannya menuju parkiran, ia salting karna di goda buaya kelas kakap seperti Binar.
"Kasian Anak orang Bin baper, tapi ngga ada yang tanggung njawab" Panji geleng-geleng kepala melihat sahabatnya selalu menggoda para kaum perempuan yang memang mudah terayu dengan gombalan buaya.
"Ooo maaf kawan, saya hanya memanfaatkan ketampanan saya agar tidak terbuang sia-sia" kata Binar songong seraya menyugar rambut basahnya kebelakang setelah solat tadi.
"Anjay, buaya semakin di depan" Panji bertepuk tangan heboh.
"Sa ae lo, kaya Yamaha kali," Timpal Binar terkekeh.
"Ngomong-ngomong nih ye, Diksa sholat apa semedi lama bener kagak balik-balik." Bola mata Binar bergeliya kesana-kemari mencari ketuannya yang sendari tadi berada di mushola namun belum juga kembali.
"Semedi-semedi, lo pikir pesugihan." Jengah Firman, akhirnya berkomentar.
"Ya, dia juga ngapain lama bener"
"Biarin napa Bin, siapa tau Diksa lagi doain anaknya buat sehat, terus keluarnya mudah." Ujar Panji.
"Oiyaa, tu jabang bayi udah berapa bulan ya?."
"Ya jangan tanya saya, saya kan bukan mak bapaknya." Panji mengangkat bahunya acuh.
"Ngeselin banget muka lo Nji serius, pen tak tamplong" gemas Binar meremas-remas udara.
"Nyenyenye"
Malas menanggapi Panji yang malah menye-menye kepadanya netranya menatap Dito yang menatap seorang perempuan dengan surai panjang sepunggung yang tengah berjalan sendirian dia Disya, gadis yang menyukai Dito dari pertama kali bertemu namun selalu diabaikan oleh Dito. "Diem mulu lo Dit, sariawan?"
Dito tersadar ia langsung memutuskan pandandang dari gadis itu, "Nggak"
"Kenapa Dit?, nyesel lo dia udah ngga ngejar lo lagi?" tanya Panji mengompori.
Dito diam, lidahnya terasa kelu.
"Masuk, udah bel" intrupsi seorang mengagetkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
DIKSA ADYTAMA [SUDAH TERBIT DAN LENGKAP]
Ficțiune adolescențiTentang sebuah kesalahan yang berakhir pada Pernikahan. Diksa Adytama seorang Leader Owllife yang memiliki sifat Datar, Dingin, dan Cuek. Lalu bagaimana jika seorang yang memiliki sifat seperti itu akan menjadi seorang Ayah?. [BANYAK UMPATAN KASAR D...