10: Diperbaiki

2.8K 243 4
                                    

Hari mulai menyambut pagi, menggantikan bulan pada malam hari. Cahayanya merembes masuk dari selah jendela, menyambut sepasang mata yang masih tertutup, tidurnya benar-benar nyenyak tak terusik.

"Eungh," lenguh Amam seraya mengucek matanya.

Dirinya bangkit dari posisi tidur lalu matanya mencari cari keberadaan jam dinding. Matanya membulat dan langsung turun melesat dari kasur dengan panik bukan main. Di raihnya handuk dan segera memasuki kamar mandi.

"Aku lupa anjir!" Amam reflek mengumpat ketika ia lupa jika hari Sabtu pagi ini, Devano akan pergi mengajaknya jogging di taman.

Setelah selesai dengan perkara mandi nya dengan handuk melilit cantik di pinggang. Amam kembali memasuki kamarnya dan mulai membuka lemari bergambar rumus Matematika yang ia miliki untuk memilih baju.

"Ini aja deh," gumam Amam final setelah memilih pakaian yang akan ia kenakan.

Amam mulai berdandan, memakai pakaian, menyisir rambutnya hingga terlihat rapi, memakai parfum dan mengecek kembali dirinya dari pantulan cermin.

"Kok Amam cakep ya? Kayaknya aku anaknya Raffi Ahmad deh, cuma ketuker di inkubator aja kali ya?" monolognya di depan cermin, seperti biasa.

"Amam, ada yang cariin kamu nih," suara lantang Aiden terdengar dari luar, membuat Amam dengan segera keluar kamar dan menyambut sosok yang mencari dirinya.

Amam segera pergi membukakan pintu, seorang pemuda tampan dengan kaos putih bercelana jogger hitam panjang dengan sepatu putih sedang berdiri di depan rumahnya-pemuda itulah yang akan mengajaknya keliling dunia, eh maksudnya keliling taman hari ini.

"Selamat pagi," sapa Devano dengan senyum manis seraya mengacak rambut Amam.

"Iya, pagi juga Kak Devano."

Devano yang melihat adik kelasnya itu menggunakan hoodie abu abu dengan celana training panjangnya serta sepatu putih yang dominan membuat Devano semakin gemas terhadapnya.

"Lucu amat," ucap Devano gamblang.

"Udah dibilang kalau Amam itu gak lucu! Amam kayak bebek!" jelas Amam.

Devano terkekeh, "Astaga."

"Kita jadi joggingnya kak?" tanya Amam sembari berjalan terlebih dahulu keluar rumah, dijawab anggukan oleh Devano.

Devano lantas menyalakan mesin motornya dan pergi menuju taman bersama dengan Amam yang sedang duduk manis dibelakang motornya.

***

Mungkin karena masih dalam suasana subuh, di jalan raya masih terlihat sepi karena mungkin orang-orang masih pada tidur apalagi hari ini adalah hari minggu. Namun, ada beberapa orang yang sudah mulau bersenam dan berjogging dengan teman-teman serta keluarga mereka.

"Dingin... kak berhenti dulu," tubuh Amam menggigil kedinginan ketika angin pagi menghembus masuk menembus kulitnya. Lelaki itu kemudian menyuruh Devano agar memberhentikan laju motornya di tepi jalan.

Devano lantas memberhentikan motornya di tepi jalan, "Dingin?"

"Iya." jawab Amam singkat dan kemudian turun dari motor.

"Duduk dulu di situ," Devano menunjuk ke arah sebuah bangku di halte bus, "Saya parkirkan motor dulu," lanjutnya. Setelah sudah memarkirkan motornya, Devano kembali ke tempatnya dan melihat Amam yang sedang duduk dengan tudung hoodie yang ia kenakan di kepala.

"Pakai ini," Devano melepaskan jaket yang dikenakannya dan memberikannya pada Amam.

Amam menggeleng sebagai jawaban, "Enggak usah kak. Udah kakak aja yang pakai. Nanti kakak kedinginan lho kalo jaketnya dilepas."

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang