11: Kita Pacaran

2.4K 211 3
                                    

"Aul, anterin aku ke perpustakaan mau gak?" tanya Amam, lelaki itu membawa sebotol air mineral yang ia beli di kantin setelah upacara bendera hari Senin telah selesai dilaksanakan.

"Boleh, tapi harus ada imbalannya," jawab Aulia dengan cengirannya.

Amam tersenyum kaku mendengarnya, lantas pemuda itu memberikan sebungkus permen batang kepada Aulia karena sebelumnya ia sempat membeli serenceng permen di kantin sekolah. Berjaga-jaga jika Aulia akan bad mood seharian plus jika dirinya meminta bantuan gadis itu.

Aulia tersenyum senang ketika mendapatkan makanan manis favoritnya, gadis itu membuka permen batang itu dan menyumpalnya kedalam mulut.

"Ayo," ajak Aulia yang terlebih dahulu jalan menuju perpustakaan sekolah.

Mereka berdua berjalan beriringan, melewati beberapa koridor kelas XI dan akhirnya mereka tiba di salah satu pintu berwarna coklat dengan papan tulisan bertuliskan:

PERPUSTAKAAN ILMU SMA REVAZHAR

Amam membuka pintu perpustakaan itu yang sudah terbuka gemboknya. Decitan dari pintu perpus itu membuat giginya mendadak ngilu.

"Susah didorongnya bangsat," Amam lagi-lagi reflek mengumpat ketika pintu perpustakaan itu macet ditengah jalan ketika Amam mencoba untuk mendorongnya.

"Minggir." titah Aulia, gadis itu menggulungkan kedua lengan seragamnya ke atas dan bersiap-siap untuk mendorong pintu perpustakaan yang macet itu dengan sekuat tenaga.

Brak

"Whoaaa daebak!" puji Amam ketika Aulia berhasil mendorong pintu sialan itu.

"Bukan apa-apa hehe," Aulia menggaruk tengkuk lehernya yang tak gatal, merubah ekspresi wajahnya yang barusan sangar kembali menjadi cantik jelita. Sepertinya Aulia merupakan sosok reinkarnasi dari petarung gulat deh.

Sebuah ruangan yang dipenuhi oleh buku-buku, berantakan, berdebu, dan nampak sepi dan sunyi. Perpustakaan ini sudah lama tidak dimasuki oleh murid-murid. Ayolah, Amam berharap agar perpustakaan yang menjadi tempat favorit keduanya setelah kantin di sekolah jangan sampai punah ditelan zaman.

Zaman semakin canggih, handphone dimana-mana. Semua murid bahkan semua orang menggunakan benda canggih itu untuk mencari informasi atau sekedar membaca cerita. Semuanya dengan sangat mudah, cepat dan praktis hanya dengan menggunakan handphone.

"Udah ketemu bukunya Mam?" tanya Aulia pada Amam yang masih sibuk mencari buku yang sedang dicarinya. Gadis itu tengah duduk disebuah kursi dengan permen batang yang masih menyumpal dimulutnya.

"Belum Ul, dimana sih bukunya?"

"Kamu tanya sama aku? Terus aku tanya sama siapa? Sama diriku? Diriku yo ndak tau."

Amam mendengus sebal pada sahabatnya itu, bukannya membantu mencari buku cerita hikayat berjudul Hang Tuah, gadis itu malah mengeluarkan logat Jawanya, dan kini malah asik memutar-mutar bola globe yang terdapat diatas meja.

"Ngapain sih?" tanya Amam yang masih sibuk mencari buku.

"Lagi nyari Korsel, dimana sih letaknya?" Aulia terus-terusan memutar globe nya, mencari-cari dimana letak negara Korea Selatan berada. Hingga beberapa saat setelahnya, gadis itu akhirnya menemukannya.

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang