14: Olimpiade Matematika

3.3K 200 7
                                    

Pagi ini, tepatnya hari Rabu. Amam yang sudah rapi dengan seragam putih abu-abunya serta identitas nama yang mengalung dilehernya sedang dibonceng oleh seorang pemuda menggunakan motor sport menuju SMA Avichena yang dimana menjadi tempat untuk Olimpiade Matematika antar sekolah yang akan dilaksanakan hari ini.

Perasaan Amam semakin gugup kali ini. Waktu olimpiade sudah didepan mata, ia berharap bisa menampilkan yang terbaik. Dan semoga juga, Amam mendadak menjadi Jerome Polin dan Maudy Ayunda agar ia bisa mengisi dan menjawab soal-soal Matematika dalam olimpiade tersebut dengan mudah.

"Gugup?" tanya Zaki pada Amam karena adik kelasnya itu sedari tadi hanya diam ketika mereka berdua sudah sampai di SMA Avichena.

"Enggak kak, Amam gak gugup sama sekali," jawaban dari Amam malah membuat Zaki terkekeh geli karena adik kelasnya itu menyebut mbel-embel namanya sendiri.

"Gak usah gugup oke? Kakak yakin kamu bisa," ucap Zaki memberi semangat.

"Sekalian menunggu olimpiadenya dimulai, gimana kalo kita jajan dulu? Biar kakak yang traktir." Zaki menggandeng sebelah tangan Amam, membawanya ke salah satu minimarket yang berada tak jauh dari sekolah.

"Kamu mau apa? Ambil aja." ucap Zaki, namun dijawab gelengan kepala oleh Amam karena lelaki itu itu tidak mau apa-apa dari Zaki karena merasa tidak enak.

"Mau roti atau snack?" Zaki mencoba untuk berbicara pada Amam. Namun usahanya nihil, adik kelas mungilnya itu selalu menundukkan kepalanya seolah enggan untuk menatap langsung netra miliknya.

Zaki melengoskan nafasnya panjang dan mencoba berbicara santai pada Amam, dengan harapan agar Amam menatap kearahnya.

"Kamu mau susu kotak?" tanya Zaki final.

Amam menggeleng, "Enggak,"

"Bohong, masa iya minuman favorit kamu ditolak." balas Zaki.

"Kok kakak tau?"

"Ada deh."

Zaki sebenarnya sudah lama mengetahui jika adik kelas satunya ini menyukai susu kotak. Padahal, hampir setiap hari pemuda itu melihat Amam selalu membawa kotak susu digenggaman tangannya saat berada di sekolah, dan itu selalu Zaki lihat bahkan hampir setiap hari.

Zaki lantas menarik tangan Amam dan membawanya ke depan kulkas besar di minimarket ini. Ada banyak sekali jenis varian susu yang berbeda dari setiap merk ternama.

"Kamu mau yang mana?" tanya Zaki sesaat setelah membuka pintu kulkas itu.

Amam mencoba mengambil susu perisa cokelat yang berada di bagian paling atas, namun karena posisinya yang tinggi sedangkan postur tubuhnya yang pendek, membuat Amam tidak bisa mencapai kotak susu itu.

Zaki yang langsung peka ketika melihat Amam yang menjinjitkan kakinya demi menggapai susu yang berada dipaling atas lantas mengambilkan susu perisa cokelat itu dan memberikannya pada Amam.

"Makasih kak," ucap Amam ketika Zaki memberikan susu kotaknya.

"Satu doang?" tanya Zaki.

Amam mengangguk.

Zaki kemudian mengambil dua kotak susu rasa pisang dan stoberi dan memberikan keduanya pada Amam, "Kebanyakan kak, satu aja udah cukup kok," ujar Amam, semakin merasa tidak enak pada Zaki.

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang