22: Liontin

1.5K 129 1
                                    

"Seneng?"

Amam mengangguk.

"Seneng karena dibeliin es krim atau seneng karena kakak ajak jalan-jalan?"

"Dibeliin es krim." jawab Amam jujur, membuat Devano langsung merubah raut wajahnya menjadi datar.

"Kakak ih! Itu kan es krim punya aku! Jangan dimakan dong!!" Amam dibuat kesal karena tiba-tiba Devano langsung melahap setengah es krim yang sedang dimakannya.

"Minta sedikit, masa gak boleh?" tanya Devano disertai dengan kekehan kecil.

"Enggak. Kakak beli aja sana," suruh Amam, tidak tahu diri memang.

Devano tersenyum melihat cara Amam memakan es krim berwarna putih. Saat es krimnya meleleh ke tangannya, bukannya dibersihkan menggunakan tisu, tetapi lelaki itu malah menjilatinya hingga bersih dan tak bersisa sama sekali.

"Udah abis," ucap Amam setelah memakan cone es krimnya. Ada sisi senang dan sisi kesalnya. Senang karena es krim itu dibelikan oleh Devano, sedangkan kesal karena Devano juga yang memakan es krimnya setengah.

"Jalan lagi?" tanya Devano, ia beranjak dari duduknya dan mengarahkan tangan kanannya untuk menggandeng tangan kecil Amam.

Amam mengangguk, lelaki itu ikut bangkit dari duduknya dan dengan senang hati memberikan tangannya agar digandeng oleh Devano.

Mereka berdua kini sedang berada di dalam salah satu mall terbesar di Ibukota. Sebenarnya, Devano ingin mengajaknya ke alun-alun kota, tapi pemuda itu merasa terlalu cringe menurutnya.

Amam dan Devano berjalan beriringan sembari bergandengan tangan, menghiraukan banyak pasang mata yang memperhatikan mereka dengan tatapan lucu dan gemas. Ada yang beranggapan jika mereka adalah adik dan kakak, teman tapi mesra, dan ada juga yang menganggap mereka sebagai pasangan.

"Kak?" panggil Amam, lelaki itu mendongak kearah atas menatap kedua mata Devano.

"Kenapa?"

"Aku mau pipis," jawab Amam, lelaki itu sudah tidak kuasa menahannya sekarang. "Aku udah gak tahan kak,"

Devano dengan cepat menggendong Amam dan membawanya menuju toilet mall, berlari cukup kencang karena Amam benar-benar sudah tidak tahan untuk buang air kecil sekarang.

Setelah beberapa saat mencari, akhirnya Devano menemukan toilet khusus pria yang letaknya tak jauh dari lokasi dirinya dan Amam berhenti tadi.

"Kakak tunggu diluar, Amam gak lama kok." setelah mengatakan itu, dengan cepat Amam ngimprit masuk ke dalam bilik toilet dan membuang air pipis yang membuatnya tidak tahan itu.

Devano mengangguk, pemuda itu kemudian berjalan kearah samping toilet agar tidak menghalangi orang yang hendak masuk dan keluar toilet.

Dugh

"Maaf, maaf mas, saya tidak sengaja." ucap seorang pria. Pria itu hendak masuk ke dalam toilet, tapi tubuhnya secara tidak sengaja menabrak tubuh Devano dengan cukup keras.

Devano menatap pria itu dan hanya memakluminya.

Hampir tujuh menit Devano menunggu, tapi pemuda itu sedari tadi tidak melihat tanda-tanda Amam yang keluar dari toilet. Karena cemas, pemuda itu memutuskan untuk masuk kedalam toilet, mencari Amam yang entah mengapa lama sekali padahal hanya buang air kecil saja.

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang