23: Pick Me Girl

1.4K 114 0
                                    

"Kamu beli kalung?" tanya Aiden, pria itu sedang mengobrol dengan Amam didalam kamarnya dan melihat melihat sebuah kalung yang mengalung di leher Amam.

"Enggak, kak Devano yang beliin Amam tadi." jawabnya.

Aiden dibuat tidak percaya dengan jawaban dari Amam. Mas iya Devano rela membelikan Amam kalung permata secantik itu?

"Dalam rangka apa Devano belikan kamu kalung itu? Bukannya kalung itu harganya mahal ya?" tanya Aiden, mampu membuat Amam terdiam.

***

"Kemarin gue liat lo berdua sama kak Devano di mall, ngapain?" tanya Cindy.

Cindy sempat melihat Amam dan Devano berjalan beriringan di dalam mall ketika dirinya dan sang mama sedang berbelanja. Cindy hendak memanggil mereka berdua, tapi karena Mamanya hendak pergi dari toko baju, jadi terlepas sudah.

"Serius Mam? Lo jalan sama kak Dev ke mall?" sahut Aulia, gadis itu duduk tepat disebelah Cindy. Dan jangan lupakan pula permen batang yang menyumpal didalam mulutnya.

Amam yang saat itu tengah asik menggambar dibuku gambar lantas dibuat terdiam dengan pertanyaan keduanya. Amam merutuk di tempatnya, mengapa Cindy selalu tau ketika dirinya dan Devano jalan berdua. Apakah gadis itu seorang mata-mata?

"Iya." jawab Amam jujur.

Aulia dan Cindy memekik senang sekaligus dibuat tidak percaya. Benih-benih penasaran mereka tentang Amam dan Devano mulai tumbuh. Apakah dugaan mereka selama ini tentang Amam dan Devano pacaran benar-benar nyata.

"Lo pacaran sama kak Devano ya Mam?" tanya Cindy gamblang, gadis itu semakin mendekatkan wajahnya tepat di depan Amam.

"Dih anjir? Enggak ya! Aku masih suka sama cewek," jawab Amam seraya mendorong kening Cindy ke belakang menggunakan pensil hingga membuatnya menjauh.

"Serius?" tanya Aulia memastikan.

Amam menganggu mengiyakan.

"Serius nih lo gak pacaran sama kak Devano?" tanya Cindy ikut penasaran.

Amam kesal. Emosi lelaki itu seperti ingin meledak mendengar pertanyaan-pertanyaan konyol dari kedua sahabatnya itu.

"Dengar ya. Aku sama kak Devano itu gak pacaran!" balas Amam dengan suara yang teramat ketus.

Kedua gadis di depannya itu hanya meledakkan tawa mereka heran. Padahal mereka berdua hanya bertanya. Tapi, kenapa Amam menjawabnya dengan ketus sambil marah-marah.

Sedangkan Amam, lelaki itu mengerutkan dahinya aneh. Apa dia salah berbicara hingga membuat keduanya tertawa puas seperti itu?

"Gue sama Aul cuma nanya doang woi! Gak harus emosi gitu juga kali. Kalem bro, kalem," ucap Cindy masih dengan kekehannya.

Amam mendengus kesal, lelaki itu lebih baik melanjutkan acara menggambarnya daripada harus meladeni omongan dari kedua sahabat biadapnya itu.

"Mam?" panggil Cindy, dirinya memulai topiknya lagi setelah hening beberapa saat.

Amam yang sedang menggambar kembali dibuat kesal. Mengapa teman perempuan satunya ini selalu membuatnya EMOSI SIH?

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang