53: Vancouver, Kanada

782 54 3
                                    

Sembilan bulan sudah berlalu semenjak Devano memutuskan untuk LDR dengan Amam dan pergi ke Kanada bersama sang Papa untuk membantu mengurus perusahaan besar keluarga D4 di negara tersebut. Dan sudah beberapa bulan yang lalu juga Devano lulus dari sekolahnya. Ia lulus dengan nilai terbaik di salah satu high school di kota Vancouver, Kanada.

Sekarang, Devano memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di salah satu universitas terbaik di Kanada yaitu University of Calgary yang berada di kota Calgary, Kanada. Rasanya begitu berat, kuliah sembari mengurus perusahaan itu bukan persoalan yang mudah. Apalagi ditambah dengan jarak apartemennya yang berada di Vancouver sedangkan universitasnya berada di Calgary.

Begitu melelahkan bagi Devano. Ia harus menempuh jarak beberapa kilometer setiap dua hari sekali dari Vancouver menuju Calgary. Devano benar-benar harus pintar dalam mengatur waktu untuk perusahaan dan belajar untuk kuliah.

"Kita kapan pulang ke Indo, Pah?" tanya Devano pada sang Papa yang sedang sibuk memainkannya laptopnya di sebuah sofa.

Danish menatap Devano, "Tidak ada pertanyaan lain selain itu, Van? Papa bosan dengarnya," Danish menutup layar laptopnya, "Kamu, kan harus pantau perusahaan D4 disini, Van. Kamu masih ingat, kan apa yang sudah Papa bilang waktu itu, kalau kamu yang bakalan jadi penerus perusahaan?" lanjutnya.

"Dita ada." balas Devano.

Danish menghela nafas sabar, "Dita masih kelas 9, Van. Dia masih harus sekolah, perjalanan dia buat menempuh pendidikan masih panjang. Toh, ujung-ujungnya Dita juga bakalan bantuin kamu ngurusin perusahaan setelah dia lulus sekolah. Nanti Papa suruh dia pindah ke Kanada buat temani kamu." ujarnya.

"Tapi Devano mau pulang ke Indo, Pah. Devano kangen Amam."

"Jika kamu memaksa ingin pulang. Selesaikan kuliah kamu terlebih dahulu di sini. Minimal lulus S2 kalau kamu mau pulang ke Indonesia ..." Danish menjeda ucapannya, "Setelah puas bertemu dengan Amam, mungkin kamu bakalan kembali lagi kesini." sambungnya.

Devano benar-benar malas. Menyelesaikan S2 itu bukan waktu yang sebentar, ditambah lagi jika sudah bertemu dengan Amam di Indonesia, ia harus kembali lagi ke Kanada untuk mengurus perusahaan. Sangat menjengkelkan.

Devano beranjak dari tempatnya, pemuda itu berjalan kearah pintu keluar apartemen dan berniat pergi keluar untuk mencari udara segar sekaligus menghilangkan rasa bosan, malas, kesal, dan kecewa yang melanda.

Akhir-akhir ini, Devano sering sekali pergi keluar apartemen. Entahlah dia pergi kemanapun tidak ada yang tau apalagi Papanya. Yang pasti, pemuda itu pasti pergi tidak terlalu jauh dari lokasi apartemennya. Mengingat dirinya sedang berada di negara lain dan masih belum terlalu hafal jalan-jalan yang berada di kota Vancouver.

Devano mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, melewati beberapa kendaraan yang ramai dan berlalu lalang di jalanan kota ini. Hinggi kini, mobilnya berhenti di salah satu bar yang dimana menjadi salah satu tempat terfavorit di kota Vancouver yang biasa Devano datangi ketika bosan dan lelah melanda dirinya.

Alouette Bistro.

Alouette Bistro

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang