01: Imanuel Tamam Zaidan

16.6K 830 20
                                    

Brak

Brug

Cklek

Ddrrrt

Ngiung ngiung

Dugh

"Eh anjir! Diem dulu woi, gue mau ngomong!!" ujar seorang ketua kelas dengan suara lantang kepada seluruh teman-temannya di kelas X IPS 4, "Mapel olahraga selasa depan mau kita adain ke lapangan futsal diluar sekolah gak sekelas? Nanti biar gue yang bilang ke Pak Miftah." sambungnya yang mulai mendapat atensi dari beberapa murid.

"Bosen banget anjir olahraga disitu-situ lagi tempatnya." tambahnya.

"Nah, ide bagus tuh. Bayar berapa duit per-siswanya, Yud?" tanya seorang pemuda tanpa mengangkat tangannya.

Namanya Aksalino Putra Deandra, laki-laki tampan dengan tinggi badan hampir seratus tujuh puluh lima dengan kebiasaan aneh yang ada pada dirinya. Yaitu rasa gugup dan gusar yang berlebihan yang bisa dibilang mirip seperti orang sakit mental.

"Dua puluh lima ribu aja setiap orang. Nanti gue suruh si Rara pintain juga ke anak cewek." jawab Yudis.

"Anak cowok yang lain pada mau gak? Kalo gak ada yang mau, gue juga gak bakalan ikut."

Yudistino Subarkah, si ketua kelas tersebut menghela nafas sabar lalu bangkit dari kursinya dan berdiri di depan kelas-menghadap ke seluruh teman-temannya.

"Dengerin gue please! Ada yang mau ikut ke tempat futsal mapel olahraga minggu depan gak? Patungan cuma dua puluh lima ribu! Gak mahal banget yaelah! Nggak sampai jual ginjal juga!" teriaknya lantang meski sedikit kesal.

Salah satu murid laki-laki yang berada di meja paling depan menjawab. "Gue sih ngikut aja, tapi bayarin ya Yud?" ucapnya dan kemudian terkekeh.

"Lo mah kebiasaan bangsat!" balas Yudis ketus seraya memukul temannya itu dengan buku yang berada di tangannya sejak tadi.

Yudis lalu mengalihkan atensinya pada seorang siswa bertubuh mungil dengan bibir yang terus terkantup dan sama sekali tidak mengeluarkan suara sedikit pun sejak tadi.

"Lo mau ikut juga, Mam?" tanya Yudis dengan suara yang sedikit melembut pada lelaki itu.

"Engg-"

"Lah lo ngapa ngajak dia Yud? Langsung angin badai sih kalo dia bisa main futsal. Main bola aja dia gabisa njir, apalagi main futsal coba, haha." tak sempat ingin menjawab, kalimat lelaki itu terlebih dahulu dipotong oleh siswa lain.

"Eh, iya juga ya anjir, kok gue malah nanya ke elo sih bego," ejek Yudis dengan kekehannya yang tak nampak terselipkan rasa berdosa sedikitpun.

Amam hanya bisa diam dan mencoba untuk tidak memasukkan ejekan itu ke dalam lubuk hatinya.

Amam dengan nama asli Imanuel Tamam Zaidan, lelaki yang memiliki postur tubuh lebih mungil dari temannya yang lain. Lelaki itu cenderung sering memasukkan ataupun memikirkan perkataan orang lain mengenai dirinya.

Baik ataupun buruk.

Meskipun Amam memiliki banyak kenalan karena kepribadiannya yang suka bersosialisasi serta memiliki hati selembut pantat bayi. Tapi itu lah Amam, apa pun yang orang katakan meski kalimat itu bersembunyi dibalik kata 'bercanda' ia selalu memasukkan kalimat itu di dalam lubuk hatinya.

Love's Or Happiness? [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang