***SELAMAT MEMBACA***
🦴
🦴
🦴Teng teng!
Bunyi bel, tanda masuk kelas setelah jam istirahat kedua selesai.
Terdengar pengumuman dari Wakasek kesiswaan, memberitahu para siswa kelas 12 untuk merapat ke ruang aula.
"Astaga, melenyot gak tuh?"
"Huaa, ganteng banget, njir!"
"Seperti dewa Yunani gak sih?"
"Gak fokus Aku nanti kalo pemberi materinya seperti itu."
"Beruntung yah? punya kakak kek dia."
"Lebih beruntung lagi jadi kekasihnya."
"Andai gue jodohnya!"
Yah begitulah, histeris para ciwi-ciwi setelah melihat Mexime melangkah masuk ruang aula untuk memberi materi sosialisasi yang sudah di ketahui.
Yah, Mexime lah pemberi materi sosialisasi yang dimaksud, CEO muda Tampan dari perusahaan terbesar di Indonesia.
Toilet
"Lama banget loe, njir."
"Iya, sebentar. Perut gue mules Ni, njir." Balas Loisa tak kuat menahan perutnya yang mules di dalam toilet wanita.
"Keburu masuk ke Aula tuh CEO tampan." Ucap Gresya tak tenang. Kampret loe, udah punya Lionel juga, njir!
"Okey, udah! Lega deh perut gue." Sambil mengusap perutnya, Loisa keluar dari dalam toilet.
"Udah membaik, Loe?" Tanya Mariana prihatin.
"Iya, Mer. Lega dah perut gue. Ayo!"
Mereka bertiga pun berjalan menuju ruang Aula.
"Tuh kan, kita terlambat. Takut dimarahi gak sih, Njir." Ucap Gresya panik.
"Yah gak lah, suka-suka kita dong. Ayo masuk!" Sambil memegang kedua tangan Mariana dan Gresya, Loisa menghantar menarik mereka masuk ke ruang Aula.
Sementara berjalan kearah bangku kosong, tiba-tiba terdengarlah kalimat yang menusuk hati.
"Disiplin dan sopan santun juga menjadi landasan sebuah kesuksesan." Ucap Mexime, membuat langkah kaki Loisa dan kedua sahabatnya terhenti. Loisa juga belum tahu siapa pembawa materi sosialisasi yang dimaksud, karna Ia hanya menunduk saat berjalan, belum memperhatikan pemberi materi tersebut.
Deg!
Terpaku, matanya membulat sempurna, Loisa meneguk salivanya susah paya. Bukan karna ketampanannya sang pemberi materi, namun karna kaget dengan siapa itu Sang pemberi materi. Bedanya dengan Gresya dan Mariana yang terpaku, seakan terhipnotis dengan ketampanan Mexime seperti dewa Yunani.
"Silahkan duduk nona-nona! Kami tidak bertanggung jawab jika kaki kalian kelelahan." Ucap Markus sebagai host, menyadarkan Loisa dan Ke dua sahabatnya itu.
Mereka pun tersadar, buru-buru berjalan ke arah bangku kosong.
Mexime pun melanjutkan sosialisasinya.
"Njir, gue bisa mimisan Nih." Ucap Gresya.
"Ingat! Loe udah punya Lionel, njir." Balas Loisa.
"Tapi sungguh, gak bisa di katakan dengan kata-kata." Gresya masih histeris dengan ketampanan seorang Mexime.
"Hee stop! Loe tau gak dia itu siapa?" Balas Loisa, tak mau terima baik jika pujaan hatinya di sanjung-sanjung oleh perempuan lain seperti ini.
FYI, Gresya sebenarnya belum mengenal Mexime. Semua hal tentang Mexime itu karena Loisa yang memberitahu, tentang kejombloannya dan tidak pernah respon terhadap Loisa. Hanya itu yang di ketahui Gresya dan Mariana. Mereka tidak tahu seperti apa wajah seorang Maxime. Jadi beginilah, jika Gresya dan Mariana terhipnotis. Jika mereka tahu siapa Mexime sebenarnya, mereka pasti mengurungkan histeris mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun Penantian [END]
Teen Fiction17 Tahun lamanya, ia menunggu waktu yang selama ini diimpikannya. Loisa Medvio Remahaga, Gadis petekilan, dan tentunya Cantik, baik dan pintar, selalu membuat pusing dan sakit kepala seorang lelaki tampan yang dari dulu dijadikan sebagai incarannya...