***SELAMAT MEMBACA***
🦴
🦴
🦴Hari demi hari berlalu, seiring dengan usaha Loisa yang ingin mendapatkan hati Mexime, namun tidak ada tanda-tanda keberhasilan. Begitu juga dengan Usaha Bara terhadap Loisa.
Mungkin, Loisa sudah Lupa akan janjinya terhadap Bara seminggu yang Lalu. Tapi tidak untuk Bara.
Matahari perlahan mulai tak terlihat dari penglihatan semua makhluk di Bumi ini. Loisa sudah selesai dengan acara mandinya.
Tretttt trett!
Ponsel Loisa Berdering.
"Hallo, Bar!" Ucap Loisa setelah mengangkat panggilan teleponnya.
"Siap-siap, Gue Jemput." Ucap Bara di seberang telepon.
"Hah? Mau ke mana, Bar?" Tanya Loisa penasaran.
"Ke Bascamp Gue, Kalo Loe Lupa."
Tut tuttt tutt!
Sambungan telepon langsung di putuskan oleh Bara, karena tidak ingin berdebat lagi dengan Loisa.
"Astaga! Gue Lupa, njir. Aishh, lagian Bara Pake Ingat sgala lagi."
Loisa pun mengganti Pakaiannya dengan celana Levi's dan kaos oblong Coklat Channel, di balut dengan Sweater Coklat Polos bermerk Channel.
Loisa pun turun ke lantai 1.
"Pi, Mi, Boleh gak, Loisa ke Bascampnya Teman-teman Loisa?" Tanya kepastian dari Loisa setelah berada di dekat Papa Alexan dan Mama Alentia.
"Buat apa, sayang? Udah mulai Gelap ini Loh? Dengan siapa?"
Sebelum Loisa menjawab, tiba-tiba..
"Slamat malam, Om, Tante!" Salam Bara sambil berjalan ke Loisa.
"Iya. Bara? Tumben datang kemari?" Tanya Mama Alentia, juga sedikit terkejut atas kedatangan Anak Bungsu dari Temannya, Melodi Fernandez, Mama kandungnya Reynold dan Bara.
"Ehh iya, Tante. Tumben kan, Tante? Kalo Bukan untuk Loisa, Incaran Hatinya Bara. Hehehe." Bara pun dengan Percaya dirinya mengucapkan kalimat tersebut.
Mama Alentia pun sedikit tak senang, bagaimana tidak? Mexime punya Saingan!
"Oh, gitu yah, Bar? Ayo duduk Dulu." Ucap Mama Alentia berusaha biasa-biasa saja.
"Gak usah, Tante. Bara mau minta izin untuk membawa Loisa ke Bascampnya Bara. Boleh kan, Tante, Om?"
"Hmm, Gimana yah? Tante sih ijin-ijin aja, yang penting tidak untuk yang buruk-buruk. Tapi semuanya berpulang ke Om Alexan, Bar." Mama Alentia sedikit penekanan untuk Sang suaminya, Berharap, Papa Alexan mengerti dan tidak mau mengizinkan. Kalau membiarkan Loisa dan Bara terlalu dekat, bisa bahaya kan? Mexime di lupakan nanti. Pikir Mama Alentia.
"Ya udah, Om ijinin. Tapi ingat, Pulangnya paling lambat jam 10. Besok juga ada ibadah." Izin Papa Alexan di sertai peringatan. Papa Alexan juga mengerti maksud Mama Alentia, tapi yah, Biarkan saja dulu. Ada maksud lain dari keijinan Papa Alexan.
Mama Alentia pun pasrah.
"Kalo gitu, Bara dan Loisa pergi yah, Om, Tante?" Pamit Bara.
"Loisa pergi yah, Pi, Mi." Loisa pun juga pamit.
"Iya, Sayang, Hati-hati." Balas Mama Alentia.
Bara dan Loisa pun berlalu pergi. Sepeninggal, Bara dan Loisa, Seseorang juga berlalu naik kembali ke atas, yang sedari tadi mendengar mereka dari dalam lift.

KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun Penantian [END]
Fiksi Remaja17 Tahun lamanya, ia menunggu waktu yang selama ini diimpikannya. Loisa Medvio Remahaga, Gadis petekilan, dan tentunya Cantik, baik dan pintar, selalu membuat pusing dan sakit kepala seorang lelaki tampan yang dari dulu dijadikan sebagai incarannya...