***SELAMAT MEMBACA***
🦴
🦴
🦴Setelah makan malam bersama, keluarga Reagavta kembali berkumpul di ruang keluarga.
"Kamu kenapa, sayang?" Heran Mama Alentia saat melihat Loisa mengendus tubuh bagian dadanya Mexime.
Mendengar hal tersebut, Loisa menghentikan kegiatannya itu.
"Bau tubuh kak Mexime wangi banget, Ma. Loisa merasa nyaman dan enakkan kalo seperti tadi."
Mama Alentia menyunggingkan senyumnya. Ia paham betul apa yang terjadi pada Loisa ini, Karena dulu Beliau juga pernah mengalaminya.
"Kalau jauh dari Mexime, Gimana, sayang?" Pancing Mama Alentia.
"Ehmm-- Loisa merasa gak enakkan gitu, Ma. Entahlah!"
"Oh gitu?" Pura-pura paham. "Mexime! Kamu harusnya periksa istri kamu di dokter. Kamu gak sadar, Ia berperilaku seperti orang kelainan seperti itu?" Cerocos Mama Alentia.
"Ma?" Mexime menatap datar ke arah Mama Alentia, saat mendengar celotehan Mama Alentia tersebut.
"Ma, apakah benar Loisa kelainan?" Mata Loisa mulai berkaca-kaca.
"Mungkin, sayang. Jadi alangkah baiknya, perintahkan suami kamu untuk periksa ke dokter, yah?" Mama Alentia semakin menjaili Mexime dan Loisa.
"Kak Mexime! Hiks hiks!" Loisa mudah terbawa perasaan akhir-akhir ini. Mudah menangis, entahlah!
"Besok kita ke dokter. Jangan nangis lagi, Bosar!" Mexime mengangkat tubuhnya Loisa ke atas pangkuannya, seraya menenangkannya. "Dan Ma, Loisa tidak kelainan!" Peringat Mexime menatap datar ke arah Mama Alentia.
"Semoga saja." Balas Mama Alentia dengan santainya.
Papa Alexan hanya tersenyum kecut melihat adegan ini. Beliau tahu, Istrinya sengaja menjaili Putra dan Anak mantunya ini.
Hingga beberapa menit berlalu, kedua pasangan berbeda generasi ini berlalu ke kamar mereka masing-masing.
Sesampainya di kamar, "Kak Mexime!"
"Hm." Sambil membaringkan tubuhnya Loisa di atas kingsize.
"Mama benar, Kak. Loisa merasa beda dengan diri Loisa ini. Loisa suka nyiumin bau tubuhnya kak Mexime, Loisa cepat nangis. Loisa takut, kak!" Manja Loisa.
Mexime ikut berbaring di samping Loisa. "Kamu baik-baik saja, sayang. Mungkin saya terlalu menggoda untuk kamu, bukan?" Mexime berusaha membuat Loisa tenang, kembali bersemangat.
"Aishhh kak! Terlalu kepedean. Hehehe."
"Bangun dulu, kita berdoa."
"Iya, kak."
Mereka berdua duduk bersandar pada Sandaran kingsize, sambil berdoa malam yang di pimpin oleh Mexime. Hal tersebut adalah rutinitas mereka berdua sebelum dan sesudah bangun tidur.
Selesai berdoa, mereka kembali membaringkan tubuh mereka.
Cup!
Mexime mengecup singkat bibir Loisa. Hal ini sudah menjadi kebiasaan Mexime setiap hari.
"Good night, Nyonya Muda Reagavta!"
"Good night too, Tuan Muda Reagavta!"
Loisa pun menyampingkan tubuhnya memeluk Mexime. Loisa menghirup dalam-dalam bau tubuhnya Mexime hingga Ia tertidur pulas.
💩
Pagi pun tiba.
Setelah berdoa pagi, Loisa berjalan ke kamar mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
17 Tahun Penantian [END]
Novela Juvenil17 Tahun lamanya, ia menunggu waktu yang selama ini diimpikannya. Loisa Medvio Remahaga, Gadis petekilan, dan tentunya Cantik, baik dan pintar, selalu membuat pusing dan sakit kepala seorang lelaki tampan yang dari dulu dijadikan sebagai incarannya...