06. Om-Om Girang🤪

21 1 0
                                    

***SELAMAT MEMBACA***

🦴
🦴
🦴

Setelah keluar dari sekolah, Loisa ke kantor Maxime di hantar oleh Pak Bimo.

Sesampainya di kantor

"Mau ketemu Tuan, yah Dek?" Tanya sang Resepsionis.

"Ehm, iya, mba. Kok tahu?" Balas Loisa.

"Tahu saja, dek. Yah udah, langsung saja, dek."

"Iya, Mba. Aku pergi yah?" Loisa pun melanjutkan langkahnya menuju lift.

"Maaf, Adek mau bertemu Tuan Mexime?" Tanya Sang sekertaris setelah Loisa sudah berada di depan ruang CEO.

"Iya, Mba." Balas Loisa.

"Ya udah, silahkan, dek." Dengan ramahnya, Siska mempersilahkan Loisa untuk langsung masuk.

Tanpa mengetuk lagi, yah seperti biasa, dengan tak ada sopannya, Loisa memencet sebuah tombol sehingga Pintu dapat terbuka.

Dengan santainya Loisa melangkah masuk, membuat ke 3 makhluk jantan di dalam ruang tersebut menggeleng kepala. Tak heran dengan Gadis seperti Loisa ini. Lain hal dengan Mexime, Ia dengan kokoh bersikap biasa saja.

"Ngapain ke sini, Gadis Manja?" Ucap Reynold, sahabat bar-barnya Maxime.

"Pasti terapi mata ke Maxime lah, siapa lagi coba?" Balas Hery, sahabat Mesumnya Maxime.

"Udah kabal gue mah." Ucap Markus tak heran lagi.

Sungguh, semua sahabat-sahabat Maxime gak ada adem-ademnya. Sengklek semuanya.

"Loisa mau open BO ke kak Mexime. Puas?" Sambil mendudukkan bokongnya Dengan muka suntuknya menanggapi perkataan sahabat-sahabatnya Mexime.

"Ehh masih di bawah umur udah pikiran dewasa begini, njir. Dapet darimana loe ajaran sesat kek gitu?" Ucap Hery.

"Googleling lah, masa dari Hongkong?" Balas Loisa santai.

"Wah wah wah! Ajar Adek loe yang benar, Mexime. Masih Bocil loh, Bocil ini mah. Udak kek Tante Tante girang otaknya." Timpal Reynold.

"Idihh, mending Loisa yang otaknya seperti itu. Daripada kalian, Otak dan juga perbuatan kalian udah jadi om-om girang. Kasihan!" Ledek Loisa tak mau kalah.

"Terserah loe aja dah Gadis Manja!"

Yah begitulah, jika Loisa sudah berhadapan dengan sahabat-sahabatnya Mexime. Tidak ada adem-ademnya. Namun, semua itu mereka anggap sebagai bumbu-bumbu hidup mereka. Ingin akrab juga dengan Loisa, dengan cara menjailinya jika bertemu.

Melihat raut wajah Loisa yang aneh, tidak ada bahagia-bahagianya, Markus pun angkat bicara. "Muka loe kek babi, Gadis Manja! Apa sih? Cerita dong, kami juga pengen dengar loh. Pendengar yang setia kami ini mah."

"Sahabat tembok kalian tuh yang membuat sakit hati Loisa kek gini." Sambil mengarah ke Mexime. Sontak, membuat Mexime mengerutkan keningnya tanda bingung, apa salahnya?

"Oh Mexime? Si jomblo akut yang membuat gila banyak wanita di luaran sana toh? Memangnya dia buat apa ke loe, Gadis Manja?" Tanya Reynold.

Mendengar kalimat pertama dari Reynold, membuat Loisa sadar, Ia sudah salah paham. Mexime belum mempunyai kekasih.

"Ehhmm, gak apain Loisa kok. Cuma menjengkelkan aja. Iyaa, menjengkelkan. Hehehe." Dengan senyum terpaksanya.

"Aneh loe, Gadis Manja!" Ucap Hery.

"Apaan dah Gadis Manja Gadis Manja! Mana ada gue manja? Tinggal aja terpisah jauh dari keluarga kok. Masa di bilang manja, kampret kalian!" Loisa tidak terima baik lagi di bilang Gadis Manja Mulu. Eneg Tau dengarnya.

17 Tahun Penantian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang