Extra Part 03 (Kerja Di Luar/Dalam)

13 3 0
                                    

***SELAMAT MEMBACA***

🦴
🦴
🦴

1 bulan pun berlalu setelah pernikahan Mexime dan Loisa.

Kini di Mension, hanya ada Mama Alentia dan Loisa yang sedang bermalas-malasan di ruang keluarga. Entahlah, apa yang harus di lakukan? Bekerja pun di larang sangat oleh Papa Alexan dan Mexime.

"Loisa sayang!" Panggil Mama Alentia, sepertinya, beliau punya suatu rencana.

"Ya, Ma."

Yah, kini, Loisa tidak memanggil Mama Alentia dengan sebutan 'Mami' lagi, tapi sudah dengan sebutan 'Mama' karena ikut Mexime.

"Punya BlackCard?" Tanya Mama Alentia.

"Iya, punya, Ma."

"Dari Mexime, kan?"

"Ehm-- iya, Ma."

"Bagus! Itu yang Mama inginkan." Mama Alentia tersenyum seringai.

"Memangnya kenapa, Ma?" Penasaran Loisa.

"Kita gunakan uang Suami kita, sayang. Mama juga punya dari Papa. Mereka tidak ingin kita bekerja, bukan? Nah, maka menghabiskan uang mereka adalah suatu hal gabut buat kita."

"Hehehe. Mama!" Loisa tak habis pikir dengan ide konyolnya Mama Alentia ini.

"Ambil BlackCard kamu, sayang. Dan kita pergi."

"Iya, Ma." Loisa pun langsung ke lantai tiga untuk mengambil tasnya yang berisi BlackCard pemberian dari Mexime.

Loisa tidak mengganti pakaiannya atau merias wajah lagi. Ia pergi dengan apa adanya.

"Sudah, sayang?"

"Iya, Ma."

"Ayo!"

Mama Alentia pun menggandeng tangan Loisa. Mereka pun keluar Mension. Mama Alentia juga tidak merias diri dan berpenampilan apa adanya, sama seperti Loisa. Mereka ke Mall VV milik Reagavta, dan di sopiri oleh Pak Bimo.

Sesampainya di mall, Mereka berdua menuju Hypermart.

Mereka membeli Beras sekitar 200 Karun, gula 200 kg, minyak kelapa 200 botol 2kg, berbagai merk susu, telur 200 rak, peralatan mandi, peralatan cuci, berbagai macam makanan ringan dan masih banyak lainnya.

"Sayang, cukup atau belum?"

"Entahlah, Ma. Tapi menurut Loisa, ini dulu, Ma. Bulan depan nanti kita beli lagi. Iya, kan?"

"Nah! ide bagus, sayang. Cukup dulu, Nanti bulan depan baru kita beli buat yang lain."

"Iya, Ma." Loisa menampilkan senyum manisnya, merasa senang.

Setiap melihat belanjaan, Mama Alentia menyuruh para karyawan Mall yang melihat mereka dengan tampang terkejut tersebut agar diam, tidak perlu kaget melihat mereka belanja seperti ini.

Mereka berdua pun ke kasir untuk membayar barang belanjaan tersebut. Barang belanjaan mereka di bawa oleh beberapa para karyawan di Hypermart tersebut. 

"Nyonya Besar? Nyonya Muda?" Kaget seorang kasir.

"Sssttt!" Mama Alentia menyuruh perempuan tersebut untuk diam.

Setelah mengecek harga barang, Mama Alentia membayar menggunakan BlackCard-nya. Harga barang tersebut hampir bernilai 100 juta rupiah.

Setelah membayar, Semua barang belanjaan tersebut di bawa ke sebuah truck yang sudah tersedia parkir di depan Mall.

17 Tahun Penantian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang