Extra Part 07 (First Kiss & VV)

11 3 0
                                    

***SELAMAT MEMBACA***

🦴
🦴
🦴

Kini, Loisa sedang mengistirahatkan tubuhnya yang lelah pada sandaran sofa, setelah menghadiri acara pernikahan Bara dan Mariana tadi.

"Kak Mexime!" Sambil mengusap lembut perutnya.

"Iya, sayang." Sahut Mexime sambil berjalan dari ruang ganti.

"Boleh tolong Loisa, gak?"

"Jangan pernah bilang kata tolong ke Saya. Langsung saja bicaranya, yah?" Mexime pun ikut duduk di samping Loisa dan ikut mengusap perutnya Loisa.

Loisa menyunggingkan senyum manisnya. "Loisa takut nanti kak Mexime marah."

"Astaga, sayang. Mau apa, hm?" Mexime mencium dahi Loisa.

"Loisa haus. Tolong ambilin Minuman, yah? Loisa malas berdiri. Hehehe." Loisa tertawa kecut.

Cup! Cup! Cup! Cup! Cup!

Mexime mencium seluruh wajah Loisa yang begitu menggemaskan.

Setelah itu, "Saya ambil dulu." Mexime pun melangkah mengisi air pada sebuah gelas, kemudian Ia berikan air tersebut untuk Loisa.

"Makasih, Tuan Muda Reagavta!"

"Iya, Nyonya Muda Reagavta! Lain kali jangan ucap kata tolong ke saya, dan juga kata terima kasih. Kata-kata ini untuk orang lain saja, oke?"

"Kok bisa? Loisa rasa gak enakkan, kak!" Setelah meneguk habis air segelas tersebut.

"Saya yang rasa tidak enak jika kamu mengatakan hal itu."

"Tapi, itu namanya Loisa menghormati Kak Mexime, bukan?"

"Tanpa kamu ucapkan hal tersebut juga saya setiap hari merasa di hormati oleh kamu, Nyonya Muda Reagavta!"

"Aishhh! Ya udah deh, Tuan Muda Reagavta!" Loisa menyunggingkan senyum manisnya.

"Nah, itu baru namanya Bosar."

"Ihhh kak Mexime!" Loisa tersenyum kecut.

Cup!

Mexime mencium bibirnya Loisa, lama-lama melumatnya. Loisa pun membalas ciumannya Mexime.

Setelah berciuman hampir semenit, Mexime pun mengangkat Loisa, membawanya ke atas kingsize. Mexime membaringkan Loisa dan langsung menindihnya.

"Kak Mexime!"

"Iya, sayang."

"Kak Mexime mau berhubungan ba*an?"

"Kenapa tidak, hm? Kita baru melakukannya sekali saat malam pertama. Dan saya ingin mengulanginya lagi di malam ini. Kamu masih belum siap, hm?"

"I--itu kak, Ehmm-- Loisa kan lagi hamil. Loisa takut, kak." Kilah Loisa. Entahlah, Loisa selama ini tidak ada niatan atau hasrat untuk berhubungan ba*an. Ia hanya sekedar berciuman dan hal pembawaan Horman kehamilan saja yang di alami.

"Ya udah. Besok saya tanya Dokter Fenty, apakah bisa berhubungan atau tidak." Mexime masih menindih tubuh Loisa.

"Iya, kak. Maaf, yah? Kak Mexime marah, yah?" Raut wajah Loisa terlihat sedih.

Cup!

Mexime melumat bibirnya Loisa sejenak.

"Tidak, sayang. Selalu ada dengan kamu itu adalah hal bahagia bagi Saya." Mexime membaringkan tubuhnya di samping Loisa.

"Makasih, yah, Tuan Muda Reagavta!"

Cup!

Mexime mengecup singkat bibir Loisa.

17 Tahun Penantian [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang