Sahabat Fahri yang berdiri di depan pintu rumah baru Fahri tampak terkesima melihat interior rumah yang sangat elegan dan nyaman. Mereka tak bisa menyembunyikan rasa kagum saat masuk ke dalam rumah yang begitu luas dan bergaya.
"Assalamualaikum warahmatullahi," sapa Danel dengan ramah, sambil berdiri di ambang pintu.
Pintu pun terbuka, dan Angelina yang menyambut mereka dengan senyum hangat. Namun, begitu Angelina muncul, Santo yang paling ekspresif di antara mereka, hampir saja menggoda dengan komentar, untungnya Putra sigap menahannya. Mereka semua terdiam sejenak, terpesona dengan penampilan Angelina yang anggun.
"Waalaikum salam warahmatullahi," jawab Angelina sambil mempersilakan mereka masuk.
"Mencari siapa?" tanya Angelina, tetap dengan senyum ramah.
"Kami sahabat Fahri, mau berkunjung saja kok tante," jawab Danel, mewakili teman-temannya.
"Sahabat Fahri ya," kata Angelina, terlihat senang mendengarnya. "Begitu ya, jadi Fahri pasti senang sekali bisa bertemu teman-temannya."
"Begitulah tante," sambung Danel.
Angelina kemudian melanjutkan, "Fahri masih tidur, belum bangun. Jadi, kalau mau mengajak bermain ke luar sepertinya tidak bisa ikut."
"Tumben banget Fahri belum bangun?" heran Putra, karena biasanya Fahri selalu bangun pagi, bahkan di hari Minggu sekalipun.
"Semalam dia tidak sengaja makan kacang, jadi alerginya kambuh. Makanya saya suruh istirahat saja sampai sembuh," jelas Angelina, menjelaskan kondisi Fahri yang masih tidur karena efek alergi yang cukup parah.
Mendengar penjelasan itu, sahabat Fahri pun terdiam, merasa sedikit terkejut. Biasanya, meskipun alergi Fahri kambuh, dia tetap bangun pagi dan tidak pernah mengeluh. Namun hari ini, dia benar-benar tidur nyenyak, seolah tidak terdengar apa-apa meski sudah siang.
"Kalau begitu kami jenguk Fahri saja, kalau tante melarang dia pergi bermain," ucap Danel, merasa ingin tetap melihat temannya meskipun sedang tidak bisa ikut bermain.
"Ya sudah, ayo ke kamarnya Fahri," jawab Angelina sambil mengajak mereka masuk lebih dalam ke rumah.
Dengan ramah, Angelina mengantar mereka menuju kamar Fahri. Mereka semua berjalan mengikuti Angelina dengan penuh rasa penasaran, menantikan untuk bertemu dengan teman mereka yang masih terlelap tidur.
Angelina masuk ke kamar Fahri dan melihatnya tidur dengan nyenyak, meskipun wajahnya memerah karena alergi. Dengan lembut, Angelina mendekat dan mengelus surai rambut Fahri untuk membangunkannya.
"Sebentar ya, tante bangunkan dulu," ucap Angelina dengan lembut.
"Iya tante," jawab Danel, yang ikut menunggu di luar kamar.
Fahri yang terbangun perlahan membuka matanya, tampak sedikit bingung. Setelah beberapa detik, dia menatap Angelina dan bertanya dengan suara serak, "Ada apa, mom?"
"Tuh, teman-temanmu datang," jawab Angelina sambil menunjuk ke arah sahabat Fahri yang menunggu di luar.
"Oh," Fahri hanya menjawab singkat, namun tiba-tiba kaget saat melihat wajah mereka. "EH?!"
Putra yang sudah menunggu di luar hanya bisa tertawa dan berkomentar, "Loading-nya lama bener."
Angelina pun tersenyum dan berkata, "Cuci muka dulu saja, nanti kembali lagi ke sini ya."
"Mom, ikut aku saja," ucap Fahri sambil meraih tangan kanan Angelina, membawanya keluar kamar. Beberapa menit kemudian, Fahri kembali lagi ke kamarnya dengan membawa minuman dan cemilan yang banyak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fahri (END)
أدب المراهقينMahendra Sabil Al Fahri, seorang cowok yang selalu terlihat ceria dan penuh canda tawa di depan semua orang. Namun, di balik senyumnya yang menawan, ia menyimpan luka mendalam akibat perlakuan tak adil dari kedua orangtuanya. Topeng keceriaan yang i...