7. Kamu Nomor Satu

3.1K 470 147
                                    

Dor!

Happy 10 Anniversary EXO ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤

TERIMAKASIH TELAH MENJADI BAGIAN YANG SANGAT BERPENGARUH DALAM HIDUP SAYA. TERIMAKASIH TELAH MENJADI SALAH SATU SUMBER SEMANGAT DAN INSPIRASI SAYA. SEMOGA KALIAN SELALU SEHAT DAN BAHAGIA. CINTA YANG BANYAK UNTUK KALIAN, BOYS!!

~*~

Dyo berdiri di depan tubuh menjulang suaminya, tangannya terampil bikin simpul di dasi yang Jongin pakai. Jongin pandangin wajah manis yang dihiasi beberapa luka akibat insiden semalem, jarinya bergerak lembut ngusap luka itu.

“Oh iya aku lupa ngasih tau kamu, Bi.” kata Dyo setelah selesai ngerapihin dasi sama kemeja suaminya.

“Apa?” tanya Jongin, suaranya lembut kaya biasanya.

“Hari ini aku ada kontrol,” jawab Dyo, “Karena kamu kerja, jadi aku mau minta anterin Res--

“Aku yang anter kamu.” potong Jongin, bikin kepala Dyo ngedongak sambil ngerutin dahi.

“Tapi kan kamu kerja.”

“Kamu lebih penting dari kerjaanku.” satu kecupan disematin di kening Dyo, “Aku berangkat. Jam setengah satu kita ke rumah sakit. Assalamualaikum.”

Dyo mematung beberapa saat sebelum lari ngejar suaminya sampe depan pintu. Dia senyum lebar dan narik tangan Jongin kemudian dikecup punggung tangannya. Jongin senyum teduh, dia usap rambut hitam Dyo kemudian berlalu ke motornya yang udah dia panasin sebelumnya. Dyo lambaiin tangan sampai siluet suaminya gak kelihatan lagi di pandangan.

Gak beda jauh sama yang ada di seberang rumahnya, Zhani juga lagi nganter suami sama anaknya yang mau berangkat.

“Jangan lari-larian di sekolah, nanti capek.” kata Zhani ke Sazwan yang udah naik di jok belakang motor ayahnya.

“Iya, Bunda.” jawab Sazwan.

Zhani ngacungin jempol lalu pandangannya beralih ke suaminya, “Kamu jangan genit ke temen kantormu.” matanya mendelik garang, bikin Rayi cuma bisa ngehela nafas sambil ngeraih tangan Zhani biar istrinya itu salim sebelum dia berangkat.

“Kapan aku genit ke orang lain?” bales Rayi pelan.

Zhani ngedengus setelah nyium punggung tangan suaminya, “Siapa tau.”

“Azhan,”

“Yaudah sana berangkat.”

Rayi manggut, Sazwan ngeratin pelukannya di pinggang sang ayah dan ngucap salam bersamaan sebelum berlalu. Zhani jawab sambil masang senyum tipis.

Dyo ngekeh lihatnya, “ZHANI!” panggilnya.

Zhani noleh, “Oi, Dy!”

Yang lebih tua balik badan buat nutup gerbang rumahnya kemudian jalan nyamperin Dyo.

“Anak lo belum bangun, Dy?” tanya Zhani setelah mereka berdua duduk kursi teras.

“Belum, masih nanti dia bangunnya. Habis Subuh tadi baru tidur lagi.” jawab Dyo.

“Itu muka lo kenapa?” Zhani nunjuk kening Dyo.

“Kejatuhan barang semalem.” Dyo ngusap lukanya, “Oh iya, lo sibuk gak nanti?”

Zhani geleng kepala, “Gak sih. Kenapa emang?”

“Gue mau nitip Aven boleh ya? Nanti siang gue mau kontrol, takutnya gue di sana lama. Tenang aja, Aven gak bakal rewel karna udah kenal sama lo.”

Zhani gak langsung jawab, dia perhatiin wajah cowok yang udah kaya adeknya ini.

“Lo sakit apa sih, Dy? Tiap bulan rutin kontrol, tapi gue gak tau lo sakit apa.”

RAMADHAN KELUARGA PAK CHANYEOL [Jilid 3] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang