Bab 7 : Memupuk Rasa Dendam

384 8 0
                                    

Dendam yang dipupuk oleh Durman benar benar mulai tumbuh. Durman mulai bisa melihat buah dari dendam tersebut yang masih berukuran kecil.

Suatu hari Durman pergi ke hutan untuk menemui paman nya Kang Karman, untuk menuntut balas atas apa yang terjadi pada dirinya dan keluarganya. Durman berkata bahwa ia hendak membunuh para warga di kampung itu agar mereka mendapat pelajaran. Tetapi, Kang Karman menolak mentah mentah permintaan Durman sembari berkata

"Durman kamu harus tahu bahwa seluruh perbuatan pasti ada dampaknya. Menurutmu sendiri apakah kamu siap untuk menerima dampak dari perbuatan mu ini??"

Durman terdiam sejenak dan Kang Karman menimpali kata katanya tadi

"Aku juga tak bersedia untuk membantumu Durman. Aku turut prihatin terhadap Dirimu dan keluargamu tapi, aku tak bisa membahayakan seluruh warga kampung hanya untuk membantumu melampiaskan dendam"

Durman pun berdiri dan berkata kepada Kang Karman

"Jika Kau tak bisa membantu ku maka aku sendiri lah yang akan membalas dendam ini. Tunggu saja dan kau akan segera melihat pembalasan ku"

Durman pergi dengan marah dan membanting pintu Gubuk Kang Karman dengan keras. Kang Karman hanya bisa mengelus dada nya sembari berkata

"Durman, Dendam tidak akan menyelesaikan apapun. Dendam tidak hanya akan melukai orang lain tetapi juga akan melukai diri mu sendiri"

Semenjak hari itu Durman tak pernah pulang ke kampung ataupun kerumahnya. Warga kampung mengatakan bahwa Durman Kabur bersama perempuan lain ke kota Dan ada pula yang mengatakan Durman sudah bunuh diri dengan cara melompat ke jurang yang ada di hutan larangan. Tak ada yang tahu kemana menghilangnya Durman. Bagai hilang ditelan bumi, Durman tak pernah menampakkan batang hidungnya ke kampung itu lagi. Sunija dan Anak anak pun hanya bisa menangis dan mengelus dada mereka atas kepergian Kang Durman. Tak ada orang kampung yang Sudi mencari Durman. Mereka malah semakin sering mengejek dan mencemooh Sunija dan anak anak. Bahkan ada yang berani mengatakan kepada Sunija bahwa ia adalah perempuan Janda. Anak anak Sunija pun kerap di ejek sebagai anak Yatim.

Tanpa mereka ketahui sebenarnya Durman tak meninggal. Ia pergi untuk mencari ilmu gelap dan mulai belajar tentang sihir sihir atau ilmu gelap dari beberapa dukun yang ia temui selama Perjalanan. Dendam Durman benar benar subur karena terus di pupuk dan disiram dengan rajin.

Namun, yang tak diketahui oleh Durman adalah selama kepergian nya dari kampung itu...
Istri dan anak-anaknya itu tak kuat menahan rasa sedih. Istrinya memutuskan untuk menenggelamkan anak nya di sungai. Sedangkan istri nya Sunija pergi ke hutan dan melompat ke jurang karena Depresi atas seluruh masalah yang terjadi.

***

Kampung Santet "Dendam Tanpa Ujung Membawa Petaka"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang