Bab 3 : Kesenangan Sementara

548 14 0
                                    

Hari saat kami akan berangkat ke kampung itu telah tiba. Kami berangkat dengan menggunakan mobil milik ayah nya Gea yang mobil nya memang sangat luas dan bisa memuat seluruh barang-barang bawaan kami. Aku belum sempat menghubungi kedua orang tua ku kala itu karena terlalu senang. berdasarkan jadwal KKN yang kulihat, Kampung yang akan kami datangi itu bernama Kampung Damai. Karena memang orang orang disana saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Jadi, bisa dibilang orang orang disana memang hidup rukun dan damai. (Seperti yang telah kujelaskan di Bab sebelumnya)

Bahkan saat kami sampai di gerbang masuk daerah Kampung, kami sudah disambut oleh seseorang yang mengaku sebagai tetua di kampung itu yang menyapa kami dengan ramah dan senyuman yang begitu lebar. Kendaraan seperti mobil ataupun motor tidak diperbolehkan masuk ke daerah kampung, meskipun jalanan yang ada di desa itu terbilang cukup luas. Bahkan jalan di kampung itu memiliki 2 jalur. Aku dan teman temanku pun turun dari mobil dan mengambil seluruh perlengkapan yang akan kami gunakan saat melaksanakan KKN di desa itu.

Aku tak menyangka bahwa orang orang di kampung ini memang benar benar ramah, di kampung ini berdiri rumah rumah yang besar berarsitektur Belanda dan ada juga rumah-rumah biasa berarsitektur Kampung, pepohonan yang begitu rindang, Hamparan Rumput Hijau dan anak anak yang bermain di sekitar jalan. Namun, harus kuakui bahwa kampung ini begitu ramai meski di jalan tak ada satu kendaraan pun.  banyak orang yang berdagang di jalanan. Anak-anak pun tidak harus bermain di lapangan, tetapi juga bisa bermain di jalan yang sepi.

Bagai datang ke belahan dunia baru... Kami benar benar terpesona dengan seluruh keindahan yang ada di Kampung itu. Kesenangan benar benar meliputi seluruh perjalanan kami. Meski harus berjalan kaki, tetapi kami tak merasakan lelah sama sekali karena begitu terpesona dengan keindahan kampung ini.

Tetua yang kami temui di gerbang Kampung mengajak kami untuk singgah ke rumah nya terlebih dahulu. Sambil mencarikan tempat tinggal untuk kami dan memberitahu Peraturan yang harus kami patuhi dan pantangan yang harus dihindari selama berada di kampung ini.

"Rasanya Senang datang ke kampung ini, rasanya sedang berada di belahan dunia lain. Aku tak menyadari bahwa Kesenangan yang kurasakan itu hanya bersifat sementara. Setelah itu kami mulai mendengar seluruh hal tentang Kampung ini dari Tetua Kampung itu."

***

Sesampainya di Rumah Pak Tetua, kami pun mendengarkan Cerita Pak Tetua tentang Sejarah Kampung ini. Teman-temanku tampak tak bersemangat (mungkin karena memang mereka sudah kelelahan karena perjalanan tadi) Tenang saja, aku sudah memangkas cerita dari Pak Tetua agar kalian tidak mengantuk saat membacanya.

Baiklah... Selamat datang di Lorong Waktu Kampung Damai!

Kampung Santet "Dendam Tanpa Ujung Membawa Petaka"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang