Bab 11 : Keanehan Mulai Terjadi

354 6 0
                                    

Pak Tetua bercerita sangat lama hingga membuat kami sangat mengantuk. Bagaimana tidak, saat kami sampai baru sampai ke rumah nya pun kami harus mendengar dia bercerita selama 2 Jam lebih. Bahkan Jam dinding di rumah nya sudah menunjukkan pukul 5 sore. Tetapi, aku tak terlalu mempermasalahkan hal ini karena aku memang adalah anak yang suka mendengar cerita. Setelah bercerita, Pak Tetua mengatakan bahwa kami diperbolehkan untuk tinggal beberapa hari di rumahnya karena ia belum sempat mencarikan rumah singgah untuk kami. Aku & teman-teman pun tak masalah dengan hal ini, ya setidaknya kami punya tempat untuk beristirahat malam ini. Kami pun membersihkan badan kami yang sudah berbau keringat karena belum mandi sejak perjalanan Kecuali Daniel yang memang badannya tak berbau dan berkeringat.

Setelah kami selesai mandi, Pak Tetua ingin berpamitan untuk berkeliling di sekitaran kampung. Pak Tetua juga mengingatkan kepada kami tentang Pantangan dan Peraturan yang telah ia Jelaskan tadi. Kami pun mengangguk paham apa yang dikatakan Pak Tetua.

Tak terasa Adzan Maghrib sudah berkumandang aku segera memanggil teman-temanku yang lain. Tetapi saat aku hendak memanggil mereka dari dalam Kamar ternyata mereka sudah tertidur. Mungkin mereka kelelahan karena perjalanan tadi pikir ku. Aku pun memutuskan untuk shalat sendiri.

Sebelum masuk ke Kamar aku melihat Daniel sedang duduk di Ruang Tamu sambil membaca Buku Cerita kesukaan nya. Aku pun tak menghiraukan nya dan langsung masuk ke Kamar.

Saat Shalat aku mendapati sebuah keanehan. Aku sempat mendengar seseorang seperti sedang menjadi Makmum di belakang ku. Aku berfikir bahwa itu adalah Gea atau Kelia. Tentunya aku tak pernah berfikir negatif pada suatu hal sehingga aku mengedepankan pikiran positif ku. Namun, saat aku hendak mengucap salam tiba-tiba Makmum yang ada di belakang ku sudah pergi. Aku berfikir lagi, mungkin Gea atau Kelia yang tadi menjadi Makmum ku sudah terlalu mengantuk sehingga mereka langsung bergegas masuk ke Kamar untuk melanjutkan istirahat. Padahal jika kuingat kembali, Tak ada bunyi pintu terbuka selama aku shalat. Tetapi aku tetap berusaha Berfikir Positif atas hal itu.

Keanehan tak berhenti disitu saja. Semuanya masih berlanjut... Hingga kejadian yang menimpa salah satu teman ku... Daniel...

***

Kampung Santet "Dendam Tanpa Ujung Membawa Petaka"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang