Semakin hari pikiran ku semakin tak karuan. Ternyata Aku tak kuat menghadapi Alam Sunyaruri yang begitu terkutuk ini. Semua Orang sudah membenci ku, Teman-teman ku telah pergi, Keanehan tidak akan pernah berhenti. Dalam keputus asaan terlintas sebuah Ide gila dalam pikiran ku. Ide gila ini mungkin akan membuat ku sedikit tenang dalam menghadapi Alam Sunyaruri ini tetapi, akan sangat beresiko bagi diriku sendiri. Ide gila apa yang kumaksud? Ide gila itu adalah berbincang dengan Ahmad! Aku memang terlalu nekat untuk melakukan hal ini. Tetapi Alam Sunyaruri ini begitu menyiksa, Sehingga aku tak mempunyai pilihan lain selain Mengobrol dengan Ahmad. Setidaknya aku bisa mengisi kekosongan pikiran ku untuk sementara. Aku pun berjalan ke atas, lebih tepatnya ke arah loteng. Aku menggeser lemari yang kugunakan untuk menutup pintu agar Ahmad tidak bisa keluar. Lalu membuka pintu Loteng. Entah terlintas darimana Kata-kata ini, yang tiba-tiba saja ku teriakkan di loteng.
"Durman, Kubuka Gerbang Dialog Antara diriku dan dirimu. Datanglah, Aku ingin berbicara dengan mu"
Loteng tampak begitu sunyi, walaupun sepintas masih bisa kudengarkan suara gaduh di dinding atap. Tiba-tiba terdengar suara dari atap, suara langkah kaki. Ku buka Handphone ku dan menghidupkan senter. Lalu ku arahkan ke atas, tiba-tiba Ahmad muncul dengan bergelantungan di langit-langit atap. Kepalanya kembali berputar 180° dan berkata
"PERGI DARI KAMPUNG INI!!!!!!"
Tiba-tiba Ahmad terjun dari atap dan menindih diri ku. Tubuh ku tak bisa bergerak beberapa saat, mungkin Durman coba merasuki tubuh ku. Tetapi tak lama kemudian aku kembali tersadar dan langsung melawan. Tampaknya lagi-lagi Daniel membantu ku menghindari makhluk yang tak ku sukai merasuki tubuh ku. Tiba-tiba Ahmad kembali bangun, Ia masih di rasuki oleh Durman. Ia memelototi ku dengan mata nya yang berwarna hitam itu. Tiba-tiba aku masuk ke sebuah alam lain, alam yang tak ku kenal. Durman tampaknya tak mengizinkan ku membuka Gerbang Dialog. Ia lebih memilih menyuruh ku untuk masuk ke Lorong Waktu, Melihat semua nya secara langsung.
***
Aku begitu membenci Hidup ku, begitupula orang-orang terdekatku. Entah mengapa Sejak Kematian Kedua Orang Tua ku, Mas Karman kakak ku turut membenci dan menyalahkanku atas segala hal. Ia juga pernah berkata pada ku.
"DASAR ADIK SIALAN!!! IBU KU HARUS MATI KARENA MELAHIRKAN MU!!! AYAH JUGA HARUS BUNUH DIRI KARENA KEHILANGAN IBU!!! DASAR KAU PEMBAWA SIAL!!! ADIK PEMBAWA SIAL!!!"
Aku tahu mengapa sikap Mas Karman berubah akhir-akhir ini, mungkin karena Ia mulai menyadari bahwa aku sudah beranjak besar. Aku juga tahu mengapa Ibu dan Ayah lebih memilih untuk mati daripada mengurusi kami. Kerabat ku sendiri juga membenci ku, Hanya Mas Karman yang di sayangi oleh mereka. Aku tak pernah merasa iri pada Mas Karman, Ia adalah kakak yang baik tetapi memang bisa menjadi jahat jika keadaan sedang tak mengenakkan. Tetapi Kakek dan Nenek tetap menyekolahkan kami berdua. Mas Karman menolak untuk belajar di Sekolah, Sedangkan aku begitu antusias untuk belajar di Sekolah. Mungkin Sekolah adalah tempat ku untuk kabur dari amarah Mas Karman.
Aku Ingat hari ini adalah hari Ulang Tahun ku yang ke 8 Tahun, Mas Karman tiba-tiba menghampiri ku di Kamar. Ia pasti akan mengucapkan Selamat Ulang Tahun untuk ku adik satu-satu nya. Ternyata Tidak! Mas Karman menarik tangan ku dengan kasar keluar dari rumah. Membawa ku ke sebuah tempat Pembuangan Sampah, Lalu melempar ku ke tumpukan sampah itu sembari berkata.
"MULAI HARI INI KAU HARUS TINGGAL DI TEMPAT SAMPAH INI!!! KAU TIDAK AKAN PERGI KE SEKOLAH!!! KAU HANYA AKAN TIDUR DAN MEMBUSUK BERSAMA DENGAN SAMPAH-SAMPAH ITU. KAU MAU TAHU KENAPA? KARENA KAU JUGA ADALAH SAMPAH! AKU MUAK TINGGAL DENGAN MU! KEDUA ORANG TUA KU HARUS MATI KARENA KAU!! ADIK SIALAN!! AKU HARAP KAU MATI MEMBUSUK BERSAMA SAMPAH-SAMPAH INI!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kampung Santet "Dendam Tanpa Ujung Membawa Petaka"
HorrorSemua berawal dari Dendam, Dendam Tanpa Ujung yang berakhir pada sebuah Malapetaka. Durman adalah orang yang telah membawa Dendam itu. Dendam yang berujung pada Santet yang hampir menghabisi seluruh Warga di Kampung itu. Namun sebelum Ia berhasil me...