Di baca ya guys, biar nambah pembacanya juga 🤭
Happy reading 😘
Maapkeun typo bertebaran 🙏🏻
Seok Jin menyalakan senter dari handphonenya, ia berusaha mencari kontak lampu di ruangan itu. Teman temannya masih ketakutan dan berkeringat dingin."Ini ruangan apa sih ?, Banyak banget bukunya" Tanya Lee Seok
"Ya ndak tau kok tanya saya" jawab Chunse.
Sinwoo yang merasa tidak asing dengan suara itu berusaha mengingat suara siapa itu.
"Itu kayak suara pak Jokowi gak sih ?" Tanya Sinwoo.
Ziaxin tertawa mendengar pertanyaan Sinwoo. Teman temannya juga ikut tertawa.
BRAK
Sontak mereka terkejut ketika mendengar suara yang lumayan keras itu.
Seok Jin berlari mendekati teman temannya dan memeluk Beiyoung.
"Gue takut bang, ada mahluk itu di dalam sini" ujar Seok Jin.
Mereka membelalakkan mata mereka tidak percaya. Beiyoung melepas paksa pelukan Seok Jin. Dengan berani ia memeriksa asal suara tadi. Apakah benar ada zombie di dalam sana ?.
"Ada orang ?" Tanya Beiyoung.
"Saya bang" jawab Xio.
Mmff
Beiyoung memasang wajah datarnya. Finctia menempeleng kepala Xio.
"Bukan Lo goblok" ketus Finctia.
"Tau, pede amat sih jadi orang" sambung Afei.
Beiyoung meminjam handphone Seok Jin. Pria itu membuka sebuah lemari yang adalah asal suara mengejutkan itu.
"Jangan, jangan makan saya, jangan ganggu saya" pinta seorang paruh baya yang sedang bersembunyi di dalam lemari.
"Ngapain disini ?" Tanya Beiyoung.
Pria paruh baya itu menatap Beiyoung dengan ragu, berlahan lahan ia keluar dari lemari itu. Dapat di lihat kakinya yang masih bergetar dan keringat bercucuran di kening dan di lehernya.
"K..kalian anak kampus itu kan, k..kalian gak t.. terinfeksi kan ?" Pria paruh baya itu sepertinya sangat trauma dengan kejadian saat ini.
Pria paruh baya itu menatap satu persatu teman teman Beiyoung, Pandangannya berhenti pada dua orang siswa itu.
"Marvel, Vero, Mana teman teman kalian ?"
"Gak tau pak Aris" jawab mereka hampir bersamaan.
Pria paruh baya itu bernama Aris adalah guru olahraga di sekolah itu. Ternyata mereka berada di dalam perpustakaan yang ada di lantai tiga, pantas saja Seok Jin tidak menemukan kontak lampu di ruangan itu karena kontaknya berada di belakang tak buku.
Pak Aris menekan kontak lampu perpustakaan itu. Ruangan kini menjadi terang.
"Baru deh keliatan batang hidungnya si Yan Xi" ujar Afei.
"Hahah.., daun telinga si Ziaxin baru keliatan" tawa Starla.
Ziaxin memeriksa daun telinganya.
"Gak ada yang salah sama daun telinga gue"
.
.
.
.Berlahan lahan mereka berjalan menuruni tangga yang penuh bercakan darah dan lendir. Bau amis sangat menyengat di hidung mereka. Sebagian teman mereka ada yang mual ingin muntah karena tidak tahan dengan keadaan saat itu.
"HUEK..,sumpah gue...gue gak tahan sama bau nya" lirih Afei sambil menahan muntah.
Yan Xi menggenggam tangan Afei erat.
"Jangan liat darahnya, liat aja gue" bidik Yan Xi.
Chunse mendekati Ziaxin.
"Gue iri sama hubungan mereka" bisik Chunse.
"Maksudnya ?"
"Lo liat aja tu, mereka kelihatan mesra banget di keadaan apapun" lanjutnya.
"Maksud Lo ngomong itu ke gue apa ?" Tanya Ziaxin curiga.
Starla tertawa karena sejak tadi ia mendengarkan bisikan Chunse dengan Ziaxin.
"Haha... Maksud Chunse ngomong gitu, ia juga mau mesra mesra-an sama Lo, dia iri sama Yan Xi dan Afei, Chunse berharap Lo juga seperti mereka sama dia" Starla mewakili hati Chunse.
Chunse mengajukan kedua jempolnya kepada Starla.
"Dih, si Chunse lebay banget, jijuay gue" ketus Ziaxin.
Chunse memasang muka datarnya.
"SYUUT !" Beiyoung memberi isyarat kepada teman temannya supaya tidak ribut.
Ia juga merentangkan tangannya agar yang lainnya tidak melanjutkan perjalanan.
"Kalian dengar suara itu ?" Tanya Beiyoung seraya berbisik.
Teman temannya menajamkan pendengaran mereka.
Kira kira itu suara apa ya,
Yakin gak penasaran sama kelanjutannya ?.
Vote !!
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM SCHOOL TO CITY (END)
HorrorCERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA! Bagaimana bisa sebuah virus yang diciptakan oleh seseorang yang genius mampu menghancurkan masa depan sekolah hingga ke kota. Bahkan sang pencipta virus juga terinfeksi. Bagaimana cara mereka untuk menghentikannya v...