Maaf banget kalau ada typo 🙏🏻
Arman menyimpan kembali ponselnya. Ia segera mendekati profesor Koz.
"PROFESOR, SAYA ASA BERITA BARU, KITA HARUS KE BANDARA SEKARANG. BANTUAN MILITER AKAN MENOLONG KITA" teriak Arman.
Mereka yang mendengar itu merasa sedikit senang. Akhirnya mereka mendapatkan bantuan walaupun tidak tau kapan akan tiba.
Arman kembali mencari jalan yang bisa ia lewati menuju bandara. Arman tiba tiba berfikir sesuatu.
"SEMUANYA, SAYA AKAN MEMANCING PARA ZOMBIE KE ARAH KANAN, KALIAN PERGILAH KE KIRI MENUJU BANDARA !" perintah Arman.
"LALU BAPAK BAGAIMANA ?" Tanya Li Qian.
"SAYA AKAN MENYUSUL" jawab Arman.
Tak ada cara lain lagi. Terpaksa mereka harus mengikuti cara Arman.
Arman memulai rencananya. Ia berlari ke arah kanan.
"AAAAKKHHH..., HEI KALIAN SEMUA...AYO KEJAR SAYA KALAU BISA..." teriak Arman sangat keras.
Para zombie berlarian mendekati Arman. Arman pun langsung berlari menghindari serangan zombie. Dari kesempatan itu, Afei dan yang lainnya segera berlari ke arah kiri. Tak ada rasa lelah kali ini di benak mereka, yang terpenting adalah mereka harus selamat.
~~**~~
Arman terus berlari menghindari ratusan zombie. Untungnya ia segera menemukan cara untuk menjebak zombie itu.
Ia berlari memasuki sebuah rumah yang besar. Dengan cepat ia mencari jalan keluar lainnya. Ia membuka pintu belakang rumah itu. Kemudian ia tutup kembali, setelah itu ia kembali ke depan bangunan itu dari luar untuk menutup pintu depan rumah itu.
Akhirnya ratusan zombie berhasil di kurung oleh Arman. Ia bisa bernafas lega kali ini.
~~**~~
Afei dan teman temannya masih terus berlari di jalan kota yang sangat sepi walaupun kaki mereka sebenarnya sudah sangat sakit.
Tiba tiba angin Besar datang mengembuskan abu di jalanan membuat Afei dan teman temannya menutup mata mereka. Lee Seok, Marvel, Xio, dan Roy terbatuk-batuk akibat debu itu.
Angin besar itu ternyata berasal dari helikopter yang sedang mencari korban yang selamat. Helikopter itu berhenti tepat di atas mereka. Sebuah tali di turunkan, kemudian salah satu tentara militer turun dari helikopter tersebut menggunakan tali yang telah ia julurkan ke bawah.
Tentara militer itu bernama Dong Sun, ia segera membungkukkan badannya di hadapan profesor Koz.
"Senang bertemu dengan anda pak" ujar Dong Sun sopan.
"Senang juga melihat anda datang membantu kami" balas prof. Koz ramah.
Dong Sun menatap satu persatu wajah Afei dan teman temannya.
"Di mana Arman pak ?" Tanya Dong Sun.
"Arman pergi memancing zombie zombie itu ke arah lain agar kami bisa pergi ke bandara" jawab prof. Koz.
Tiba tiba sebuah mobil melaju ke arah mereka. Sepertinya pengemudinya masih normal sehingga mobil berhenti tepat di depan prof. Koz.
Arman keluar dari mobil itu dengan terburu buru.
Saat melihat Dong Sun, ia langsung memberi hormat. Dong Sun dengan cepat membalas hormat Arman.
"Terimakasih karena sudah mengirimkan bala bantuan untuk kami" ucap Arman.
"Sama sama pak, ngomong-ngomong, kemana para zombie itu ?" Tanya Dong Sun.
"Ratusan zombie berhasil saya jebak di sebuah rumah. Yang lainnya saya tidak tau ke mana" jawab Arman.
Salah satu tentara militer turun menyusul Dong Sun. Tentara militer itu bernama Jack.Jack terkejut ketika melihat teman teman Afei. Ia merasa kalau helikopter kali ini tidak bisa membawa mereka semua karena sebelumnya mereka telah menemukan korban yang selamat lainnya. Mungkin hanya dua orang saja yang bisa di tarik ke atas.
"Pak tolong lah kami pak !" Seru Yan Xi.
"Maaf, tapi kami tidak bisa membawa kalian semua" balas Jack.
"Jadi, siapa yang akan berangkat ?, maksimal dua orang" tanya Dong Sun.
Kini mereka saling berpandangan. Tak ada yang tau siapa yang harus di selamatkan dahulu. Mereka tak ingin meninggalkan teman mereka. Tapi mereka ingin sekali selamat.
"Baiklah jika tak ada yang mau menjawab, saya yang akan naik pak" usul Marvel.
"Tidak !" Tolak Beiyoung.
Mereka semua menatap heran ke arah Beiyoung. Kenapa ?.
"Pak Arman dan profesor Koz yang akan berangkat, kita akan menyusul nanti" lanjut Beiyoung tanpa menatap wajah teman temannya.
Mereka menyetujui pendapat Beiyoung. Arman dan prof. Koz memang harus di selamatkan dahulu.
Beberapa menit kemudian, akhirnya Arman dan prof. Koz sudah menaiki helikopter. Helikopter itu mulai melayang kembali. Angin besar pun kembali meresahkan Afei dan yang lainnya.
.
.Mereka berjalan menelusuri jalan besar yang begitu sepi. Rasanya mereka sedang hidup di kota mati.
Tak ada suara apapun di sana kecuali derapan kaki mereka. Sesekali merek menemukan bercak darah di jalanan.Hari pun sudah mulai gelap. Tak terasa mereka sudah begitu lama terdampar di kota zombie, perut yang kosong kian meronta ronta meminta sedikit di isi. Haus dan dahaga juga melanda tenggorokan mereka.
Mereka memutuskan untuk mencari makanan atau minuman yang bisa mereka konsumsi. Mereka juga mencari tempat untuk beristirahat.
DUAR....!
Tiba tiba suara keras dan getaran tanah datang ntah dari mana. Mereka semua terkejut dan hampir jantungan.
Afei memeluk Yan Xi erat. Nisyha menggenggam tangan Roy sambil menutup matanya. Lee Seok dan Seok Jin hanya saling pandang. Li Qian menutup wajahnya dengan telapak tangannya karena takut. Namun Beiyoung dengan cepat memeluk Li Qian. Yang lainnya menunduk takut.
"Suara apa itu ?" Tanya Chunse.
"Sepertinya peledakan sudah di mulai" jawab Wee.
Mereka yang mendengar jawaban Ween merasa ngeri.
"Kita harus cepat pergi dari sini" usul Marvel egois.
"Tidak !" Tolak Beiyoung.
"Kenapa ?" Tanya Marvel.
Kenapa ya ?....
Yang penasaran ayo lanjut ke bawah.Eits... Jangan lupa vote, komen dan follow nya dong biar gk sepi sepi amat part ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
FROM SCHOOL TO CITY (END)
KorkuCERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA! Bagaimana bisa sebuah virus yang diciptakan oleh seseorang yang genius mampu menghancurkan masa depan sekolah hingga ke kota. Bahkan sang pencipta virus juga terinfeksi. Bagaimana cara mereka untuk menghentikannya v...