PART 4

218 51 13
                                    

Happy reading 😘

      
                         ~~**~~   
    Tampak Ziaxin yang sedang menunggu kedatangan rombongan Afei dengan gelisah di depan pintu. Bukan hanya dia yang gelisah, semua teman temannya juga khawatir dengan sahabat mereka itu.

"Semoga mereka bisa ke sini dengan selamat ya" ujar Finctia.

"Ia nih, malah tu mahluk berkeliaran di depan ruang ini" sambung Chunse.

                        ~~**~~
   
     "Keren banget ni sekolah, ada ruang musik yang lengkap banget" puji Yan Xi.

"Namanya juga sekolah terpopuler" Sambar Starla.

Sedangkan Beiyoung tengah asik memainkan piano yang ada di dalam ruang musik itu. Sebenarnya mereka ingin protes ke Beiyoung karena ribut, namun Beiyoung memainkan piano itu dengan sangat bagus sehingga mereka pasrah menikmati lagu itu.

"Bang Bei cocok banget jadi pemain piano" ujar Starla.

"Cocok sama hari harinya yang selalu galau" sambung Roy.

"Lu gak boleh gitu sama bang Bei, bagaimanapun juga dia sahabat kita yang paling langka" bisik Seok Jin.

"Bukan gitu maksudnya, gue bangga sama bang Bei, udah orkay, pinter, baik, pendiam seperti batu, bahkan di kejar sama cewek cewek"

Sang empu hanya diam dan melanjutkan kegiatannya bermain piano.

"Gue cuman gabut aja" ujar Beiyoung dingin.

                        ~~**~~

   Dengan hati hati Lee Seok dan ketiga temannya berjalan mendekati ruang kepala sekolah.
Apalagi beberapa zombie menunggu di depan ruang kepala sekolah itu.

"Guys, gue punya edi" bisik Ween.

"Ide !" Tegur mereka bersamaan degan berbisik juga.

"Kita pancing zombie itu ke arah kiri, setelah itu kita berlari ke arah kanan dan langsung masuk ke ruang kepala sekolah" ujar Ween.

"Gimana caranya ?" Tanya Afei.

"Kita lempar aja barang atau bunyikan suara apa gitu supaya mereka terpancing, karena menurut cerita novel yang gue baca, kalau zombie itu adalah mahluk yang peka terhadap penciuman dan pendengaran, kalau kita bunyikan suara, mereka pasti mengira kalau itu adalah mangsanya" bisik Ween.

"Seratus buat Lo" puji Lee Seok.

Nisyha mengambil botol mineral dari dalam tasnya, kemudian ia lemparkan ke arah kanan. Sebelum itu mereka bersembunyi di dalam WC yang kebetulan dekat dengan tangga penghubung antara lantai empat dan tiga.

Nisyha melemparkan botol mineralnya dengan sangat jauh.

BAK

Seketika zombie itu mengganas dan berlari kearah asal suara.

GRRRR

Para zombie itu berlari mendekati asal suara itu.

Setelah merasa aman, mereka keluar dari WC dan berjalan berlahan lahan agar mahluk peka itu tidak mendengar derapan kaki mereka.

Namun mereka melupakan kalau mahluk itu sangat tajam penciumannya terhadap mangsa. Zombie zombie itu mencium aroma mangsa, mereka memutar ke belakang dan berubah menjadi semakin ganas.

Grrr
Grrh

"LARI !" Teriak Ween.

Mereka berlari ke arah ruang kepala sekolah.  Dengan cepat Afei menggedor pintu ruang kepala sekolah dengan sangat keras karena panik saat melihat mahluk itu berlari ke arah mereka.

"WOY BUKA PINTUNYA !" teriak Afei.

"WOY TOLONGIN KITA !" teriak Lee Seok panik.

Pintu langsung terbuka dengan cepat. Mereka masuk ke dalam ruang kepala sekolah dan menutup pintu dengan keras.

Brakk

Afei, Nisyha, Ween, dan Lee Seok bernafas lega.

"Gila banget tu monster" ujar Nisyha sambil menahan nafas.

"Syukurlah kalian bisa sampai kesini dengan selamat" ucap Chunse.

Finctia mendongakkan kepalanya seperti mencari sesuatu.

"Yang lain mana ?" Tanya Finctia.

"Kita terpisah waktu mau naik ke lantai empat" jawab Afei.

Chunse memeluk Lee Seok.

"Gue khawatir sama Lo Lee" ujar Chunse.

"Jijay gue dengarnya" umpat Ziaxin.

                          ~~**~~

TING
TIIIING
TING
(Suara piano)

Saat tengah asik bermain piano,  tiba tiba Beiyoung merasa handphon bergetar, sepertinya ada yang menelponnya. Pria itu berhenti bermain piano.

"Chunse ?"

Beiyoung mengangkat telponnya karena yang menghubunginya adalah Chunse.

"Apaan ?"

"Bang Bei, kalian dimana ?"

"Ruang musik"

"Lantai berapa ?"

"Dua"

"Kalian tunggu di sana aja ya, jangan ke mana-mana soalnya kita bakalan susul kalian di sana"

"HM"

"Kalau kita udah bersatu, baru kita keluar dari sekolah ini"

"Terserah"

TUT

Beiyoung menarik nafas dalam.

"Gue bosan banget nih" lirih Starla.

"Lo pikir Lo doang yang bosan, gue juga kali" sambar Seok Jin.

"Dih, Lo nyambung aja ya kayak listrik"

"Enak aja lo"

Gk banyak banyak kok

Maap kalau Typo atau kata kata yang salah.

Vote !!
Komen !!
Follow !!

Ingat ya guys, cerita ini hanya fiktif belaka bukan nyata.

FROM SCHOOL TO CITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang