PART 29

112 33 105
                                    


     Tak ada yang mengeluarkan suara, mereka berusaha mencerna berita tersebut.

"Apa yang harus kita lakukan, Kita tidak akan menjadi abu di sini kan ?" Tanya Ween

"Kita harus menemukan obat penawarnya dahulu, setelah itu kita akan pergi ke bandara, lagipula kita memiliki tiga puluh hari kan ?" jawab prof. Koz.

"Kita ?, Oh no" bantah Antrisa.

Afei dan teman temannya kini tak tau harus memutuskan kemana mereka akan pergi, apakah mereka  pergi ke bandara dan menyelamatkan diri atau mungkinkah mereka pergi bersama prof. Koz untuk menemukan anti virus ?.

"Ayolah, saya yakin kalian pasti bisa" bujuk Arman.

Belum ada jawaban dari mereka.

"Guys, sepertinya kita harus mencobanya, siapa tau dengan kita menemukan obat anti virus ini kita bisa menyelamatkan keluarga dan teman teman kita yang sudah terinfeksi" usul lucky memecahkan keheningan.

Terpaksa mereka mengiyakan usulan lucky. Tak ada salahnya juga untuk mencoba. Siapa tau mereka akan menjadi pahlawan negara mereka.

"Pertama-tama kita harus pergi ke kantor saya dulu, di sana kita akan mencoba beberapa cairan untuk menciptakan anti virus ini" ujar prof. Koz.

.
.
.

    Kantor labolatorium prof. Koz tak terlalu jauh sehingga tidak sulit bagi mereka untuk pergi ke sana. Zombie zombie yang menghalangi di tembak habis oleh Arman. Jika mereka merasa tak sanggup melawan zombie sebanyak itu, maka mereka memutuskan untuk bersembunyi.

GLEDER...!!

Tiba tiba petir menggelegar di langit membuat Afei dan yang lainnya terkejut bukan main.

Anehnya lagi para zombie meraung dengan ganas ketika mendengar suara keras dari langit itu.

Hujan mulai membasahi kota dan menghilangkan darah darah yang mengotori kota.

Afei dan teman temannya merasa senang bercampur takut. Sudah lama mereka tidak mandi dan tak minum.

Yan Xi, Chunse, Ween, Roy, Lee Seok, dan Marvel menampung air hujan dengan tangan mereka, kemudian mereka minum air hujan itu. Sedangkan Afei, Li Qian, Starla, Antrisa, Seok Jin,  Lucky, Nisyha, dan Sinwoo membersihkan pakaian mereka yang terkena darah.  Beiyoung, Xio, Arman dan prof. Koz masih fokus mencari jalan yang sepi sambil terus mengingatkan mereka agar tidak terlalu ribut.

"Kenapa mereka tidak perduli dengan kita ?" Tanya Sinwoo berbisik dengan Yan Xi.

"Mungkin karena suara petir yang kuat dan suara hujan di mana mana sehingga sulit bagi mereka untuk mendeteksi mangsa" jawab Yan Xi ragu.

"Sepertinya yang di katakan Yan Xi benar, air hujan membuat mereka tidak bisa mencium aroma kita, apalagi air hujan sudah membersihkan darah darah disekitarnya, suara hujan membuat mereka sulit mendengarkan gerak gerik mangsa. Sedangkan petir dan cahaya kilat membuat mereka mengira kita ada di atas mereka. Lihatlah, mereka mendongakkan kepala mereka ke atas" sambung Beiyoung.

Prof. Koz, Arman, Antrisa, lucky, Marvel, Afei dan teman temannya mempercepat langkah mereka.

"Ayo lebih cepat lagi, nikmati hujannya nanti saja, ini adalah waktu kita yang tepat untuk melewati mereka" pinta prof. Koz sambil terus berjalan cepat.

.
.
.

    Satu jam kemudian, setelah berkali kali bersembunyi dan berlari, akhirnya mereka tiba di kantor labolatorium prof. Koz. Untungnya di sana tidak ada zombie.

Di dalam ruangan labolatorium, mereka semua membantu prof. Koz mencari cairan yang tidak biasa.

"Aneh, kemana perginya mereka ?" Tanya Chunse berbisik dengan Ween.

"Ia, kira kira mereka kemana ya ?" Tanya Ween balik.

Beiyoung yang mendengar bisikan Chunse dan Ween menggelengkan kepalanya.

"Bukankah itu bagus, apa kalian mau di kejar kejar terus oleh mereka ?" Tanya Beiyoung dengan wajah datar.

"I...ia juga sih" jawab Chunse.

Arman menemukan sebuah cairan yang di di simpan di dalam sebuah kotak. Kotak itu di tandai dengan larangan di sentuh.

"Profesor, sepertinya saya menemukan sesuatu" ujar Arman tegas.

Spontan mereka semua mendekati Arman karena penasaran.

Prof. Koz mengambil kotak itu dan membukanya dengan hati hati. Betapa terkejutnya ia ketika melihat botol kecil berisi cairan berwarna aneh itu.

"Saya ingat dengan cairan ini" seru prof. Koz.

FLASHBACK ON

"Koz, apakah kamu memiliki cairan yang mematikan ?" Tanya prof. Moon kepada prof. Koz.

Prof. Koz mengerutkan keningnya.

"Apa yang ingin kamu lakukan dengan cairan berbahaya itu?, Cairan itu tidak boleh di gunakan dengan sembarangan" cetus prof. Koz.

"Aku akan menggunakannya dengan hati hati, aku hanya ingin membuat sesuatu sendiri" ujar prof. Moon.

"TIDAK BOLEH !, Aku takut kau akan membuat sesuatu yang berbahaya, cairan ini akan ku simpan" tolak prof. Koz.

Prof. Moon tersenyum miring. Ia tak membalas prof. Koz lagi. Ia segera pergi meninggalkan ruangan itu.

FLASHBACK END

Afei dan teman temannya mengangguk faham.

"Padahal saya sudah menguncinya di dalam lemari rahasia, tapi tetap saja ia dapat menemukannya. Cairan ini juga sudah banyak berkurang, Moon pasti sudah memakainya" seru prof. Koz.

"Itu artinya, profesor moon menyatukan cairan ini dengan cairan lainnya" tebak Yan Xi.

Lee Seok melihat ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu. Setelah menemukannya, ia tersenyum.

"Sepertinya ini adalah cairan yang berhubungan dengan otak" tebaknya.

"Darimana Lo tau ?" Tanya Nisyha.

"Karena ada gambar otaknya" jawab Roy meledek.

"Hehehe, tau aja Lo Roy" cengir Lee Seok.

Prof. Koz mengambil cairan yang dimaksud oleh Lee Seok.

"Ini adalah cairan yang dapat merusak saraf otak untuk tubuh yang sudah mati" ujar prof. Koz.

Beiyoung mengangguk faham.

"Itu artinya zombie ini awalnya mati terkena cairan mematikan itu, kemudian saraf otak mereka rusak karena gabungan cairan ini" tebak Beiyoung.

Guys, semoga kalian suka ya sama cerita ini.

Jangan lupa vote dan komen ya.

Jangan lupa juga follow akun ini.
MayaIndah3

Saya harap kalian suka dengan cerita ini. Terimakasih banyak atas komentarnya dan vote nya. Makasih juga karena udah mau mampir ke certia saya. Baca terus kelanjutannya di part selanjutnya ya kak 🤗

 







FROM SCHOOL TO CITY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang