11. Bersama Vivian

6.6K 1K 402
                                        

Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a

@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Happy Reading 💕

_________________________

Prang!

Terkejut dan ketakutan, kecuali sosok pria yang melempar guci keramik ke lantai, hingga hancur berkeping-keping, melampiaskan amarahnya yang berada di ujung tanduk.

Ah, tidak, ternyata ada dua orang yang bersikap tenang walaupun Tuan besar di kediaman megah itu sedang mengutarakan kemurkaannya.

"Bodoh! Hanya cari satu orang saja kalian tidak becus! Sia-sia aku menggaji kalian, keparat!" maki Marco emosi. Rahangnya mengetat dengan tangan yang terkepal kuat.

Para bodyguard yang ditugaskan mencari pengkhianat dari dalang hampir terbongkarnya bisnis gelap Marco, menunduk tak berani menatap Tuan-nya.

"Ternyata yang aku pekerjakan hanya para banci berotot, brengsek!"

Bugh!

Marco menghantam keras kepalan tangannya ke perut salah satu bodyguard di hadapannya.

Vivian yang menyaksikan kekerasan itu, sedikit melangkah mundur. Lagi, bayangan saat Damian, Sang Papa, yang kala itu dipukul terlintas di dalam benaknya.

Virgo melirik gerak-gerik Vivian dari ekor matanya. Terlihat gadis cantik disampingnya sedang meremas kuat sisi dress santai bermotif bunga yang dikenakannya. Namun wajah Vivian tetap menampilkan ekspresi tenang.

Bugh!

"Aku menggaji mu dengan mahal, bodoh!" Kini Marco menendang keras paha bodyguard yang lain.

Emosi Marco belum kunjung surut. Ia beralih mengambil vas bunga, kemudian melemparkannya ke bodyguard yang lain lagi.

Prang!

Bersamaan dengan itu, Vivian mengalihkan pandangannya seraya memejamkan mata. Tiba-tiba saja tubuhnya berhimpitan dengan sesuatu yang keras. Vivian sadar jika kini ia berada di dalam pelukan Virgo. Pipi kanannya menempel di dada bidang lelaki itu.

"Tutup mata," titah Virgo tanpa membalas tatapan Vivian. Lelaki itu terus mengarahkan tatapannya pada Marco yang tak henti-hentinya memukuli para bodyguard-nya.

"BRENGSEK!!" Napas Marco tersengal-sengal setelah membabi buta menghajar semua bawahannya. Mereka terkapar kesakitan di lantai, bahkan ada beberapa yang terluka cukup parah, mengotori lantai dengan darah.

Punggung tangan Marco pun tak luput dari luka memar, bahkan lecet hingga mengeluarkan darah. Pria kejam itu membalikkan tubuhnya dan langsung menatap Vivian yang berada di pelukan Virgo.

Virgo segera melepaskan pelukannya saat Marco menatap punggung Vivian tajam. Vivian mendongakkan kepalanya, kemudian mengikuti tatapan Virgo dan langsung bertatapan dengan manik kelam Marco.

VIVIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang