10. Kecerdasan Vivian

5.5K 982 340
                                    

Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a

@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Happy Reading 💕


______________________

"Ada apa?"

"Kepala kepolisian berada di perusahaannya Tuan Marco, sepertinya pihak polisi dan media sudah mencium bisnis gelap yang dilakukan Tuan Marco. Saya baru saja dari sana, dan perusahaan ramai dengan polisi."

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah. Tapi sepertinya ada anak buah Tuan Marco yang berkhianat."

"Tapi bukannya itu tidak berpengaruh untuk Tuan Marco, dia saja bisa membeli hukum."

"Tapi masalahnya, hal ini sudah tercium sampai di media. Walaupun belum di publikasikan nama perusahaannya, tapi bukankah itu pertanda buruk untuk nama perusahaan dan nama baik Tuan Marco sendiri. Bisa-bisa perusahaannya mengalami penurunan karena berita ini."

Vivian yang tengah mengelap sebuah guci, secara seksama mendengar percakapan kedua bodyguard tersebut. Walaupun tangannya sedang bekerja, namun telinganya begitu fokus mendengar percakapan mereka berdua.

"Tapi itu sepertinya menjadi keuntungan untuk gadis belia itu dan Papanya. Kehancuran perusahaan Tuan Marco, bisa saja menjadi kebebasan untuk mereka berdua."

"Kau salah besar, Tuan Marco itu licik dan kejam. Tidak mungkin dia mau hancur sendirian. Bisa saja dia melenyapkan gadis belia itu dan Papanya duluan."

"Ah iya juga. Mungkin juga kita akan ikut dihancurkan."

"Iya, bisa saja. Kematian selalu ada di depan mata kita jika sudah berada di bawah kekuasaan Tuan Marco. Bahkan hanya dia dan Tuhan yang saya takuti di dunia ini."

Tak dapat bebas, tapi bisa menarik simpatik pria itu agar lebih memandang ke arahnya. Lebih tepatnya, memberikan sebuah rasa berhutang budi pada pria berdarah Italia itu. Dengan rencana yang terlintas di pikirannya, Vivian segera menghentikan pekerjaannya. Ia kemudian melangkah mendekati kedua bodyguard tersebut.

"Permisi, bisa tolong antar aku ke suatu tempat?" pinta Vivian ramah.

Sementara di perusahaan Marco, terlihat jika beberapa kepolisian sibuk menggeledah ruangan Marco dan menginterogasi beberapa orang untuk dimintai keterangan.

Marco hanya diam, duduk di kursi kebesarannya dengan tatapan datar dan raut wajah tenang. Walaupun dalam hati ia begitu emosi karena rahasia bisnis gelapnya bisa tercium oleh pihak kepolisian begitu juga media.

"Permisi Tuan, saya ingin menggeledah dibagian sini, bisa Tuan minggir sebentar?"

Marco mengangguk, kemudian berdiri dari kursinya. Membiarkan polisi sialan itu menggeledah meja kerjanya.

Lalu sekretaris Marco sekaligus tangan kanan pria itu, mendekati atasannya. "Bagaimana ini, Tuan?" tanyanya pelan.

"Cari pria sialan yang sudah berani berkhianat. Entah dalam keadaan masih hidup ataupun sudah mati!"

VIVIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang