Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓
Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.
Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!
Akun sosmed :
IG : @icha_a.a
@venomgangs_
Tiktok : ichasthetic
Happy Reading 💕
___________________________
"Aku masih tidak percaya. Dimana image Tuan sebagai pria yang ditakuti? Kenapa tiba-tiba berubah lembek begini?" Sang Sekretaris sedikit terkejut saat Marco mengajak Vivian untuk menikmati jajanan pinggir jalan atau street food.
Marco yang duduk di sofa dengan satu kaki menyilang, menghembuskan asap rokoknya. "Kau tau aktor?"
"Tentu aku tau, orang bodoh mana yang tidak mengetahui itu."
Marco mengangguk. "Sekarang aku sedang berperan sebagai aktor, sedangkan Vivian menjadi lawan mainku."
Kening sang Sekretaris berkerut bingung. "Maksudnya? Aku tidak paham, Tuan."
"Karena kau bodoh," balas Marco santai membuat sang Sekretaris mendengus. "Gadis kecil itu tiba-tiba berubah menjadi anak anjing yang penurut, setelah sebelumnya selalu membangkang padaku. Secepat itu dia berubah, bukankah aneh?"
"Iya juga, Tuan."
Marco menyeringai kecil. "Sepertinya dia ingin bermain-main dengan ku. Jadi aku harus ikut andil dalam permainannya. Menjadi Marco yang baik padanya."
Sang Sekretaris terhenyak. Ia pikir sikap Marco yang buruk telah hilang karena gadis cantik itu, namun perkiraannya salah. Marco tetap lah Marco.
"Aku ingin lihat sejauh mana dia bisa berakting seperti itu." Marco menyandarkan punggungnya pada sofa. Menengadahkan kepalanya seraya mengepulkan asap rokok ke udara. "Vivian, Vivian. Kalau seperti ini, bisa-bisa aku memperkosa mu, sayang."
"Maaf, Tuan. Tapi Tuan terlihat seperti pedofil," kata sang Sekretaris jujur. Terkadang ia merasa ngeri, melihat Marco bersama dengan Vivian.
Marco justru terkekeh. "Terserah apa katamu, terpenting aku bisa mendapatkan apa yang aku mau."
"Tuan, bagaimana kalau misalnya Tuan tiba-tiba menyukai gadis itu? Semacam jatuh cinta?" tanya Sekretaris Marco. Tiba-tiba saja pertanyaan itu terlintas di dalam benaknya.
Marco refleks tertawa. "Jatuh cinta? Lelucon seperti apa itu? Apalagi pada gadis belia yang tidak tau apa-apa. Gila saja kau."
"Siapa tau. Kita tidak bisa menebak kedepannya. Bagaimana kalau Tuan malah bertekuk lutut pada Nona Vivian? Termakan permainan Tuan sendiri."
"Itu tidak mungkin terjadi, bodoh. Bukan aku yang bertekuk lutut, tapi tentunya gadis itu. Mungkin sekarang dia masih jual mahal padaku, tapi secepatnya dia sendiri yang menawarkan dirinya secara cuma-cuma. Melempar dirinya sendiri ke ranjang ku dan membuka lebar pahanya untuk aku masuki, seperti koleksi para jalangku." Marco dengan entengnya berkata seperti itu, menyelipkan ejekan yang ditujukan pada Vivian.
Tanpa diketahui Marco, Sekretarisnya itu mendelik sinis mendengar penuturan Marco yang begitu percaya diri. "Terserah Tuan saja. Tapi ingat, karma itu ada."

KAMU SEDANG MEMBACA
VIVIAN (END)
Teen FictionVivian Maureen Bakhtiar atau kerap dipanggil Vivian, gadis cantik jelita berusia 15 tahun. Vivian adalah seorang dancer yang berkecimpung dalam genre contemporary dance, dimana tariannya dapat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Tariannya, keca...