2. Pelayan Vivian

11.1K 1.2K 447
                                    

Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a

Tiktok : ichasthetic

Happy Reading 💕

______________________

Faskal menggeleng. "Mau lewat?" Tentu iya, namun dengan bodohnya dia bertanya seperti itu!

Vivian mengangguk. "Iya."

"Boleh, tapi ada syaratnya."

Kening Vivian berkerut. Ia lebih memilih diam, membiarkan lelaki dihadapannya itu kembali berbicara.

Faskal menyunggingkan senyuman miringnya. "Cium bibir gue, baru lo bisa lewat, cantik."

"Anjay, slebew." Barli terkekeh. Ia ingin mencolek dagu Vivian, namun gadis itu langsung menghindar.

Vivian menatap satu persatu ketiga laki-laki yang berdiri dihadapannya. Gray, Faskal dan Barli.

"Setidaknya kalau gak bisa sopan, tolong jaga harga diri kalian." Ada nada penekanan di dalam suara lembut Vivian.

"Berani juga lo." Faskal berdecih sinis.

"Terima kasih."

"Anjing, gue gak muji!"

Barli tertawa karena ucapan 'terima kasih' yang keluar dari mulut Vivian, padahal Faskal bermaksud menyindir gadis itu.

"Perkataannya tolong di-manis-in lagi, ya? Gak boleh kasar sama orang yang baru pertama kali ketemu sama kamu. Itu bakal memberikan kesan yang gak baik tentang sikap kamu." Senyuman tipis tercetak di bibir ranum Vivian.

"Emosi gue bicara sama lo." Faskal mengacak rambutnya frustasi. Niatnya ingin mengganggu gadis itu, tetapi malah menjadi bumerang untuk dirinya.

"Yaudah, gak usah bicara sama aku. Jadi, aku pergi dulu."

"Siapa yang ijinin lo pergi!" Faskal menahan pergelangan tangan Vivian saat gadis itu melangkah pergi.

Vivian segera menarik pergelangan tangannya, sehingga terlepas dari cekalan Faskal. "Pada dasarnya kita gak saling kenal, jadi gak ada hak untuk aku izin ke kamu, right?"

Gray memainkan lidahnya di dalam mulut, tatapannya tak pernah lepas dari wajah cantik Vivian.

"Sabar, Bang, sabar." Barli tertawa. Ia menepuk-nepuk pundak Faskal.  Dapat dilihat wajah Faskal yang memerah, pertanda emosi. Mungkin sedikit lagi akan keluar asap dari hidung lelaki itu, saking panasnya di dalam dirinya.

"Tahan gue, Bar, tahan. Jangan sampai gue kelepasan cium cewek cantik ini," kata Faskal emosi, namun masih tetap menggombal ala alligator.

Tatapan Vivian tak sengaja bertemu dengan manik tajam milik Gray. Terlihat lelaki itu melemparkan seringai kearahnya.

VIVIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang