Play : Drivers License - Olivia Rodrigo.
Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓
Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.
Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!
Akun sosmed :
IG : @icha_a.a
@venomgangs_Tiktok : ichasthetic
Happy Reading💕
____________________________
"VIVIAN."
Sang pemilik nama mengalihkan wajahnya saat mendengar teriakan dari lelaki yang sangat dikenalinya. Sampai pada akhirnya kedua manik mereka saling terkunci, pandangan keduanya melambat, seakan waktu terjeda untuk kedua orang itu.
Lelaki itu, Gray seakan kehilangan banyak pasokan oksigen, dadanya bergerak naik turun dengan ritme cepat dan napasnya tercekat seakan tercekik oleh tangan tak kasat mata. Dapat dilihat tatapan sayu di kedua bola mata Gray, menyiratkan kesedihan yang amat mendalam kala mendapatkan kabar jika Vivian akan pergi, meninggalkannya.
Selain itu, Gray juga sudah mengetahui segalanya. Tentang Vivian dan Virgo yang bukanlah saudara sepupu, lalu Marco yang merusak kebahagiaan Vivian serta Papanya dengan menjadikan gadis itu sebagai pelayan. Semuanya itu membuat dunia Gray seolah terguncang hebat mendapatkan fakta pelik seperti itu. Papanya lah yang membeberkan segalanya pada Gray, begitu juga rencana kepergian Vivian dan Damian ke Australia.
Termangu, raut wajah Vivian terlihat kaku, tak menduga jika Gray akan menemuinya di bandara. Seketika pandangan berubah sendu, melihat tatapan kesakitan di manik lelaki itu. "Kak Gray."
Sebelum kembali melontarkan kalimat, tubuh Vivian sudah terhuyung ke belakang kala mendapatkan pelukan secara tiba-tiba. Sebuah pelukan yang sangat erat, seakan tak membiarkannya pergi.
"Jangan tinggalin gue." Lirihan dari lelaki itu terdengar menyayat hati. Suaranya berpadu serak, menahan tangis.
Vivian membalas pelukan Gray, mengusap lembut punggung lelaki yang sudah dianggapnya sebagai Kakak, namun berbeda dengan Gray yang justru mencintainya.
Damian hanya diam, menatap putrinya yang didekap penuh sayang nan erat dari lelaki yang tak dikenalnya itu, namun bisa disimpulkan jika lelaki itu adalah salah satu orang terdekat Vivian. Bisa dilihat bagaimana Gray menghamburkan rasa sayangnya pada Vivian.
"Gue udah tau semuanya. Tentang semua rasa sakit yang lo sembunyiin dari gue." Ucapan Gray membuat hati Vivian terpuruk seketika. "Jujur gue sakit banget, Vivian. Lo gak terbuka dengan gue. Gak mau ceritain segala penderitaan lo ke gue. Gue terluka untuk itu."
"Maaf, Kak Gray."
"Tapi gue lebih terluka saat tau kabar lo bakal pergi ninggalin gue. Banyak banget kekecewaan yang lo berikan ke gue, tapi bodohnya rasa cinta gue gak berkurang sedikitpun. Secinta itu gue sama lo, Vivian." Rasa kecewa dan sedih tergambar jelas di sorot mata Gray. Ia terluka, sangat terluka karena Vivian tak menjadikannya sebagai sandaran disaat gadis itu berada di tengah-tengah lingkaran kesakitan.

KAMU SEDANG MEMBACA
VIVIAN (END)
Novela JuvenilVivian Maureen Bakhtiar atau kerap dipanggil Vivian, gadis cantik jelita berusia 15 tahun. Vivian adalah seorang dancer yang berkecimpung dalam genre contemporary dance, dimana tariannya dapat menghipnotis siapa saja yang melihatnya. Tariannya, keca...