26. Kembalinya tawaan Vivian

4K 785 319
                                    

Play : Dream - Bolbbalgan4

YEAYYY UDAH MAU CHAPTER 30 NIH, GAK KERASA YA😍

Jangan lupa untuk share cerita Vivian ke teman-teman kalian atau sosmed ya 💓

Saya akan berterimakasih banget jika kalian mau mengembangkan cerita Vivian agar dikenal banyak orang.

Dilarang salah lapak/ menyebutkan karakter tokoh cerita lain di cerita Vivian!!!

Akun sosmed :

IG : @icha_a.a
@venomgangs_

Tiktok : ichasthetic

Happy Reading💕

_________________________


Sedari tadi Vivian hanya tersenyum melihat keributan Kakak-kakak kelasnya yang datang menjenguknya. Terutama ketiga laki-laki yang selalu bertengkar karena hal sepele.

"Jangan ada yang megang-megang Vivian gue ya, anjing-anjing!" Gray memperingatkan Zidan dan Faskal yang kerap mengusap rambut Vivian.

"Bodo amat, tainya anjing," balas Zidan masa bodoh.

Gray mengusap wajahnya kasar. Ia paling tak suka dengan kehadiran mereka, terutama Zidan.

"Kak Gray lebay banget sih!" cibir Chia yang tengah mengupas buah apel untuk Vivian.

"Ngupasnya hati-hati." Fatih sedari tadi mengamati Chia, takut-takut jika jari gadis cantik itu terkena pisau.

Mendengar penuturan Fatih, membuat senyuman Chia mengembang. "Ini udah hati-hati kok."

"Sini, biar gue aja." Fatih meraih pisau yang dipegang Chia, menggantikan gadis itu mengupas apel. "Gue gak mau jari lo kenapa-napa," ucapnya saat Chia ingin memprotes.

Barli yang terus-menerus memperhatikan interaksi kedua orang itu, tak sengaja mengepalkan tangannya, menahan sebuah rasa yang bergejolak di dalam dirinya.

"Gue mau keluar dulu," kata Barli mengalihkan perhatian semua orang.

"Kemana?" tanya Morgan yang juga datang menjenguk Vivian.

"Ngerokok," jawab Barli singkat. Lalu melangkah pergi.

"Gak jelas tuh jamet," cibir Zidan.

Chia terus menatap kepergian Barli, hingga laki-laki itu hilang setelah melewati pintu. "Vivian," panggilnya menarik atensi Vivian.

"Iya, Kak Chia."

"Gue mau ke kamar mandi sebentar, ya," pamit Chia. Tanpa mendengar balasan, gadis itu segera keluar dari ruangan.

"Terus lo mau kemana?" tanya Kaisar, menghentikan langkah Fatih yang ingin menyusul Chia.

"Cari angin," jawab Fatih singkat, lalu melanjutkan langkahnya.

Kepergian ketiga orang itu, menimbulkan tanda tanya besar di dalam benak mereka yang berada di dalam ruangan.

"Gue bau-bau cinta segitiga nih," tebak Zidan, seraya mengusap-usap dagunya.

"Adek gue sebenarnya suka Barli." Suara Gray mengagetkan mereka. Ia tahu perihal perasaan Chia pada Barli, namun pura-pura biasa saja seolah tak mengetahuinya. Melihat dari gelagat, tatapan bahkan nama kontak Barli di ponsel Chia, meyakinkan dirinya jika adik sepupunya itu menyimpan perasaan pada Barli.

VIVIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang