My Into Your World (jaemren)END!

12

Keluarga Nakamoto sekarang tengah menunggu tamu yang dimaksud oleh yuwin, dan tak lama setelah itu, maid datang dengan tamu yang dimaksud oleh yuwin.

Renjun, shotaro, dan chenle kaget melihat yang datang adalah keluarga jaeyong begitu pula dengan Lucas sedangkan Kun tidak mengerti apapun. Jaemin yang melihat Kun ada di kediaman keluarga Nakamoto itu langsung merubah ekspresi nya menjadi datar dan mendadak kesal melihatnya.

"Apa ini Kun?" Ucap taeyong tersenyum membuat semua anaknya bingung bahkan jaemin juga sama tapi dia tetap bertahan dengan ekspresi datarnya itu.

"I...iya." Ucap Kun sedikit gugup dan dia juga tidak ingat dengan orang yang mengajaknya bicara itu.

"Kau melupakannya Gege." Ucap Lucas.

"Maksudmu?" Ucap Kun menatap Lucas kaget.

"Kun, ini mommy taeyong dan daddy jae. Orang yang ikut merawatmu dan Lucas dulu." Ucap winwin.

"Aaa, maafkan aku mommy tae. Daddy jae. Aku lupa." Ucap Kun tersenyum canggung dan jaeyong dapat mengerti hal itu.

"Kalian pasti bingung, ini Kun. Dia adalah kakaknya Lucas, mommy dan Daddy sering mengurus mereka dulu. Bahkan saat sedang mengandung Mark." Ucap taeyong tersenyum pada anaknya itu.

"Oo." Sedangkan jaemin hanya diam saja dan ntah kenapa merasa sangat lega tanpa sebab sama sekali.

Drrtt....Drrtt...Drrtt...

Semuanya mengalihkan atensinya pada renjun, renjun sontak membungkuk lalu mengangkat ponselnya.

"Iya?"

"Renjun aku dan Yangyang sedang berada dalam perjalanan ke rumahmu." Ucap sang penelpon yang tidak lain adalah Haechan.

"Wae?"

"Aku sedang kesal dengan Dery Hyung karena dia sangat menyebalkan." Ucap Haechan.

"Apa maksudmu Haechan."

"Nanti aku akan menjelaskannya secara rinci saat sampai."

"Dan Yangyang? Apa masalahmu?"

"Aku kesal dengan winter dan juga sepupu jauhmu itu." Ucap Yangyang.

"Baiklah. Terserah saja." Ucap renjun lalu mematikan ponselnya.

"Gege." Ucap taro. Renjun sontak saja hampir menjatuhkan ponselnya lalu menatap tajam taro.

"Ada apa taro? Kau mengagetkanku." Ucap renjun kesal.

"Mian ge. Itu, kau sudah ditunggu oleh semuanya di meja makan." Ucap taro.

"Baiklah. Ayo." Ucap renjun lalu diapun berjalan lebih dulu diikuti oleh taro.

Di meja makan....

"Ayo duduk injunie." Ucap winwin dan renjunpun duduk disebelah Kun. Sedangkan taro duduk disebelah dejun.

"Makanannya sangat lezat sekali. Bukan begitu?" Ucap taeyong melihat suami dan anak-anaknya itu.

"Iya mom. Ini benar-benar sangat lezat sekali." Ucap beomgyu tersenyum.

"Hmm. Aku benar-benar tidak akan berbohong soal ini." Ucap sungchan.

"Hmm. Ini lezat sekali." Ucap jeno tersenyum hingga eyesmile nya terbentuk.

"Makasih kalau begitu, ini buatan renjun makanya sangat lezat." Ucap winwin.

"Benarkah? Wah injunie, mommy tae tidak percaya kau bisa memasak makanan selezat ini. Kau benar-benar bagus sayang." Ucap taeyong.

"Makasih mommy tae." Ucap renjun tersenyum kecil lalu merekapun melanjutkan makan dengan jaemin yang menatap dengan tatapan yang sulit diartikan oleh siapapun.

"Ada apa jaemin?" Ucap jaehyun yang menyadari anaknya menatap renjun sedari tadi.

"Tidak ada Daddy." Ucap jaemin lalu diapun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya dan berdiri.

"Saya permisi sebentar." Ucap jaemin lalu diapun menjauh dan menghubungi asistennya. Jay Park.

"Iya Presdir?"

"Tangani semua masalah olehmu. Saya tidak bisa pergi ke Amsterdam. Besok kirimkan segera apa yang menjadi masalahnya. Maka, aku akan membantu dari sini, kalau kau gagal maka ucapkan selamat tinggal pada pekerjaanmu."

"Baik Presdir. Saya mengerti."  Lalu panggilan pun selesai dan jaemin langsung kembali ke meja makan.

"Siapa?" Ucap Mark.

"Asistenku."

"Ayolah tuan ceo, apa kau akan berangkat malam ini juga ke Amsterdam?" Ucap taeyong kesal.

"Tidak mommy. Aku tidak jadi berangkat." Ucap jaemin datar dan jeno cukup bingung dengan perubahan pikiran adik kembarnya itu. Hingga akhirnya jeno mengerti kalau sepertinya jaemin begini karena dia memang cemburu pada renjun. Jeno cukup takjub karena renjun bisa membuat adik kembarnya berubah seketika.

"Taeyong. Apa maksudnya dengan tuan ceo? Bukannya jaemin masih kuliah?" Ucap yuta bingung.

"Dia memang masih kuliah Hyung. Tapi dia sudah punya perusahaan sendiri bahkan lebih besar dari perusahaanku. Namanya JJM corp yang sekarang bahkan menjaring di beberapa negara." Ucap jaehyun menjawab menggantikan istrinya itu.

"Aaaa."

"Kau hebat juga." Ucap dejun apa adanya.

"Ya. Dia memang hebat." Ucap Samuel datar sedangkan Yuto hanya menggelengkan kepalanya maklum dengan sifat anaknya itu.

"Tumben kau berubah pikiran jaemin." Ucap Mark.

"Iya. Biasanya jaemin Hyung tidak akan berubah pikiran sama sekali." Ucap beomgyu menyetujui perkataan hyungnya itu. Tapi jaemin hanya diam saja tidak menjawab sama sekali. Renjun juga hanya diam dan menatap jaemin dengan tatapan kagum miliknya.

Disaat bersamaan, bibi jang menghampiri mereka diikuti oleh Haechan dan Yangyang.

"Maaf nyonya, tuan. Tuan muda. Ada tuan muda Seo dan moon." Ucap bibi Jang.

"Mama win, yuta otusan." Ucap Yangyang girang sedangkan Haechan hanya diam saja karena kaget dengan keberadaan jaeyong dan keluarga. Yangyang tidak ambil pusing dan ikut menyapa jaeyong.

"Kalian sudah makan?" Ucap winwin menatap kedua anak sahabat mereka itu.

"Belum Mama win. Karena kami kesini sengaja datang jam segini untuk menumpang makan malam." Ucap Yangyang sembari terkekeh pelan.

"Kebiasaan memang." Ucap Lucas ketus.

"Biarin." Ucap Yangyang lalu mengejek Lucas yang menekuk wajahnya.

"Sudahlah, Yangyang ayo duduk." Ucap Kun tersenyum.

"Makasih Kun ge." Ucap Yangyang lalu duduk di bangku kosong.

"Duduklah Haechan." Ucap winwin dan haechanpun duduk mau tidak mau disebelah kiri jeno dengan perasaan gugupnya. Karena mau bagaimanapun dia menyukai jeno dan jantungnya ini sangat tidak bisa diajak kompromi.

"Makanlah. Ini yang memasak renjun ge. Aku tau Hyung sangat menyukai masakan gegeku ini." Ucap chenle datar.

"Kau benar. Aku pasti akan makan dengan lahap. Apalagi Haechan yang memang makannya banyak." Ucap Yangyang dan Haechan memelototi Yangyang hingga sahabatnya itu diam lalu mereka berdua makan dengan tenang. Jeno melirik sedikit Haechan yang ada disebelahnya dan berusaha mengingat-ingat dimana ia pernah bertemu dengan orang yang sama dengan Haechan itu.

⏩⏩⏩