16

2.4K 199 4
                                    

Disini sekarang semuanya berada di acara pesta keluarga Yoo bahkan Haechan dan Yangyang saja kaget tidak dengan renjun yang sudah tau sejak awal kalau ini pasti akan terjadi. Karina pasti akan mampu membawanya ke pesta ini.

"Tau begini aku tidak datang tadi." Ucap Yangyang kesal.

"Ternyata ini firasat buruk ku tadi." Ucap Haechan kesal.

"Sudah jangan kesal begitu, ini juga pertanda baik. Dengan begitu aku juga bisa bicara dengan Karina. Inikan syaratnya. Kau tenang saja Yangyang, aku akan membantumu." Ucap renjun tersenyum.

"Aku terkadang bingung karena kau terlalu baik injunie." Ucap Yangyang.

"Aku memang akan baik untuk sahabatku." Ucap renjun tersenyum.

"Renjun, lihat perhatian gegemu hanya ada pada hyungku. Aku menjadi merasa sangat bersalah. Bahkan perang dingin antara hyungku dan mommy ku belum juga ada titik baiknya." Ucap Haechan.

"Aku juga merasa kasihan dengan gegeku. Tapi, aku tidak berhak masuk dalam masalah pribadinya. Sekalipun aku adalah adiknya." Ucap renjun menatap dejun.

Sementara di bangku lain, sahabat jaemin dan jeno hanya menatap kedua anak kembar itu, bukan keduanya tapi jaemin yang datang begitu pula dengan bomin.

"Aku merasa ini seperti sedikit mengejutkan karena kedua ice prince ini datang." Ucap hanjis.

"Hmm. Kenapa bisa kalian berinisiatif untuk datang?" Ucap Guan Lin. Tapi kedua orang dengan sifat yang sama itu hanya diam saja tidak menanggapi sama sekali.

"Percuma bicara pada mereka. Sudah kita nikmati saja pestanya." Ucap soobin.

"Itu juga adalah hal yang benar." Ucap hanjis sedangkan Hyunjin hanya diam dan terus melihat tamu yang datang berharap kekasihnya datang. Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang berada di pihaknya, dia melihat Seungmin datang dengan sahabatnya yang lain lalu menuju bangku Haechan, renjun, dan Yangyang.

"Kami pikir kalian bertiga tidak akan datang." Ucap baejin.

"Tadinya memang begitu." Ucap Yangyang kesal.

"Lalu? Apa yang terjadi?" Ucap Felix bingung.

"Pemaksaan secara tidak langsung." Ucap Haechan ketus.

"Maksudmu?" Ucap Seungmin tidak terlalu mengerti.

"Maksudku itu---"

"Seungmin, ijinkan aku bicara denganmu. Kita harus meluruskan semua ini. Jangan menyiksaku begini Seungmin." Ucap Hyunjin yang tiba-tiba datang membuat perkataan Haechan terpotong begitu saja dan menyaksikan drama murahan itu.

"Sudahlah Seungmin. Bicarakan semuanya dulu. Jangan sampai kau ataupun kekasihmu menyesal karena hubungan kalian berakhir." Ucap renjun jengah karena ayolah dia saja sudah sangat bingung dengan amarah gegenya itu jangan lagi yang ini.

"Ha. Baiklah. Itu karena renjun." Ucap Seungmin lalu diapun berjalan lebih dulu dengan Hyunjin yang mengikutinya.

Dimeja lain terlihat, taro, chenle, sungchan, jisung dan beomgyu yang duduk satu meja tapi tidak dengan winter yang ntah menghilang kemana.

"Kira-kira dimana sih menyebalkan winter itu?" Bingung chenle.

"Kau benar juga. Dia tiba-tiba menghilang. Bahkan ditempat orangtua kita duduk saja tidak ada." Ucap sungchan.

"Mungkinkah dia ke toilet?" Ucap jisung dengan sedikit tidak yakin.

"Aku pikir tidak. Karena kalau dia hanya ke toilet pasti sekarang sudah selesai bukan? Aku berharap dia tidak melakukan hal aneh-aneh." Ucap taro.

"Semoga saja ge." Ucap beomgyu tersenyum.






Tapi sepertinya itu tidak seperti harapan shotaro karena sekarang mereka semua kaget melihat winter yang berdiri di atas panggung dengan dua orang lainnya. Yang diketahui oleh ilyoung Karina memang kekasih anak bungsu mereka tapi dia tidak tau kalau itu adalah anak Suho dan lay. Sungguh membuat mereka tidak bisa berkata-kata, apalagi Yangyang.

"Baiklah. Semuanya selamat datang di acara pesta ini. Saya Yoo Karina selaku anak Yoo Suho dan Yoo Lay mengucapkan terimakasih. Dan yang ada disebelah saya ini adalah kekasih-kekasih saya. Aeri Giselle, Ning Zhi Dau, dan Moon Winter."

Semua yang datang benar-benar sangat kaget bahkan Yangyang menahan amarahnya sebisa mungkin. Renjun hanya menatap datar sepupu jauhnya yang sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Ah, saya melupakan sesuatu. Teman-teman ku juga senior-senior ku pasti akan senang menyambut sepupu jauhku." Ucap karina lalu turun dari panggung dan mendekat pada renjun bahkan dia sudah menariknya begitu saja ke atas panggung. Renjun tidak mungkin bersikap kasar pada wanita.

"Ini adalah sepupu jauhku. Mahasiswa baru fakultas seni lukis. Nakamoto Renjun." Ucap Karina. Itu sontak membuat yuta benar-benar marah dan akan segera berdiri begitu pula dengan Yuto, Samuel, Lucas, Kun bahkan dejun.

"Dia masih sendiri. Siapa tau saja ada yang ingin memacarinya. Saya pasti akan senang sekali. Dia juga akan senang. Tentu saja." Ucap Karina tersenyum.

Renjun hanya bisa menahan amarahnya bahkan dia sudah mengepalkan tangannya saat ini. Hari dimana hidupnya benar-benar seperti didalam neraka karena kesulitan yang diberikan oleh Karina benar-benar berputar dalam ingatannya begitu saja.

Jaemin sontak saja berdiri hingga membuat semua atensi jatuh padanya lalu diapun naik keatas panggung.

"Oh jaemin-ssi. Apa kau ingin mengajak gegeku berkencan lebih dulu?" Ucap Karina tersenyum.

"Lepaskan tanganmu dari tangan kekasihku Yoo Jimin." Ucap jaemin datar lalu melepaskan tangan Karina pada renjun dan menarik renjun pergi begitu saja membuat semuanya yang ada disana kaget bahkan jeno saja tidak habis pikir dengan tingkah jaemin begitu pula sahabatnya yang lain.

"Kita berhasil Hyung, sepertinya jaemin kami telah ingat dengan renjun." Ucap taeyong.

"Syukurlah." Ucap yuta lega setidaknya ada yang akan menjaga anaknya. Winwin juga merasakan yang sama.

"Tinggal jeno dan Haechan, aku harap keduanya cepat saling mengingat." Ucap ten.

"Pasti." Ucap taeyong mengangguk.










Ditaman mansion keluarga Yoo.

"Jaemin-ssi! Lepaskan!" Ucap renjun menarik tangannya hingga lepas dan berhenti membuat jaemin ikut berhenti dan berbalik dengan tatapan marahnya.

"Kenapa kau tidak membantah?"

"Aku tidak mau membuat keributan di pesta orang lain jaemin-ssi. Kenapa kau marah begitu? Aku berterimakasih karena kau menyelamatkanku. Tapi, tolong ingat batasan. Kita baru mengenal." Ucap renjun datar.

"Kita tidak baru mengenal renjun. Kita sudah bertemu sebelum hari ini." Ucap jaemin datar.

"Apa maksudmu?" Bingung renjun.

"Ini milikmu bukan?" Ucap jaemin mengeluarkan saputangan yang selalu dia bawa sejak taeyong memberikan padanya.

"Bagaimana bisa kau memilikinya. Seingatku, aku memberikannya pada---" renjun menghentikan kata-katanya begitu saja dan menatap jaemin kaget.

"Yah. Itu aku Jung Jaemin. Nana." Ucap jaemin. Renjun membulatkan matanya dan seketika ingatan itu terlintas dalam pikirannya. Betapa dia sangat merindukan Nana nya. Cinta pertamanya begitu pula dengan jaemin. Bahkan sekarang renjun telah berlinangan airmata, pantas saja dia merasa nyaman dengan jaemin karena pria yang saat ini berada di hadapannya adalah Nana nya. Renjun lantas saja langsung menubruk tubuh tegap jaemin dan memeluknya erat. Menyembunyikan wajahnya pada dada bidang jaemin dan menangis.

"Aku sangat merindukanmu dasar bodoh." Ucap renjun sembari menangis membuat jaemin tersenyum sangat lebar dan memeluk tubuh mungil yang sangat pas pada pelukannya itu.

"Aku juga sangat merindukanmu sampai rasanya benar-benar menjadi orang bodoh injunie." Ucap jaemin dan mereka hanya menikmati waktu yang ada untuk saling melepaskan rindu tanpa memikirkan apapun.
































⏩⏩⏩

My Into Your World (jaemren)END!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang