My Into Your World (jaemren)END!

17

Setelah acara pelukan itu berakhir, kedua orang berbeda tinggi itupun duduk disalah satu bangku taman mansion itu.

"Sekarang coba jelaskan. Kenapa kau bisa menyimpan ini." Ucap renjun yang masih memegang sapu tangan miliknya untuk menghapus airmatanya.

"Mommy ku menyimpannya untukku. Dan baru-baru ini memberikannya padaku. Tapi, yang aku ingat hanya nama panggilan kita saja. Itulah kenapa saat kau bicara dengan mommy ten aku mengikuti dan kaget saat mendengar dia memanggilmu injunie."

"Lalu? Kau mencaritahu semuanya?" Dan jaeminpun mengangguk.

"Aku juga diberikan boneka Ryan yang disimpan oleh Mama. Dan seketika yang aku ingat hanya Nana saja. Karena aku tidak mengingat nama mu." Ucap renjun.

"Setidaknya sekarang sudah"

"Dan mengenai kau tidak jadi pergi ke Amsterdam itu kenapa?" Bingung renjun.

"Kau."

"Aku? Bagaimana mungkin?" Bingung renjun membuat jaemin tersenyum lebar untuk pertama kalinya saat melihat tingkah menggemaskan renjun.

"Aku cemburu saat kau berpelukan dengan Kun ge yang ternyata adalah gegemu itu. Makanya aku membatalkan akan pergi karena sudah tau yang sebenarnya."

"Kau sangat terang-terangan sekali." Ucap renjun menunduk dengan semburat merah pada pipi chubby nya itu.

Jaemin lantas mengangkat dagu renjun dengan jarinya lalu menatap mata indah yang penuh binaran itu.

"Aku rasa aku harus segera mengklaim mu. Nakamoto Renjun, aku Jung Jaemin mencintaimu. Kau adalah cinta pertamaku. Jadi, apa kau mau menjadi kekasihku?" Ucap jaemin dan renjun benar-benar sangat kaget karena dia tak menyangka kalau cinta pertamanya akan terbalaskan tanpa adanya masalah sama sekali.

"Hmm. Aku mau." Ucap renjun mengangguk dan tersenyum hingga menampilkan puppy eyesnya yang semakin membuatnya berkali-kali lipat lebih cantik dan menggemaskan. Jaemin lantas membawa renjun kedalam pelukannya dan menciumi kepala teman masa kecilnya. Atau sekarang, ekhem kekasihnya.

Sementara itu didalam terlihat geng jeno yang menghampiri meja Haechan.

"Apa kalian tau mengenai hubungan jaemin dan renjun?" Ucap Guan Lin.

"Tidak. Memangnya kami harus tau. Lagian, kalian kan selalu bersama dengan jaemin, terutama kau jeno. Masa kau tidak tau." Ucap Haechan datar.

"Benar juga. Kau benar-benar tidak tau jeno?" Ucap soobin.

"Tidak." Ucap jeno sembari menggelengkan kepalanya.

Dan disaat bersamaan Seungmin dan Hyunjin pun kembali dengan tatapan bingungnya.

"Kalian sudah baikkan?" Ucap hanjis melihat tangan yang saling bertautan.

"Menurutmu?" Ucap Hyunjin menyombong.

"Yahhh, kita gagal deh menyambut putusnya Hyunjin dan Seungmin." Ucap hanjis yang diangguki oleh Guan Lin.

"Dasar." Ucap baejin dan felix bersamaan.

"Dimana jaemin?" Ucap Hyunjin.

"Renjun juga mana?" Ucap Seungmin.

"Pergi." Ucap Yangyang dan bomin bersamaan.

"Pergi? Bersama?" Ucap keduanya kaget.

"Hmm. Mereka ternyata sepasang kekasih selama ini. Mereka berhubungan tanpa sepengetahuan kita " Ucap daehwi.

"Hah?!" Kaget Seungmin dan hyunjin tidak percaya.

"Kalau tidak percaya tanya saja pada Karina, dia mendengarkan dan mendapatkan tatapan tajam dari jaemin tadi sekaligus." Ucap Yangyang apa adanya karena sekarang dia sangat kesal pada adiknya itu.

"Benarkah? Kenapa?" Bingung Hyunjin menatap sahabatnya.

"Karena Karina terkesan seperti menjual renjun tadi. Jaemin sangat marah sekali." Ucap jeno.

"Karina benar-benar " Ucap Hyunjin menggelengkan kepalanya.

"Aku akan menghajarnya sekarang." Ucap Seungmin kesal dan akan pergi kearah Karina tapi ditahan oleh Hyunjin.

"Sudah sayang. Tenang saja. Jaemin pasti sudah melakukan apa yang akan membuat Karina diam." Ucap Hyunjin.

"Lihat saja aku pasti akan membuat perhitungan padanya." Ucap Seungmin kesal dan hyunjin hanya diam saja dan rela menjadi samsak tinju kekasihnya itu. Asalkan kekasihnya itu tetap bersamanya selalu.

Sementara itu di dekat tempat makanan, dejun mencoba peruntungan terakhirnya untuk berbicara dengan Dery. Jika dery tidak mengingatnya maka dia akan berhenti dan melupakan perasaannya pada Dery.

"Hai." Ucap dejun tersenyum.

"Hai." Ucap Dery datar.

"Kau mengingatku?"

"Hmm. Kau anak mama winwin dan yuta otusan bukan? Sahabat orangtuaku." Datar dery dan dejun cukup kecewa karena dia hanya sebatas ingatan itu.

"Hmm benar. Sepertinya kau tidak menikmati pesta ini ya?"

"Hmmm karena aku seharusnya berkencan dengan kekasihku. Malah terjebak disini." Ucap Dery ketus. Mendengar hal itu, dejun benar-benar merasa hatinya sangat sakit bahkan dia berusaha agar airmatanya tidak keluar. Dery melihat hal itu merasa sudut hatinya sakit lalu sepintas ingatan datang begitu saja.

"Huee.... Istananya hancur." Tangis dejun kecil.

"Sudah diamlah. Dery akan membetulkan istana ini untuk mu." Ucap Dery kecil sembari tersenyum.

"Benarkah?" Ucap dejun menatap dengan penuh harap.

"Tentu saja. Sekarang berhenti menangis kau membuatku menjadi orang jahat jika menangis." Ucap Dery tersenyum.

"Baiklah." Angguk dejun tersenyum.

"Anak pintar." Ucap Dery sembari mengelus kepala dejun dan tersenyum bersama.

"Ingatan apa itu?" Gumam Dery pelan.

"Kau bicara sesuatu?" Ucap dejun yang berusaha menahan airmatanya untuk tidak jatuh.

"Tidak." Datar dery.

"Kalau begitu aku pamit dulu." Ucap dejun lalu segera pergi sembari menghapus airmatanya. Samuel yang melihat hal itu, langsung mengejar sepupunya itu. Hingga berakhir di balkon.

Samuel melihat dejun menangis dalam diam merasa sangat tidak tega dan marah pada Dery. Dia bersumpah kalau Dery tidak akan bisa mendekat sedikitpun pada sepupunya sama sekali. Tidak akan.

Lalu samuelpun mendekat dan membawa dejun kedalam pelukannya, membuat dejun kaget dan setelah tau diapun langsung mengeratkan pelukannya lalu menangis menumpahkan segalanya pada Samuel.

"Aku akan melupakannya muel hikss...hiksss..." Ucap dejun sembari menangis.

"Hmm. Lakukanlah. Kau pasti bisa. Aku akan mendukung mu. Semuanya akan mendukungmu. Menangislah sepuasmu saat ini." Ucap Samuel sembari mengelus punggung sepupunya itu. Sedangkan dejun terus menangis dan menangis melepaskan semuanya sebelum membuka lembaran baru hidupnya.

⏩⏩⏩