Hello Husband - 02

3.3K 162 14
                                    

HELLO HUSBAND



Na Jaemin keluar dari bus yang baru saja berhenti di salah satu stasiun. Menyebalkan! Satu kata yang Jaemin ucapkan setelah turun dari transportasi tumpangannya.

Lebih dari empat jam Jaemin harus bertahan di bus, sengaja meninggalkan ponsel pribadinya di rumah namun dengan bodohnya Jaemin juga turut meninggalkan dompetnya. Dan sekarang, Jaemin harus berjalan kaki dengan bermodalkan uang lima puluh ribu won yang merupakan sisa uang satu-satunya yang Jaemin miliki saat ini.

Kakinya yang terbalut oleh sneaker bewarna putih melenggang pergi menyusuri pinggiran jalanan Busan. Sesekali pria cantik itu menendang kerikil di sepanjang jalanan karena kesal.

Pagi-pagi buta sekali Jaemin berhasil kabur dari rumahnya tanpa hambatan sedikitpun meski harus mengendap-endap. Ia sengaja meninggalkan ponsel miliknya karena sudah pasti kedua orang tuanya akan menghubunginya terus menerus dan juga sang ayah yang akan bisa melacak keberadaannya dengan mudah jika Jaemin membawa ponselnya.

Menurut Jaemin, tindakan ayahnya itu begitu konyol. Sudah berkali-kali ia menolak untuk bertemu anak dari teman ayahnya, ayahnya itu masih saja tetap keras kepala dan teguh pendirian.

Dan usahanya kabur kali ini adalah hasil dari keras kepala yang Yuta turunkan pada Jaemin. Ibarat peribahasa 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya.' Jaemin persis sekali seperti Yuta.

Dengan tenaga yang tersisa, Jaemin mempercepat langkahnya. Keinginannya kali ini hanya menemukan sebuah minimarket dan Jaemin bisa membeli minuman juga istirahat sejenak.

"Hah, kenapa kau bodoh sekali Jaemin! Bagaimana bisa orang bertahan hidup hanya dengan lima puluh ribu won?" Jaemin terus meratapi nasibnya sambil memandang pada uang lima puluh ribu won yang berada di tangannya.

"Kenapa minimarket jauh sekal—YAK! UANGKU!"

Belum sempat Jaemin menyelesaikan ratapan nasibnya, ucapannya langsung terputus begitu saja saat seseorang tiba-tiba merampas uang dari tangannya.

"Hei! Kau! Berhenti!" Jaemin berlari mengejar dengan sisa tenaganya.

"Dasar pencuri. Kembalikan uangku! Aku akan memutilasimu, lihat saja!"

Napas Jaemin mulai tersenggal-senggal. Jika sampai ia tidak bisa menangkap pencuri itu, sudah dipastikan ia akan menjadi gelandangan karena tidak punya uang.

"Aku akan melaporkanmu ke polisi! Siapapun tolong tangkap pencuri itu!"

Bruk!

Jaemin jatuh tersungkur di terotoar. Sungguh kemalangan yang bertubi-tubi. Kakinya saja bahkan sudah melemah untuk diajak berlari.

"Haishh.... kenapa aku selalu terkena karma disaat berurusan dengan Ayah?!" Umpatnya. Jaemin mencoba bangkit dan membersihkan beberapa kotoran di celananya.

"Sshh... pergelangan tanganku berdarah. Aish, menyebalkan sekali."

Jaemin meringis menahan nyeri di bagian tangannya yang sedikit tergores dan mengeluarkan darah. Helaan napas jengah ia lakukan.

Perutnya pun turut berbunyi kali ini membuat kekesalan Jaemin beribu-ribu kali meningkat. Uangnya sudah dicuri, ia tidak bisa mampir ke toko manapun untuk membeli makanan.

HELLO HUSBAND || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang