Hello Husband - 21

1.8K 130 2
                                    

HELLO HUSBAND



Jeno berjalan tergesa menuju ke sebuah rumah kecil di pinggiran kota. Amarahnya masih meledak-ledak hingga saat ini.

Bersama dengannya, Mark dan dua petugas polisi turut hadir. Atas usulan Mark, Jeno akhirnya menyetujui untuk membawa petugas polisi bersamanya.

Jeno memencet bel rumah dan hanya butuh beberapa saat hingga pintu di hadapannya terbuka.

"Jeno? Astaga nak, kenapa kau tidak mengabari dulu jika ingin berkunjung ke mari?"

Pandangan Heesun lantas beralih pada Mark dan dua polisi itu. Kerutan bingung nampak jelas di wajahnya.

"Ada apa ini?" Tanya Heesun.

"Mereka datang untuk menangkap Tuan Haneul." Ucap Jeno.

"Apa maksudmu nak?"

"Aku harus melakukan apa yang seharusnya sejak dulu aku lakukan. Aku sudah melaporkan Tuan Haneul atas perbuatan biadabnya terhadap istriku."

"Tolong katakan dengan jelas, apa yang sudah suamiku lakukan pada mu nak?" Heesun terlihat begitu syok.

"Melakukan pelecehan terhadap istriku dan menyiksanya."

"Itu tidak mungkin..."

Wanita paruh baya itu tidak bisa berkata-kata. Keseimbangannya bahkan terganggu dan hanya bisa terdiam saat dua petugas polisi masuk ke dalam rumahnya.

Jeno hanya memberikan tatapan dinginnya seolah ia benar-benar tidak peduli siapa yang akan terdampak atas semua ini.

"Tuan Haneul tidak ada di rumah." Ucap salah satu petugas polisi.

"Sial. Pasti pria brengsek itu kabur lagi." Umpat Mark.

"Cari dia sampai dapat. Segera penjarakan dia, aku akan melaporkan beberapa kasus lagi atas namanya." Perintah Jeno.

"Baik tuan." Dua polisi itu lantas pamit undur diri.

Jeno beralih pada Heesun yang sudah terduduk di atas lantai sembari menangis. Jika dulu terbesit rasa iba di hatinya maka kali ini entah mengapa seolah Jeno tidak peduli lagi.

"Maafkan aku ibu, tapi ibu harus segera pergi dari sini karena rumah ini sudah dibeli." Ujar Jeno.

"Nak, aku akan melunasi hutang rumah ini padamu. Tolong, biarkan aku tetap tinggal di sini."

"Sejak awal rumah ini adalah milik Jeno dan aku sudah membeli rumah ini atas nama Jung Minhyung. Bukankah bibi harus segera membereskan barang-barang dan pergi dari sini?" Mark tersenyum kecil. Sedikit memberikan sindiran bahwa rumah yang ia pijaki sekarang sudah menjadi miliknya.

"Nak Jeno, ibu mohon jangan lakukan ini. Jangan usir ibu dari sini, ibu sudah tidak punya apa-apa lagi." Mohon Heesun.

"Bibi pikir Jeno akan peduli setelah suami bibi melecehkan istrinya? Jangan harap. Suami dan anak bibi sama saja brengseknya." Ucap Mark.

Jeno memilih untuk pergi tanpa berkata apapun lagi. Heesun hanya bisa menangis tiada henti seolah ia hanya ingin mati dan terbebas dari segala penderitaannya.

"Ini baru langkah pertama pembalasan keluarga Jung. Anda masih bisa selamat selama Nakamoto Yuta belum mengetahui segalanya." Mark menatap datar pada wanita itu. "Aku berikan waktu sampai sore hari. Anda bisa pergi sebelum orang-orang ku datang menyeret Anda untuk pergi."

Mark berlalu pergi. Rasanya entah mengapa dirinya begitu puas seolah ia telah membantai seluruh musuhnya dalam sekali tebas.

Dua bersaudara Jung itu memilih untuk pulang ke apartemen Jeno karena sudah cukup lama Jeno meninggalkan Jaemin sendirian dan hanya mengawasinya dari CCTV.

HELLO HUSBAND || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang