Hello Husband - 05

2.8K 158 11
                                    

HELLO HUSBAND



Setiap kali seseorang berbuat baik dan menciptakan keindahan di sekitarnya, maka tanpa sadar orang itu akan memulihkan jiwanya sendiri.

Kalimat itu rupanya sangatlah tak sinkron dengan keadaan Jaemin saat ini. Tepat di hadapan sebuah cermin, Jaemin duduk dengan wajah yang sama sekali tak menampakkan kebahagiaan.

Taeyong benar-benar membuktikan ucapannya. Menikahkan Jeno dan Jaemin hanya berselang dua minggu saja. Pada akhirnya Jaemin luluh, tetap tinggal di apartemen Jeno hanya karena ia tak tega dengan Jisung.

Selemah itu batin Jaemin. Jisung, entah mengapa berhasil merebut kasih sayangnya. Setiap kali bermain dengannya, Jaemin dapat merasakan kebahagiaan kecil Jisung seolah dirinya benar-benar ibu kandung anak itu.

Selama dua minggu itu pula, Jaemin tak berbicara pada Jeno sama sekali. Bersikap acuh dan menjauh sebisa mungkin. Jeno sendiri pun bersikap sama, hanya saja sesekali Jeno akan mengajak Jaemin berbicara untuk mengatakan hal-hal penting, walaupun pada akhirnya Jeno tahu apa yang dia katakan tak mendapatkan respon sama sekali.

"Bunaaa...haloo" Jisung yang sudah siap berlari kecil menghampiri Jaemin.

Jaemin yang hampir menangis karena perang batinnya sendiri langsung tersenyum palsu, mencoba untuk tidak merusak kebahagiaan Jisung.

"Aigooo, Jie tampan sekali." Puji Jaemin.

"Iya dong, Jie tampan kayak Daddy."

Jaemin mendengus dalam hati. Jeno tampan tetapi sikapnya yang tidak mencerminkan.

"Buna cantik, sehalusnya Jie saja yang menikah sama Buna."

"Jie kan masih kecil sayang."

Jisung terkikik. "Buna tau, Onty Chan bilang Buna sama Daddy mau menikah. Jie senang tahu, itu altinya Jie bisa sama-sama Buna telus."

Jaemin yang duduk di kursinya menggerakkan tangan untuk mengusap lembut pipi Jisung, mencium wajah anak itu dengan kasih sayang.

"Jie senang sekali?"

"Hum."

Setidaknya pengakuan kecil itu bisa sedikit mengurangi kegundahan hati Jaemin saat ini.

"Buna Buna, Jie mau main sama Uncle Melk dulu ya? Buna mengoblol dulu sama Daddy."

Netra Jaemin langsung teralihkan pada pintu dan mendapati Jeno yang berdiri di sana, lengkap dengan tuxedo rapi dan wajah tampannya.

Jaemin tersenyum? Terpukau? Tentu saja tidak. Ia masih kesal dengan Jeno, melihat mukanya saja Jaemin enggan.

"Hati-hati ya, jangan sampai pakaiannya kotor." Ingat Jaemin yang diangguki Jisung.

Jeno menghela napas berat. Bohong jika dirinya tidak memikirkan akibat dari keputusannya. Faktanya, hampir setiap malam Jeno selalu memikirkan Jaemin akibat rasa penyesalannya.

"Lima belas menit lagi pernikahannya akan dilaksanakan." Ucap Jeno yang sudah melangkah mendekat pada Jaemin.

Jaemin memalingkan wajahnya. Sudah ia bilang kan? Ia kesal dengan Jeno. Pernikahan macam apa ini? Jaemin bahkan tidak bisa mengundang kedua orang tuanya. Bukannya tidak bisa, tapi Jaemin enggan.

"Aku tahu kau marah padaku atas keputusan sepihak ku. Aku minta maaf."

"Jisung sangat dekat denganmu, aku hanya ingin putraku merasakan kasih sayang yang lengkap. Jisung tidak pernah sebahagia ini, bahkan meskipun denganku. Aku juga tidak tahu harus berbuat apa lagi, yang kupikirkan hanya Jisung. Setidaknya tolong bantu aku, sampai Jisung mengerti nantinya."

HELLO HUSBAND || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang