Hello Husband - 23

2K 162 9
                                    

HELLO HUSBAND



Jaemin membuka pintu kamar sang anak, menghela napas sejenak saat melihat Jisung berbaring menyamping membelakangi dirinya.

Jeno sedang pergi keluar maka dari itu Jaemin memberanikan diri untuk menemui Jisung. Dengan langkah yang sedikit tertatih, Jaemin membawa dirinya untuk duduk di pinggiran kasur.

"Jie pasti sedih sekali kan, nak? Maafin Buna sayang." Ucap Jaemin sembari mengusap surai rambut Jisung.

"Buna jahat." Balas anak itu tanpa menoleh sedikitpun pada Jaemin.

"Buna tahu. Maka dari itu Buna datang untuk minta maaf pada Jie."

Beberapa detik tidak ada sahutan, Jisung akhirnya mengubah posisi agar bisa menatap Jaemin dengan benar.

Pandangan Jaemin berubah lesu saat melihat wajah bengkak Jisung akibat terlalu banyak menangis.

"Jie yang salah, Jie yang nakal, jadi Jie yang harus minta maaf." Ucap anak itu.

"Akhir-akhir ini Jie memang susah sekali mendengar ucapan Buna. Boleh Buna tahu alasannya?"

Jisung mengangguk, saat ini anak itu sudah duduk sembari menatap lekat pada mata indah Jaemin.

"Jie sudah tahu jika sebentar lagi Jie akan punya adik. Jie marah dan kesal, kenapa Jie harus punya adik?"

Jaemin memutar otak untuk mencari jawaban atas pernyataan mendadak itu. Entah bocah itu mendengar dari mana, Jaemin tidak tahu.

"Bomin benar, jika Jie punya adik pasti Jie lebih sering dimarahi."

"Siapa bilang? Buna tidak pernah marah pada Jie, pernah Buna membentak Jie?"

Jisung menggeleng. "Tapi Daddy lakukan."

"Daddy mu tidak bermaksud sayang. Dia hanya tidak suka sikap Jie akhir-akhir ini yang sering nakal. Daddy dan Buna tidak akan marah jika Jie jadi anak baik dan penurut." Nasihat Jaemin.

"Maafin Jie Buna."

Jisung bergerak untuk memeluk Jaemin. Mengalungkan kedua tangannya pada leher Jaemin dan menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher sang Buna.

"Baiklah, Buna maafkan. Jika Jie tidak suka punya adik, nanti kita bicara baik-baik ya?"

Jaemin menaikkan kakinya ke atas kasur dan membawa tubuh anaknya ke pangkuannya. Mengelus punggung Jisung yang setia menggumamkan kata maaf untuknya.

"Jie sayang Buna, maaf jika Jie buat kaki Buna terluka." Ucap Jisung.

"Tidak papa sayang. Lukanya hanya kecil, sudah Buna obati."

Percakapan dan pelukan hangat itu rupanya disaksikan langsung oleh Jeno yang berdiri di ambang pintu.

Jaemin memberi isyarat pada suaminya itu untuk tenang karena melihat dengan jelas raut wajah Jeno seperti rasa tidak suka melihat bagaimana posisi Jisung yang bisa kapan saja menekan perut Jaemin.

'kita bicara nanti saja', pesan Jaemin lewat isyaratnya.

Jeno hanya mampu menghela napas berat dan memilih untuk pergi dari kamar sang anak.

"Sudah ya? Daddy sudah pulang, bawa eskrim kesukaan Jie."

Jisung menggeleng dan semakin mengeratkan pelukannya pada Jaemin.

"Begini saja, bagaimana kalau malam nanti kita pergi ke mall? Kita beli apapun yang Jie suka." Bujuk Jaemin.

"Daddy masih marah, dia pasti tidak mau ikut kalau ada Jie."

HELLO HUSBAND || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang