Hello Husband - 13

2K 129 8
                                    

HELLO HUSBAND



Dugaan Jeno terbukti pagi ini kala dirinya bangun ia langsung mendapatkan penolakan saat memberikan kecupan selamat pagi pada Jisung.

Jisung memilih untuk berpindah posisi sembari terus berusaha untuk memakai celananya. Jaemin yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi hanya geleng-geleng kepala, ia sudah memperingatkan Jeno kemarin.

"Ayo sini Buna keringkan rambutnya dulu." Ucap Jaemin yang ditangannya sudah terdapat sebuah handuk kecil.

"Ndak mau, di sana ada orang jahat." Balas Jisung ketus.

"Jie, kenapa bicaranya seperti itu?" Tegur Jaemin.

"Kan memang benar di sana ada orang jahat. Buna tidak lihat ya?"

"Jisung, itu Daddy bukan orang jahat. Tidak boleh bicara seperti itu."

"Maaf Buna." Jisung akhirnya pasrah dan mendekat pada Jaemin.

Jaemin mendudukkan Jisung di pinggiran ranjang, tepat di pangkuannya lalu tangannya bergerak untuk mengeringkan rambut sang anak selepas mandi.

"Daddy memberi Jie hadiah loh, ingin membukanya sama-sama tidak?" Tawar Jaemin di sela-sela kegiatannya.

"Tidak."

"Yasudah kalau menolak. Padahal Daddy berencana ingin mengajak Jie pergi jalan-jalan, beli eskrim, beli mainan, beli banyak dinosaurus." Ucap Jeno.

"Tidak mau." Tolak Jisung.

"Kemarin Daddy melihat mainan dinosaurus besar sekali, Daddy berencana ingin membelikannya tapi Jie marah pada Daddy."

"Jie sudah punya perkampungan dinosaur, Onty Haechan yang berikan."

"Tapi mainan yang Daddy lihat kemarin itu limited edition, hanya tinggal satu saja. Daddy akan bilang pada kakak penjaga tokonya kalau Jie masih marah jadi Daddy batalkan untuk membeli dinosaurusnya."

"Buna, suruh Daddy diam. Jie masih marah tau." Jisung mendongak menatap Jaemin.

Mengadu ceritanya, Jaemin hanya tertawa saja. Lagipula Jeno sudah tahu jika Jisung akan sangat sulit dibujuk jika sudah marah.

Cup.

Jaemin mengecup gemas pipi gembul Jisung. Jeno mendecih, jika itu dirinya pasti Jisung sudah mengamuk.

"Buna kan sudah bilang Daddy ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan. Jie tidak boleh marah lama-lama loh."

"Tapi dulu Daddy juga kerja-kerja terus tapi Daddy masih bisa tiup lilin sama Jie. Jie tau kok kalau pekerjaan Daddy lebih penting dari ulang tahun Jie, Daddy juga bekerja buat Jie, seharusnya Jie gak boleh marah ya Buna?" Wajah anak itu sudah sangat sedih dan menyesal.

"Jie boleh marah kok tapi tidak boleh lama-lama."

"Jie cuma mau tiup lilin sama Daddy. Jie mau Daddy ada waktu buat Jie, itu permintaan yang berat ya Buna?" Lagi-lagi bocah berumur lima tahun itu bertanya dengan sendu.

"Jie seneng kok Daddy masih bisa antar jemput Jie sekolah ndak kayak daddy-nya Celo. Daddy juga masih beliin Jie banyak mainan, Daddy juga udah ndak marah-marah lagi. Seharusnya Jie bersyukur ya Buna, Daddy masih bisa main sama Jie walaupun cuma sebentar gak kayak daddy-nya Celo yang pulangnya satu minggu sekali."

Jeno merasa semakin menyesal, apakah dirinya sejahat itu pada Jisung? Rasanya sampai kapanpun Jeno tidak akan pernah menjadi ayah yang sempurna untuk Jisung.

HELLO HUSBAND || NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang