15. Di jodohin sama sahabat sendiri?!

4.3K 381 15
                                    

Maaf author update nya lama.
Lagi sakit, do'ain author ya biar cepet sembuh.
Ngk mau minum obat terusss.

Happy Reading~

Sekarang aldan, zero dan bram sedang ada di sebuah restoran mewah.

"Apa yang akan kita lakukan disini ayah?" Tanya aldan dengan penasaran, karena saat ia dan zero pulang sang ayah menyuruhnya bersiap-siap.

Aldan dan zero hanya menuruti perintah dari bram.

"Bertemu seseorang, kau akan tau dengan sendirinya." Jawab bram sambil tersenyum.

"Ughh ayah mencurigakan." Gumam aldan dengan suara kecil.

Tak lama kemudian, datang dua orang paruh baya yang aldan kenal. Tak lama disusul oleh seorang gadis dengan gaun hitam.

Gadis itu melihat aldan dan aldan juga melihat gadis itu.

"Rai."

"Alan."

Mereka berdua saling menatap dengan bingung.

"Maksudnya apa sih? Nggak biasanya kita makan malam kek gini." Tanya aldan dengan penasaran sekali lagi.

"Kita mulai ke intinya saja, jadi saya sudah berteman dengan kakek kamu dari usia muda. Nah kami membuat kesepakatan untuk menjodohkan cucu kita." Jawab kakek Wisnu.

"Ma-maksudnya kita di jodohin, gitu?" Ucap aldan dengan kaget.

"Nggak masuk akal banget loh kek." Ucap raina dengan kaget.

"Kenapa nggak? Masuk akal lah, lagian kalian udah dari kecil selalu bareng." Ucap nenek jina sambil tersenyum.

"Ayah juga tau, walaupun kalian bertingkah seperti seorang sahabat, namun ayah bisa melihat ada rasa cinta dan sayang dari hati kecil kalian." Ucap bram sambil tersenyum kepada sang anak dan sang mantu.

Zero mengerjapkan kedua matanya dengan bingung. "Kalian ngomong apa sih?" Tanya zero dengan mata polosnya.

Pertanyaan tersebut membuat orang yang ada di sana tertawa gemas dengan zero.

"Jadi daddy kamu bakal nikah sama kak raina, tapi nanti kalau kak raina udah lulus." Jelas bram kepada zero.

"Nikah itu apa lagi?"

"Emm nikah itu, antara dua orang yang saling mencintai dan takut kehilangan." Ucap bram dengan tersenyum canggung.

"Oh gitu, berarti paman teo sama daddy udah nikah dong?" Ucap zero dengan polosnya mengingat kejadian tadi siang.

"Hah?!"

Semua orang yang ada di sana tersentak dan menatap aldan dengan zero bergantian.

"Kan daddy tadi siang udah bilang, paman teo itu teman daddy bukan pacar daddy. Udah deh ya... Zero nggak usah bahas itu lagi, zero masih kecil belum waktu nya tahu tentang ini." Ucap aldan panjang lebar kali tinggi.

"Maksudnya apa sih? Bingung nih." Ucap raina dengan penasaran.

"Rai liat orang yang tadi siang alan suruh kesekolah?" Tanya aldan dan raina hanya mengangguk paham.

"Orang itu namanya teo. Pas zero di sekolah, zero nggak sengaja liat orang lagi menyatakan cinta sama perempuan. Zero kira bukan hanya perempuan dan laki-laki saja yang seperti itu, tapi laki-laki dan laki-laki. Maklum lah dia masih anak-anak, masih polos." Jelas aldan kepada mereka.

"Zero harus di jauhkan dari hal-hal seperti itu." Ucap kakek wisnu sambil menatap zero yang melihat mereka dengan bingung.

"Bisa-bisa, dia ternodai." Ucap nenek jina sambil mengelus rambut zero dengan lembut.

"Memangnya apa yang kamu lakukan sama teo, sampai zero berpikir seperti itu?" Bram bertanya dengan penasaran.

"Al hanya kesal dengan nya, dia ingin melemparkan kain pel ke muka Al jadi Al hukum dia buat nyalin tulisan." Aldan menjawab dengan tangan yang menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Mereka yang ada disana hanya menganggukan dan ber-ohh secara bersamaan.

"Kalian Terima ya berjodoh ini?" Ucap nenek jina dengan berharap.

Aldan dan Raina saling memandang dan mengangguk secara bersamaan.

"Kakek sangat seneng sekali."

"Nenek juga sangat senang."

"Ayah sangat senang sekali, untuk pernikahan kalian akan di ada kan setelah raina lulus sekolah."Bram berkata sambil tersenyum senang.

"Baiklah ayah." Ucap Aldan dan Raina secara bersamaan.

Raina memang memanggil Bram dengan sebutan ayah.

____

Maaf klo chapture kali ini sedikit bngtt.

Vote and komen yaa...

Bye!!

𝐀𝐋𝐃𝐀𝐍 [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang