22. Menyelidiki dan Penculikan

2.3K 229 9
                                    


Happy Reading~


Kondisi Ranzi mulai membaik dan Tangan kirinya bisa kembali di gerakan karena teratur dalam pengobatan.

Ranzi sangat manja dengan Aldan, apapun itu Aldan harus yang melakukannya contohnya saat makan ia meminta Aldan untuk menyuapi nya. Ya begitulah jika seorang adik manja dengan sang kakak.

Dalam pengobatan ini hanya butuh beberapa minggu saja.

Selama ini juga Aldan menyelidiki kecelakaan  Ranzi dan teror terhadap raina bersama dengan Teo. Selama penyelidikan semua bukti mengarah kepada Rivan zendirata.

Aldan mengepalkan kedua tangannya dengan marah, rahangnya mengeras, ia menatap kearah depan dengan tajam.

"Walaupun Aldan yang asli takut sama lo! Tapi ini gue seorang Eldan Cavrain nggak takut apapun! Lo bakal mati di tangan gue, Rivan Zendirata!" Ucap Aldan dengan penuh penekanan di setiap kalimat.

***

Saat di perjalanan menuju Rumahnya, ia ditelepon oleh Om Hendra dan juga Kakek Wisnu.

Mereka mengatakan hal yang sama yaitu Raina dan Ranzi di culik.

Tentu saja Aldan sangat kaget mengetahui berita yang tiba-tiba itu, awalnya ia kira hanya prank namun saat mendengar tangisan dari tante Sella dan Nenek jina ia pun percaya.

Aldan segera menuju rumah kakek Wisnu karena semua orang termasuk ayahnya dan zero berada disana.

Setelah sampai di rumah kakek Wisnu ia pun masuk kedalam dan melihat mereka.

"Kenapa bisa mereka di culik?!" Tanya Aldan dengan panik.

Bi hera menceritakan kejadian saat Raina tiba-tiba menghilang dan menemukan sebuah kertas.

Tante Sella juga bercerita tentang Ranzi menghilang dan menemukan sebuah kertas.

Kedua kertas itu sudah dibaca oleh orang-orang yang ada disana, Aldan mengambil kedua kertas kecil itu yang ada di meja.

Isi kertas saat Raina menghilang :

Hai sayang.
Suka dengan kejutanku?
Aku membenci tunangan mu itu karena dia mengambil milikku yaitu kamu.

Dia dan sahabat laki-laki mu itu adalah penghalang ku.
Aku membenci mereka, bukankah mereka harus dimusnahkan? HAHAHA!

Jika masih mencintai Gadis ini datanglah ke tempat yang aku kirim ke nomor milikmu.

Bye sayang! Aku mencintaimu muach!

_Rvn

Isi kertas saat Ranzi menghilang :

Hai sayang!
Kamu membaca surat ku yang kedua kan? Surat yang kamu temui di rumah sahabat laki-laki mu.

Bagaimana jika aku melakukan sesuatu dengan anak ini hmm?. Apa kamu akan marah? Tentu saja kamu akan marah bukan, HAHAHA!

Tunangan dan sahabat tercinta mu ini sebaiknya diapain ya? Hmm.

Kalau kamu ingin tahu, datanglah.

Bye sayang!

_rvn

Aldan meremas kedua kertas itu dengan ekspresi marah, kemudian ia menatap semua orang dengan sorot mata yang bersalah.

"Maaf. Aku tidak bisa menjaga mereka dengan baik, semua ini karena aku." Ucap Aldan sambil menunduk.

Kakek Wisnu menepuk kepala Aldan dengan pelan. "Tidak apa-apa ini sudah takdir." Ucap kakek Wisnu.

"Tetapi tetap saja ini salahku, dia mengejarku dan malah mereka berdua sebagai sasarannya." Ucap Aldan sekali lagi.

"Tidak apa-apa, Om tau apa yang kamu derita. Semua ini sudah takdir yang telah ditentukan oleh yang di atas kita tidak bisa merubahnya." Ucap Om Hendra.

'Tapi aku bisa.' Pikir Aldan.

"Ayah akan membantumu mencari mereka, apa kamu sudah mendapatkan pesan dari dia?" Tanya Bram sambil mengelus punggung Aldan dengan lembut.

"Al belum mengeceknya ayah, namun kali ini biarkan Aldan yang mencari dan melawan dia ayah. " Ucap Aldan dengan berharap kepada sang ayah.

"Tidak! Ayah menolak. Ayah akan tetap membantu dirimu, karena ini adalah tugas ayah untuk melindungimu." Ucap bram dengan tegas.

'Melindungimu dan membahagiakan kamu adalah janji ayah dengan bunda al.' Pikir Bram.

"Gue sama Rio juga bakal bantu al, tenang aja." Ucap Esnan dengan tiba-tiba sambil tersenyum.

"Kakek bakal suruh anak buah kakek buat bantu kamu dan tolong bawa Raina dengan selamat." Ucap kakek Wisnu diangguki oleh nenek jina.

"Om juga bakal bantu buat cari Ranzi dan Raina." Ucap Om Hendra diangguki oleh tante Sella.

Aldan menatap mereka dengan terharu. "Tapi ini hanya satu orang saja, dan aku juga hanya butuh beberapa orang." Ucap Aldan.

"Ayah, Teo, Om Hendra, Esnan dan Rio yang akan ikut denganku. Mereka sudah cukup untuk melawan anak buah rivan." Lanjut Aldan.

"Ayah akan membawa Haidar, sekertaris Ayah." Ucap Bram.

"Hmm terserah ayah saja." Jawab Aldan.

"Baiklah jika itu mau kamu, tolong bawa kembali mereka dengan selamat." Ucap Tante Sella.

Aldan tersenyum menatap tante Sella dan Nenek jina. "Tentu saja dan aku titip zero ya tan, nek." Ucap Aldan.

"Iya." Jawab keduanya.

***

Di chapter berikutnya bakal ada sedikit fakta-fakta dari beberapa karakter yang belum author ceritain di chapter² sebelumnya.

Jangan lupa vote and komen!

Byee!

𝐀𝐋𝐃𝐀𝐍 [END] [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang