Sekarang Aldan dan teo sudah berada di tempat yang menyenangkan (?).
Zero sudah tertidur, dan teo menaruh zero di kamar miliknya yang berada di tempat ini.
"Tuan ini." Ucap teo kepada aldan sambil menyerahkan sesuatu yang ada ditangannya.
Aldan tersenyum miring sambil mengambil sesuatu yang teo bawa.
"Kau akan mati dengan perlahan." Gumam Aldan di telinga dea dengan nada kejam.
Ia menyuntikkan sesuatu itu ke tubuh dea. "Hikss APA YANG KAU LAKUKAN!!" Bentak dea dengan tidak terima.
Aldan tidak memperdulikan bentak kan dari dea.
PLAKK
"INI KARENA KELAKUAN LO YANG MENJIJIKKAN!"
PLAKK
"INI KARENA LO UDAH TAMPAR ANAK GUE!!"
PLAKK
"INI KARENA LO UDAH NGEREBUT SEMUA YANG HARUSNYA MILIK RAINA!!"
PLAKK
"DAN INI KARENA LO LAHIR DI KELUARGA RAINA!! LO YANG UDAH BUAT RAINA SENGSARA!!"
Dea yang ditampar seperti hanya bisa menangis, walaupun di dalam hati menghina-hina raina.
Aldan mencengkram dagu dea dan berkata. "Lo itu parasit, dan lo itu harus dimusnahkan! Gue tau semua kebusukan lo!."
"Hikss."
Aldan melepaskan cengkraman nya dengan keras, teo yang melihat itu memberikan sapu tangannya kepada aldan.
Aldan membersihkan tangannya dengan sapu tangan yang diberikan oleh teo.
"Gue bakal balikin lo ke keluarga lo, tapi kalau lo di tanya kenapa lo bisa kayak gini, lo nggak boleh fitnah raina. Dan kalau lo bilang ke siapa pun tentang kejadian ini, nyawa lo akan melayang waktu itu juga! Inget lo! Gue punya banyak mata-mata." Ancaman Aldan kepada dea sambil menatap parasit itu dengan tajam.
Dengan terpaksa dea mengangguk. "Paham nggak?!" Bentak teo kepada dea dengan tiba-tiba.
"Pa-paham." Cicit dea dengan takut dan gemetar.
Aldan menyuruh bawahannya yang tadi, untuk mengembalikan dea kepada keluarganya.
____
"Gue mau mandi."ucap aldan dan tanpa menunggu balasan dari teo, ia masuk kedalam kamar mandi.
[ Aldan dan teo akan menggunakan bahasa formal ketika ada kerjaan atau ada sesuatu yang harus diurus, tapi jika hanya berdua atau sudah menyelesaikan pekerjaan, mereka akan menggunakan bahasa gaul.]
Teo hanya bisa menghela nafasnya panjang, kemudian ia duduk di sofa yang ada di kamar tersebut sambil bermain handphone.
Tiba-tiba zero terbangun dan menangis. "Hikss zero dimana?" Ucap zero sambil menangis.
Teo yang mendengar itu langsung menutup handphone nya dan menghampiri zero. Teo menggendong zero dengan lembut. "Husst, husst, tenang ya. Ada paman teo disini, zero jangan nangis ya." Ucap teo dengan lembut kepada zero.
"Hikss, paman teo siapa? Dimana daddy?" Tanya zero dengan sudah meredakan tangisannya.
"Daddy disini." Ucap aldan dengan tiba-tiba datang dengan rambut yang basah.
Zero merentangkan tangannya kepada sang ayah, dan aldan langsung menggendong zero.
"Kenapa hmm?" Tanya aldan kepada sang anak.
"Ini dimana? Terus paman ini siapa?" Tanya zero kepada sang ayah.
Mendengar kata paman dari sang anak, aldan berusaha untuk tidak tertaws. "Pffftt paman?" Tanya aldan dengan menahan tawa menatap teo.
"Ck! Iya, tadi gue bilang sendiri." Jawab teo dengan kesal karena teman sekaligus tuannya itu menertawai panggilan dari zero untuknya.
"Biasanya nggak mau di panggil paman? Kenapa tiba-tiba? Kesambet apaan lo?" Ucap aldan dengan penasaran.
"Mau aja, ini kan anak lo."
"Hmm."
Zero hanya mendengar dan melihat percakapan sang ayah dengan seseorang yang dipanggil paman teo.
"Oh iya, ini tuh di rumahnya paman teo. Nanti sore kita pulang kerumah kakek." Ucap aldan kepada sang anak.
"Daddy, rambut daddy masih basah, airnya ke rambut zero terus." Protes zero dengan wajah cemberut.
"Lantai kamar gue jadi basah kan, lo sih!" Ucap teo tidak terima karena lantai kamarnya menjadi basah.
"Ya maaf, lo bersihin gih. Gue mau ngeringin rambut dulu, makasih banyak babu gue." Ucap aldan dengan bercanda kepada teo.
"Lama-lama gue tabok lo!." Ucap teo dengan kesal sambil mengangkat tangannya.
"Ehh mulai berani lo." Ancam aldan kepada teo.
"Ck!"
Teo langsung pergi untuk mengambil alat pel dan aldan hanya tertawa.
"Paman teo pacar daddy ya?" Tanya zero dengan polos.
"Hah."
Otak pria tampan itu tidak berfungsi.
"Zero tau kata pacar dari siapa?" Tanya aldan dengan penasaran.
"Tadi saat disekolah daddy, zero nggak sengaja liat laki-laki sama perempuan, terus laki-laki nya itu bilang 'mau jadi pacar aku nggak?' terus perempuan nya jawab 'mau', terus mereka pegangan tangan. Jadi di pikiran zero daddy sama paman teo itu pacaran." Jelas zero dengan polos.
'Brengsek, siapa sih? Mata anak gue jadi ternodai kan.'pikir aldan kesal dengan dua remaja yang diceritakan zero.
"Bukan seperti itu sayang, kamu jangan pernah dengerin apapun tentang kata-kata itu lagi ya. Kalau zero liat ada orang kayak gitu, mending zero langsung pergi aja." Ucap aldan kepada sang anak.
"Dan paman teo itu teman daddy." Lanjut aldan.
"Oh gitu, zero kira daddy pacaran sama paman teo."
"Bukan dong sayang."
"Dengerin ya zero. Paman tuh masih suka sama perempuan." Ucap teo dengan tiba-tiba datang dengan alat pel di tangannya.
Aldan langsung menutup telinga zero dan menatap tajam teo.
Teo membalas tatapan dari aldan dengan sinis. "Apa lo?! Hah!" Ucap teo tidak bersahabat.
"Apasih?! Lo pms ya! Julid mulu dari tadi." Ucap aldan tak kalah sinis.
Teo memposisikan alat pel nya seperti memegang tombak. "Bilang lagi, alat pel ini melayang ke kepala lo!" Ucap teo.
"Berani lo? Hm?. Zero disini dulu, daddy mau kasih hukuman sama paman teo." Ucap aldan kepada sang anak dan diangguki oleh zero.
"Mau ngapain lo?! Lo mendekat, alat pel ini melayang." Ucap teo sambil mundur dengan perlahan.
Namun aldan terus mendekat ke arah teo. Teo menabrak pintu, dan aldan terus mendekat.
"Tulis kata 'tuan saya tampan' di lima puluh lembar kertas dalam waktu satu hari." Ucap aldan kepada teo dan setelah berkata seperti itu aldan langsung berbalik menuju zero.
'Untung nggak belok tuh orang, anjirr gue kan jadi mikir yang aneh-aneh.' pikir teo sambil menghela nafas.
[ note : ingat! Ini bukan boyslove atau semacam!! Semua masih normal! ]
_____
Vote.
Komen.Bye²
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐋𝐃𝐀𝐍 [END] [TERBIT]
Teen Fiction[No plagiat!] [NORMAL!! ] Ia hanyalah seorang figuran di dalam sebuah novel best seller yang baru-baru ini sedang viral di kalangan anak remaja. Aldan kavran dallara. Seseorang yang sangat tenang dan juga tampan, namun ia hanyalah seorang figuran...