VI

2K 292 26
                                    

Selamat sahur teman-teman🤍

---

Dengan setengah sadar dan memesan taksi online, Lana sampai di rumah orang tuanya. Rumahnya yang kosong membuatnya melangkah tidak lagi menuju rumah yang gelap.

Lana tahu ia masih bisa mengingat semua yang terjadi hari ini ketika langkahnya lurus menuju belakang rumah, melewati taman dan kolam renang dan berakhir di pintu gudang.

Dahinya berkerut menatap pengait pintu yang lepas. Ia ingat betul pagi tadi memasang gembok tapi kini gembok itu menghilang entah kemana.

Dengan langkah terseok, Lana membuka pintu tanpa suara dan melangkah sehati-hati mungkin. Tangannya memegang tali tas dengan erat untuk menguatkan hatinya yang kembali ragu.

Sampai dirinya berada di bagian paling ujung. Menatap nanar pada tempat ia terbangun tadi pagi. Ia yakin betul bahwa itu bukan mimpi, tapi melihat gudang itu kosong seperti tidak pernah dimasuki orang membuat Lana menghela napas panjang.

Entah kenapa ia merasa hampa.

"Mungkin kamu beneran mimpi, Lana."

Kali ini dengan lembut, sebuah tubuh menyelinap pelan dibelakangnya dan memeluknya erat. Bukan mulutnya yang kini dibekap tapi matanya yang ditutup rapat.

"Kamu gak mimpi,"

Bisikan itu terdengar lebih lembut dan tidak dengan nada mengancam. Lana sampai menahan napas.

"I owe you for lastnight,"

Lana berusaha melepaskan diri. Tangannya terangkat untuk melepaskan diri, tapi baru saja kedua tangannya menyentuh lengan yang melingkari bahunya, Lana ditarik semakin dekat dan merapat pada sudut ruangan.

"Who are you?!"

Tubuhnya dibawa turun hingga keduanya terduduk di Lantai kayu. Tangan itu turun tidak lagi melingkari lehernya tapi pinggang dengan kedua tangannya terapit dan tidak bisa bergerak.

"Rumahmu kosong. Kali ini kamu gak bisa minta tolong siapapun,"

Nada itu tidak mengancam tapi entah kenapa Lana justru semakin ketakutan.

"Aku cuma butuh dua jam."

Seperti malam sebelumnya, laki-laki itu hanya meminta waktu dua jam. Walaupun sebelumnya Lana tidak tahu kapan ia menghilang, tapi Lana yakin bahwa laki-laki itu memang pergi sebelum matahari terbit.

"You drunk too much,"

Tubuh Lana sudah melemas. Efek alkohol di tubuhnya masih sangat terasa hingga membuatnya abai jika saat ini nyawanya bisa saja terancam.

"Kamu masuk rumah orang lain. Kamu menerobos rumah orang lain,"

Lana bisa merasakan laki-laki itu berdehem pelan.

"Dan kamu memeluk orang lain tanpa izin,"

Tawa lembut muncul setelahnya. Lana tidak mengerti kenapa ia tidak melepaskan diri padahal ia sangat sadar seorang asing tengah menyandera tubuhnya.

"Ini bukan pelukan, Lana."

Lana menggeleng pelan. "Ini bukan pelukan,"

"You need to sleep, Lana."

"Lana?"

"Hm."

"I like the way you say my name,"

Tubuh laki-laki itu menegang sesaat sebelum kembali rileks dan tertawa pelan.

"Kamu tahu kisah romeo dan juliet?"

From Here to Mars [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang