---
Lana tidak bisa menahan rasa kagetnya melihat segerombolan orang masuk paksa ke dalam apartemen Ray.
Cowok yang tadi membukakan pintu tampak berdiri dengan wajah pasrah tanpa mampu melakukan apapun.
Tidak hanya Clara yang kini membawanya ke dalam pelukan. Di hadapan Ray, berdiri Wira, Raka, Levy dan juga kedua sahabatnya Sabda dan Joshua yang menahan marah hingga wajah mereka merah padam.
"Bukan jadi laki-laki pengecut seperti ini yang saya harapkan dari kamu, Raynor."
Ray menunduk sembari menggumamkan kata maaf. Sedangkan Lana yang berpenampilan berantakan mulai melepaskan diri dari pelukan Clara.
"Bukan, Ray. Tapi aku."suaranya yang keras menarik perhatian semua orang."Aku yang datengin tempat ini sendiri. Bukan Ray yang ngajak aku kesini,"
"Lana!"
Teguran keras Wira membuat nyalinya ciut sesaat sebelum kembali menatap ayahnya itu dengan sama tajamnya.
"Aku sudah hampir tiga puluh tahun, Pa! Aku bukan anak kecil yang harus ditemenin kemanapun. Aku juga berhak nentuin pilihanku sendiri,"
Melihat Lana yang menentang orang tuanya, membuat Ray bergerak mendekat dan menggenggam jemari gadis itu dengan erat.
"Saya mencintai Lana,"
Ucapan itu tenang, dalam dan terdengar bergetar. Lana bahkan sampai memeluk lengan cowok itu dengan sama eratnya.
"Saya minta maaf karena bersikap tidak sopan membawa anak gadis Om Wira menginap di apartemen laki-laki yang bukan siapa-siapanya. Harusnya saya tidak bersikap pengecut seperti ini, harusnya--"
Pukulan langsung melayang dan menyapa rahang kanan Ray yang membuat cowok itu tersungkur.
"Brengsek!"
Tindakan Sabda itu langsung dihentikan oleh Joshua, tapi pukulan yang diterima oleh Ray kini justru berasal dari Levy jika tidak dihentikan oleh Raka dan Wira.
"Kenapa aku gak boleh sama Ray?"
Teriakan dari Lana membuat semua orang menatapnya kaget.
"Na--"Joshua mendekat dan berdiri didekat gadis itu. Tangannya memegang kedua bahu Lana dengan erat. "Lo gak ingat apa yang menimpa lo bertahun-tahun ini? Lo gak tahu siapa yang udah menyebabkan hidup lo jadi sedemikian rumitnya? Lo gak paham kalo bajingan itu hanya akan bikin lo menderita selamanya?"
Air mata sudah mengalir dari kedua mata Lana, Clara yang melihat itu langsung menghampiri gadisnya itu. Ia menyuruh Joshua mundur untuk memberikan pelukan yang paling dibutuhkan oleh Lana.
Di pelukan ibunya, Lana akhirnya ambruk dan menangis dengan keras. Semua perasaan yang ia tahan tidak lagi mampu ia sembunyikan.
Dengan didengarkan oleh semua orang di sana, Lana mencurahkan semua kesakitan yang ia rasakan. Ia mengungkapkan perasaan sayang dan cinta yang dalam pada laki-laki asing itu yang sudah ia tunggu bertahun-tahun.
Ia juga menceritakan semua tekanan dan rasa bersalah pada Ray hingga cowok itu harus mendekam di penjara dan kehilangan ibunya. Ia juga merasa dikhianati oleh Sabda dan Joshua atas perasaan cinta yang tak seharusnya ada di antara mereka.
Dalam seluruh tangis dan cerita itu, Sabda diam-diam bangkit dan meninggalkan tempat itu. Perasaan kalah sudah menghantamnya dengan cepat dan sekaligus. Begitu juga Joshua.
Sedangkan Levy dan Wira perlahan mendekat dan berlutut di hadapan Lana. Keduanya lalu memberikan pelukan yang menenangkan serta berkata bahwa semua akan baik-baik saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
From Here to Mars [FIN]
RomancePunya orang tua yang saling mencintai. Punya saudara yang paling bisa memahami. Punya sahabat yang selalu menjadi tempat berbagi. Hidup Lana sangat bahagia. Tidak pernah merasa kurang satu apapun. Tidak kasih kasih sayang, tidak perhatian, tidak ju...