XXII

1.9K 269 10
                                    

---

Genggaman itu lepas ketika pintu lift terbuka. Setelah para perawat itu undur diri, disamping Lana yang tampak kaget, Ray juga sama melakukan hal yang sama.

Persis di depan lift lobby itu, Sabda tengah berdiri sembari memegang ponselnya. Matanya langsung menatap tajam pada cowok yang kini menghela napas lelah itu.

Lana menoleh ketika Ray mundur satu langkah seolah memberikan ruang untuknya melangkah menjauh.

"Kamu udah kelar?"

Pertanyaan Sabda memang ditujukan untuk Lana, tapi mata cowok itu tertancap pada Ray yang juga menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Sorry, aku duluan."

Ray memilih untuk keluar dari lift dan berlalu dari sana membuat Lana menatapnya heran. Kemana laki-laki yang tadi menciumnya dengan begitu lembut?

Pandangannya teralih ketika Sabda menggenggam tangannya erat.

"Yuk. Lo udah free kan? Josh ngajakin nongkrong,"

Lana tergagap sebelum mengangguk dan ikut melangkah mengikuti Sabda menuju tempat parkir.

"Lo udah kelar rapat?"

Cowok itu hanya mengangguk acuh. Membuat Lana berdecak sebal.

"Gue gak mau dijadiin alasan buat lo ninggalin rapat dengan tidak bertanggung jawab seperti ini, Sabda. Lo kan tahu gue bisa naik taksi?"

Sabda menoleh lalu mendengus.

"Yakin naik taksi?"

Lana langsung menoleh tak suka. "Maksud lo apa?"

Sabda tidak menjawab. Ia hanya menggeleng pelan dan fokus pada jalanan. Lana yang sebenarnya tahu maksud cowok itu langsung berdecak sebal.

"Gue bukan anak SD yang akan diem aja kalo diganggu orang lain. Lo gak perlu segininya,"

"Gue liat lo dicium waktu itu."

Lana menoleh.

"Di panti,"

Gadis itu menyandarkan punggung setelah mendengar ucapan Sabda.

"Karena itu lo cium gue juga?"

Keterdiaman Sabda membuat Lana menghela napas panjang.

"Halte depan turunin gue,"

"Gak."

"Sabda."

"Kenapa sih, Na?"

Lana membuka seatbelt dan menggamit tas jinjingnya.

"Berhenti bertingkah kayak gini. Lo bukan pacar gue,"

Sabda langsung menepikan mobil di sembarang tempat.

"Gue pikir belakangan ini--"

"--lo bakal balik jadi Sabda sahabat gue yang menyenangkan. Gue pikir ketika gue menuruti kemauan lo yang aneh-aneh ini, lo bakal tetap jadi Sabda yang selama ini gue kenal."

Sabda tidak menoleh ketika Lana membuka pintu dan keluar dari mobil yang dia kendarai.

Sampai ketika ojek online yang dipesan gadis itu datang dan menghilang dari sana, Sabda memukul setir dan mengumpat pada dirinya sendiri.

Jika terus seperti ini, cepat atau lambat gadis itu akan lepas dari pandangannya.

---

"Jika bukan karena cinta, atas dasar apa persahabatan kalian tetap ada sampai saat ini?"

From Here to Mars [FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang