Bacanya pas udah buka ya, kalo kamu lagi puasa. Btw aku lupa warning, seperti cerita yang lainnya ini juga cerita dewasa. Kalo kamu belum 21+ tolong tinggalin cerita ini segera, okay?
---
Entah karena emosi dan bimbang, atau memang ini yang dia inginkan. Lana berdiri dengan tubuh gemetar di depan sebuah unit apartemen.
Matanya merah dan sembab karena kebanyakan menangis.
"Hei, are you okay?"
Lana tahu ia sangat tidak sopan datang ke apartemen seseorang ditengah malam seperti ini. Apalagi dengan pakaian yang sangat tidak rapi dan basah kuyup.
Ketika matanya menemukan Ray yang menatapnya penuh khawatir, Lana tidak lagi menahan untuk melemparkan diri pada pelukan cowok itu.
Ray yang kaget dengan sikap Lana termundur beberapa langkah sebelum akhirnya membawa gadis itu semakin dekat.
"It's okay, darling. I'm here,"
Lana tidak butuh ditanya. Lana tidak butuh apa-apa. Ia hanya butuh dipeluk untuk tetap merasa aman.
Sembari terus memeluk dan berkata bahwa semua akan baik-baik saja, Ray membawa gadis itu masuk dan menutup pintu apartemennya.
Laki-laki itu tidak perlu tahu dari mana Lana menemukan alamat tempat tinggalnya, tapi mengingat kedekatan gadis itu dengan orang tua asuhnya, Raka adalah kandidat paling memungkinkan.
"Kamu basah. Ganti baju dulu, ya?"
Lana menggeleng pelan. Ia masih menangis dan tidak bersedia melepaskan pelukan hingga membuat Ray akhirnya pasrah. Cowok itu hanya diam berdiri bersandar pada dinding di belakangnya memberikan waktu sebanyak yang gadis itu butuhkan.
"Kancil kecil itu sudah terbebas. Ibunya yang gila bahkan sudah mendapat tempat paling nyaman."
Lana bergerak. Tanpa melepaskan tangan dari pinggang Ray yang jangkung, ia mendongak dan menemukan Raynor yang tersenyum menenangkan. Tangan cowok itu terangkat untuk mengusap wajahnya yang basah.
"Kamu tahu yang membebaskan dia siapa?"
Lana menggeleng pelan.
"Malaikat cantik yang sangat baik hati. Sejak mengenal dia, si kancil jadi punya keinginan untuk bebas dan melawan buaya. Kancil jadi punya sesuatu untuk dia perjuangkan. Tapi kancil jadi gak tahu diri. Bagaimana mungkin makhluk kecil seperti dia menginginkan seorang malaikat untuk balik mencintainya?"
Entah karena memang tubuhnya yang menggigil kedinginan atau karena ucapan yang sangat menyedihkan itu, Lana kembali bergetar.
"No. Please--"
Ray tersenyum. Tangannya mengusap wajah Lana dengan lembut.
"Ganti baju dulu, ya?"
Gadis itu terdiam sesaat sebelum mengangguk kecil. Ray lalu menggandeng dan membawa gadis itu menuju kamarnya.
Lana menatap kamar yang berwarna abu-abu hitam itu dan duduk di kasurnya yang berwarna senada. Membiarkan Ray mengambil pakaian dan handuk untuknya mengeringkan diri.
"Air hangat dan pakaian bersih udah aku siapin. Kamu mandi dan ganti baju dulu,"
Dituntun oleh Ray menuju kamar mandi, Lana tidak menolak untuk membersihkan diri kali ini.
---
Wangi masakan langsung menyapa hidungnya ketika Lana selesai mandi dan berpakaian yang kebesaran. Karena menggunakan piyama laki-laki itu. Ia bahkan harus menggulung lengan baju dan celananya berkali-kali.
KAMU SEDANG MEMBACA
From Here to Mars [FIN]
عاطفيةPunya orang tua yang saling mencintai. Punya saudara yang paling bisa memahami. Punya sahabat yang selalu menjadi tempat berbagi. Hidup Lana sangat bahagia. Tidak pernah merasa kurang satu apapun. Tidak kasih kasih sayang, tidak perhatian, tidak ju...